Selir, Gairah Pria Kesepian

💥💥💥

"Maafkan saya sudah membuat syarat itu pada kamu,"

"Sudah terlanjur Tuan, mau bagaimana lagi? saya udah menikah dengan anda." pungkas Chika

"Yaa! dan keputusan itu sungguh membuatmu rugi,"

Chika terdiam sebentar,

"Apa anda menyesal?" tanya Chika

"Hmmm, entahlah."

"Jika saja istri Tuan tau, pasti dia sakit hati."

"Ku harap dia gak akan tau. lagi pun tiga bulan lagi dia akan pulang,"

"Makanya anda pakai saya selama tiga bulan?" tanya Chika, seakan suaranya tercekat

"Iya." jawabnya, membuat hati Chika mencelos. secara tidak langsung dirinya dibuang oleh pria ini

Habis pakai sepah dibuang, seperti itulah istilahnya.

Andrew semakin mengeratkan tubuhnya dengan Chika, menempelkan bibirnya di tengkuk leher wanita itu hingga membuat Chika merasa geli. ditambah lagi pria itu mulai mengecup lehernya, menelusuri sehingga suara des*han pun tercuat dari bibir Chika.

Andrew membalikkan tubuh Chika perlahan menghadap padanya, merengkuh tubuh wanita itu dan mulai melanjutkan kegiatannya menelusuri leher jenjang yang mulus tersebut.

Chika hanya pasrah, matanya memejam sembari mengeluarkan lenguhan yang di rindukan Andrew. tangan nakal itu juga mencuri kesempatan, meremas bokong sang istri hingga membuat Chika hampir melayang.

Aaakkh ....

Andrew menuntun gadis itu untuk ke sofa, membaringkan tubuhnya disana dan mulai melanjutkan kegiatannya agar lebih intim mereka rasakan..

Chika menggantungkan kedua tangannya di leher Andrew, membalas sesapan suaminya yang telah menjelajah jauh didalam sana. li*ah mereka bermain dengan begitu lihainya, mengeluarkan lenguhan disepanjang perciuman panas yang mereka lakukan

Hingga sesuatu dibawah sana telah terbangun, Chika dapat merasakan benda keras yang baru tumbuh itu.

Chika tersadar, gadis itu menahan bibir itu lagi.

"Ada apa?" Andrew mengernyit heran

"Ada yang mulai keras," lirih Chika

Andrew merasakannya, juniornya sudah terbangun akibat percintaan sesaat mereka. ia pun bangkit,

"Saya masih datang bulan,"

Andrew berpikir keras, hingga ia teringat akan suatu hal.

Chika terbelakak kaget

**

"Ku harap datang bulanmu itu selesai dengan cepat!" tegasnya dengan dingin

"Dih! kalau masalah itu saya tidak bisa mengatur, orang itu tergantung didalam sini. asal jangan melewati satu minggu aja, bisa bahaya." gerutu Chika, membenahi pakaian dan tatanan rambutnya

"Hmmm," pria itu bergumam

"Setidaknya melakukan hal tadi sudah cukup," sambungnya

Hening, terdiam beberapa saat

"Ah, kalau gitu saya balik dulu, Tuan." pamit Chika

"Disini aja, temani saya bekerja sampai sore." sergah Andrew

"Mana mungkin Tuan, sedangkan saya dianggap pembantu kalau di dunia luar. Tuan mau karyawan anda mengira saya adalah simpanan??"

"Hmmm, yaudah terserah kamu aja."

"Oke, byeee!" Chika melambaikan tangannya, kemudian ia bergegas pergi bersama tas selempang dan juga paperbag nya.

Chika tersenyum manis kepada semua orang yang melewatinya, hingga ia dapat melihat raut wajah Sekretaris Andrew tersebut. membuatnya gigit bibir kuat-kuat. merasakan ketakukannya benar-benar terjadi.

Namun Chika tak peduli, ia tetap berjalan melewati koridor tersebut hingga menghampiri benda persegi yang bisa membawanya pergi.

"Kak, itu siapa sih? lama banget di ruangan Tuan Andrew," salah seorang pegawai berbisik pada sang Sekretaris

"Gak tau, apa mungkin pelayan Tuan di rumah?"

"Pembantu? cantik amat kalau standar pembantu,"

"Ah entahlah, kamu balik kerja sana! bukan urusan kita juga. lagi pun kalau misalnya simpanan Tuan juga gak masalah," ujar Sekretaris itu

"Kok gitu ngomongnya kak?"

"Ya gak apa-apa, hehe, kerja sana!"

**

Chika, setelah menyempatkan diri untuk ke Kantin menemui sahabatnya, kini ia telah kembali ke Apartement Andrew. membuang tasnya ke sembarang arah lalu merebahkan tubuh diatas ranjang, menatap langit-langit kamar ruangan itu.

Seharian yang melelahkan hingga sekelebat tentang surat perjanjian itu kembali mengganggu pikirannya.

"Seharusnya aku senang yaa setelah tiga bulan aku gak berurusan lagi sama pria ini. tapi-rasanya beda ... kehormatan ku diambil dengan mudah dan setelah waktunya habis aku bakal dibuang kayak sampah."

"Kok nyesek sih ... apa begini rasanya jadi selir?"

"Ternyata gak menyenangkan yaa, walaupun orang mengira status itu sungguh hina. tapi kita yang merasakannya sangat pedih disini." Chika menunjuk dadanya.

Ya, begitulah ... terkadang sesuatu yang terlihat dari luar bukan berarti seseorang itu bahagia didalam hatinya. Mereka hanya menunjukkan topeng palsu, tersenyum seakan menyenangkan jadi pilihan orang tajir untuk melayaninya.

Padahal tidak, sesungguhnya mereka tidak tega menjadi perusak rumah tangga orang. dan juga hatinya akan terasa hancur saat itu tiba dimana telah dicampakkan begitu saja.

Uang bukanlah apa-apa selain harga diri yang selama ini dipertahankan. dan Chika merasa sungguh berdosa pada istri pertama Tuannya yang jauh disana tidak mengetahui perilaku suaminya.

Tidak terasa gadis itu telah jatuh ke dalam mimpi yang indah, ia tertidur sesaat air mata kembali jatuh membasahi pipinya.

💥💥💥

Maaf lambat update ya kakak ... ada acara 17an disini. hehe

yuk like, koment dan hadiah poinnya yaa 😉🙏