March Alfian, laki-laki berdarah Inggris-Indonesia yang harus rela menjadi duda setelah sang istri yang ia nikahi selama satu setengah tahun, berselingkuh darinya. Alasan Mey, berselingkuh dari March hanya karena Mey ingin memiliki anak. Maklum saja, saat mereka baru menikah empat bulan, March mengalami kecelakaan yang membuat 'adik kecilnya' cidera dan harus mati suri. Segala pengobatan sudah March lakukan, bahkan obat perangsang dari dosis rendah sampai dosis tinggi pun sudah March minum, tapi hasilnya tetap nihil, 'adik kecil' itu tak kunjung sadar.
Setelah menjadi duda, banyak wanita mengejar-ngejar March, tanpa mereka tau apa masalah March yang sebenarnya. Begitupun dengan sang sekretaris pribadinya Febry. Febry yang sudah lama menyukai March pun merencanakan penjebakan untuk March agar dirinya bisa menjadi pengganti Mey. Tapi sayang, penjebakan yang di lakukan Febry malah membuat March harus meniduri July, seorang janda yang sedang mabuk. Dan keesokan paginya, disaat March membuka mata, ia sudah tidak menemukan July di sampingnya.
Akan kah March bisa menemukan July?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 31
"Benar ini teman mu?" Tanya Nenek Julya.
"Iya Nek. Tadi Julya hanya bercanda." Jawab Julya.
"Ayo masuk." Ajak Nenek Julya pada March.
Nenek Julya pun masuk terlebih dahulu lalu duduk di sofa sederhana di ruang tamu. Dan March menyusul dari belakang.
"Jangan bicara yang macam-macam degan Nenek ku!! Awas kau!" Gertak Julya saat March melewatinya.
Setelah March masuk, Julya pun menutup pintu rumah dan menyusul sang Nenek dan March yang sudah duduk di sofa ruang tamu. Julya pun mendudukkan dirinya di sebelah sang Nenek.
"Kenapa kau malah duduk? Buatkan teh atau kopi untuk teman mu ini!" Omel sang Nenek pada Julya.
March menggelembungkan pipinya mendengar Julya kena omel oleh sang Nenek.
"Cih." Decih Julya dalam hati.
"Mau minum apa?" Mau tak mau Julya bertanya pada March.
"Teh saja." Jawab March.
Julya pun berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan menuju dapur dan membuatkan teh untuk March.
"Perkenalkan Nek, nama saya March." Dengan penuh percaya dirinya March memperkenalkan dirinya sambil menjulurkan tangannya ke hadapan Nenek Julya.
"Ledi. Neneknya Julya." Balas Nenek Julya sambil menyambut uluran tangan March.
"Dan saya juga calon cucu menantu Nenek." Ucap March sebelum tangannya dan tangan Nenek Julya terlepas.
Mendengar pengakuan March, jelas saja mata Nenek Julya langsung membulat dan perlahan melepaskan tangannya dari tangan March.
"Apa kau bilang tadi? Kau calon cucu menantu ku? Apa maksud mu, kau dan Julya sedang menjalin hubungan spesial?" Tanya Nenek Julya.
March mengangguk mantap.
"Saya sudah melamar cucu Nenek. Tapi, cucu Nenek sangat keras kepala. Makanya saya datang kesini untuk meminta tolong pada Nenek membujuk Julya." Ucap March berbisik. Setelah mengatakan itu, March pun duduk seperti posisinya semula.
"Memangnya kau punya apa sampai-sampai berani melamar cucu ku?!"
"Yang pasti saya bukan pengangguran Nek, dan saya bukan laki-laki yang suka menumpang hidup dengan perempuan seperti mantan suami Julya." Jawab March penuh percaya diri.
"Kalau di lihat dari tampangnya sih, memang sepertinya dia laki-laki yang mapan." Gumam Nenek Julya dalam hati.
"Apa kau suami orang? Karena dari wajah mu, aku rasa kau bukan perjaka." Tanya Nenek Julya lagi.
"Saya memang tidak perjaka lagi Nek. Saya duda tanpa anak. Saya bercerai dari istri saya karena istri saya selingkuh." Jawab March.
"Woaaah. Kenapa nasib pernikahan mu sama dengan Julya?" Respon Nenek Julya setelah mendengar pengakuan March.
"Tapi apa kau tahu kalau Julya itu seorang janda?" Tanya Nenek Julya, ia takut kalau March belum mengetahui status Julya.
"Iya Nek, saya tau." Jawab March.
"Apa yang membuat mu menyukai Julya?"
"Semuanya." Jawab March. Yang ada di otak March saat ini adalah semua tubuh Julya termasuk cara Julya mereka bercinta di atas ranjang.
Sedangkan di pikiran Nenek Julya, maksud kata semua yang March ucapkan adalah kepribadian Julya.
"Ekhem." Tiba-tiba saja suara deheman Julya membuat percakapan Nenek Julya dan March harus terjeda.
"Serius sekali. Apa yang sedang kalian bicarakan?" Tanya Julya penasaran.
"Nenek hanya sedikit mengintrogasi teman mu ini." Jawab Nenek Julya.
Sambil meletakkan cangkir yang berisi teh ke atas meja yang ada di hadapan March, Julya memberi tatapan tajam pada March seolah ingin mengatakan pada March, "kau tidak bicara yang macam-macam kan March?!"
Melihat tatapan Julya, March menjulurkan lidahnya sedikit karena tau apa maksud tatapan tajam Julya.
Bersambung...