“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 16 Pingsan
Olivia menutup kafenya, dia menyempatkan diri untuk melihat kondisi toko bunganya. Sepedanya dia tinggal didepan pintu kafe, dia ingin berjalan kaki sampai ke apartemennya, selama perjalanan dia hanya memikirkan nasibnya sekarang, bagaimana dia bisa tenang jika harus bertunangan dengan seorang Ale. Meskipun ditolak dia juga tidak tau akan lari kemana, akan mengadu kesiapa, karena si pembuat kesepakatan sudah tidak ada semua.
Dia berjalan sekitar 45 menit, sekarang sudah dini hari sekitar jam 1, jalanan sepi tidak ada yang berlalu lalang.
Saat dia sudah sampai dia langsung membersihkan tubuhnya dan beristirahat.
“Ma Pa aku akan menemui kalian besok” – gumam Olivia sebelum tidur
Olivia tertidur 4 jam, sekitar jam 5 dia sudah terbangun, wajahnya tampak lesu, tidak bersemangat, matanya berkandung menandakan dia lelah.
Dia mengambil ponsel pintarnya yang terletak ditas yang biasa dia bawa kerja, mengetikkan sesuatu ke Anna
‘Ann, tolong jaga toko bunga dan kafe ya, aku ada urusan hari ini jadi tidak bisa ke toko dulu. Nanti ada orang untuk panggilan interview tolong kau interview dulu, jika dia masuk dalam kriteria kita, tidak masalah untuk kau pekerjakan di kafe. Terima kasih maaf merepotkanmu’ – Olivia
Setelah mengetikkan kalimat yang cukup panjang untuk Ann, dia langsung menuju kekamar mandi, membersihkan dirinya dan bersiap untuk pergi. Dia menggunakan pakaian serba hitam saat ini. Dia akan mampir ke toko bunga untuk mengambil bunga Lily kesukaan mamanya, yappss… dia akan ke makam orang tuanya.
Hampir 1 jam perjalanan dari apartemen ke toko buka dan langsung menuju ke makam.
Sekarang dia sedang berjongkok di kedua makan orang tuanya, meletakkan bunga yang dia bawah
“Pagi ma…pa…apa kabar kalian disana?”
“Apa kalian bahagia?”
“Aku sendirian disini” – dengan wajah sedih
“Ma… Pa… aku sedang bingung, apa benar kalian menjodohkan ku dengan tuan Ale?” – berhenti sejenak, dia hanya bisa merasakan hembusan angin tanpa jawaban
“Kenapa harus dijodohkan, aku bisa memilih pasanganku sendiri… aku juga bisa menjaga diriku sendiri” – air mata yang ditahan akhirnya meluncur juga
“Maaaa… Paaa.. aku tidak tau rencana kalian apa… tapi aku akan coba untuk meneriam perjodohan ini ….” – Olivia dengan tangisannya, dia sudah memutuskan jalan hidupnya sekarang.
Cukup lama dia mengobrol dengan kedua batu nisan disana. Hampir 2 jam Olivia duduk disana, menangis, terdiam dan sesekali membersihkan makam tersebut.
Disisi lain Roy pengawal yang dikirimkan oleh Ale sedang khawatir dengan orang yang dia lihat diujung sana. Dia menunggu cukup jauh selama 2 jam, tapi dia hanya melihat nona tersebut terdiam menunduk tidak ada pergerakan.
Saat dia hendak mengecek orang diujung sana, ponsel yang berada disakunya bergetar dan menunjukkan nomor Tuan Ale disana
“Tuan” – Roy dengan nada khawatir
“Kenapa dengan suaramu” – Ale dengan nada datar
“Maaf tuan, saya sedang dimakan orang tua nona Olivia tapi dari tadi nona Olivia tidak bergerak dari tempatnya. Saat hendak memeriksanya tuan” – Roy menjelaskan situasinya
“Sudah berapa lama?” – Ale langsung panik tapi dengan suara yang tertahan
“Sudah 2 jam lebih tuan” – Roy apa adanya
“Aku akan kesana” panggilan Ale langsung mati mendengar situasi itu
Ditempat lain Ale yang sudah berada dikantor memang menunggu ada meeting yang harus di hadiri pagi ini. Tapi mendengar itu dia langsng keluar dari ruangannya, Sam kaget
“Maaf tuan anda mau kemana?” – Sam yang melihat gerak-gerik tuannya cuku membuatnya kaget
“undur meetingnya sampai jam 11” – Ale yang masuk ke lift dan Sam yang masih mengekor
“Baik tuan, kita menuju kemana tuan?” – Sam dengan nada yang sedikit takut
“Ke makam orang tua Olivia” – Ale singkat
Kedua ornag itu langsung masuk kedalam mobil yang dikemudikan oleh supir saat ini, wajah Ale menegang, dia juga tidak tau kenapa dia bisa sekhawatir ini dengan Olivia.
Saat sudah sampai dia langsung menanyakan posisi Roy. Ale sudah menemukannya, dia mulai mendekati Olivia yang terduduk didepan orang tuannya
Dia menggoyangkan badan Olivia dan mengecek keadaannya.
“Lily” – Ale mengangkat kepaa Olivia dan ternyata Olivia pingsan. Badan Olivia panas dengan mata sembab dan sisa air mata dipipinya. Tanpa basa basi dia langsung menggendong Olivia dengan gaya bridal style.
Saat di mobil dia masih memangku Olivia dalam gendonganny, tidak melepaskan sama sekali.
“Kerumah sakit pak” – Sam langsung memerintahkan ke sopir tersebut
“tidak kita kekantor” – Ale menyela, dia bermaksud akan memanggil dokter pribadinya
“Panggil Paman Rey” – perintah Ale ke Sam saat itu
Olivia masih tidak saat didalam kukungan Ale saat ini.
Perjalanan sekitar 20 menit sudah terlewati, Sam sudah membuka pintu mobil tuannya. Ale langsung keluar dengan membawa Olivia yang ada digendongannya. Karwayan disana tampak terpaku dengan kedatangan bosnya dengan membawa wanita digendongannya, dia tidak melihat wajah wanita itu karena wajahnya tersembunyi di dada Ale.
Ale masuk kedala ruangannya dan membuka ruangan istirahat yang ada dikantornya, meletakkan Olivia disana dengan lembut, menutup tubuh Olivia dengan selimut, merapikan rambutnya dan membersihkan wajahnya dari bekas air mata.
“Tuan Ale” – dokter Rey berada di ambang pintu ruang istrirahatnya
“Paman tolong periksa dia” – Ale menyerahkan semuanya ke dokter Rey
Dokter Rey langsung mengecek semua kondisi Olivia, Ale masih disana melihat gerak gerik dan semua kegiatan yang dilakukan dokter Rey.
“Kondisinya baik-baik saja, infusnya akan meredahkan demamnya, dia hanya kecapean” – Dokter Rey menjelaskan dengan baik
“Makasih paman” – Ale berterima kasih dokter paruh baya yang sudah dia anggap pamannya sendiri.
“Aku akan resepkan obat, biar Sam yang akan tebuskan untuknya” – dokter Rey langsung keluar untuk memberikan ruang untuk mereka berdua
Ale mendekati Olivia dan mengecup kening Olivia lama.
“Istirahatlah Lily” – Ale berjalan keluar dari ruang istirahatnya
Ale langsung menuju ke meja kerjanya menyiapkan semua bahan meetingnya dan memberikan informasi ke Sam untuk memulai meetingnya sekarang sebelum Olivia terbangun.
Ale dan Sam berjalan kelantai bawah untuk melakukan meeting dengan karyawan lainnya.
Setelah meeting selama 2 jam, Ale berjalan tergesa menuju ruangannya, dia mengecek keadaan Lily-nya, dia belum bangun, dia mengecek suhu tubuh nya dan ternyata suhunya sudah turun menjadi suhu normal. Cairan infus yang tergantung masih meninggalkan setengah cairan.
Setelah itu Ale keluar dari ruangan tersebut dan melanjutkkan pekerjaannya. Dia melepaskan jasnya, menggulung sebagian lengan kemejanya dan sibuk dengan berkas-berkasnya. So hot…
1 jam setelah itu ada wanita yang bergerak sadar dari tidurnya.
“Dimana aku?” – Olivia melihat lihat hal disekitarnya
“Ini di ruang istirahatnya tuan Ale” – gumamnya, ini adalah tempat yang pernah didatangi dulu
“Kenapa aku bisa disini?” – gumamnya dan melirik kearah tangannya yang sedang diinfus
“Hufftt badanku sakit semua” – Olivia mencoba untuk duduk melihat pemandangan dari cendela besar diruangan tersebut.
Dia keluar dengan menyeret tiang infusnya. Ceklek…..
Ale tidak sadar jika Olivia sudah berjalan keluar tanpa alas kaki dan menyeret tian infusnya sendiri
“Tuann” – Olivia mengintrupsi dengan suara seraknya
Ale yang mendengar itu langsung menghentikan kegiatannya, melirik Olivia sekilas tanpa menghampirinya.
“Kau lapar, duduk lah, disana ada makan siang untukmu” – Ale menahan egonya seperti tidak peduli dengan Olivia saat ini.
Tanpa ba bi bu Olivia memang sangat lapar saat ini, langsung duduk disofa dan membuka makanannya, dia makan dengan sangat tenang.