Hidup tanpa kebahagiaan itu bagai sayap tanpa bulu,sebuah kemustahilan yang tidak dapat masuk logika,setidak berguna sayap pada ayam yang tidak bisa terbang,setidaknya sayap itu masih memiliki bulu yang indah,begitu pun juga dengan kehidupan,seburuk-buruknya hidup,akan ada setitik cahaya kebahagiaan didalamnya,namun semua itu tidak berlaku pada kehidupan yang di jalani oleh sesorang remaja cantik bernama aleza,sebesar apa memangnya penderitaan hidup yang gadis itu alami?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari pekerjaan
Eza sempat menjenguk makam bi surti dan pak hendra sebelum ia memutuskan untuk segerah mencari kontrakan,dan eza berjanji,selama eza masih mampu berdiri,eza akan terus mencari siapa pria berbaju hitam itu dan memberikan pria itu pelajaran atas semua kejahatannya,menggunakan tangannya sendiri.
"Semoga bera ya dek." Ujar ibu kos sambil memberikan eza sebuah kunci,eza tersenyum manis.
"Bibi,eza pinjam dulu ya uangnya,eza pasti bakalan terus berjuang keras untuk mendapatkan lebih banyak uang lagi,dan eza juga berjanji untuk terus semangat menggapai impian eza agar bibi dan bapk bisa bangga sama eza." Batin eza sambil menggengam erat kunci sebuah kamar kontrakan di tangannya.
Ceklekkk....
Pintu terbuka,menampilkan sebuah kamar yang hanya memiliki luas empat kali tiga meter dengan sebuah kamar mandi kecil,kasur tipis dan sebuah lemari sederhana yang mengisi ruang kamar tersebut,dengan dapur yang dibuat terpisah dilantai satu.
Memang sangat sederhana,maka dari itu eza mesti mengeluarkan beberapa uang lagi untuk membeli perabotan dan kebutuhan hidupnya yang lain.
"Eza merebahkan tubuhnya diatas kasur busa,menatap langitt-langit kamar dan ia kembali merenung,tanpa eza sadari sendiri,air matanya kembali mengalir,menyadari itu eza segerah mengusap air matanya kasar,merasa jika cengeng dan lemah itu hanyalah sifat menyebalkan yang akn membuat hidupnya semakin sulit,eza harus kiat dan eza harus bisa belajar hidup mandiri!!!.
Bisik-bisik kembali eza dengar ketika ia sedang melewati lorong sekolah,memilih abai dan kembali menguatkan hatinya,hingga kini,eza sudah sampai didalam kelasnya,menatap ke penjuru kelas.
Terdengar helaan nafas dari mulut seseorang,eza menatap kedatangan beberapa siswi dengan ekspresi malasnya,entah apalah yang akan geng itu lakukan padanya.
"Hai gadis pembunuh,selama tiga hari ini kau kemana saja hemmm?,aku jadi merindukan ku tau." Ujar lisa sambil memeluk tubu eza begitu kuat.
"Akhhhh....,hey apa yang kau lakukan?." Teriak eza ketika tali ku*ang nya tiba-tiba saja gadis itu tarik,menimbulkan suara yang lumayan keras,semua orang dikelas tertawa,menertawakan sesuatu yang seharusnya tidak layak di tertawakan,terutama teman-teman perempuanyya.
"Wahhh,eza, suaranya keras sekali,kalau boleh tau kau memakai merk apa dan ukiran apa?, apakah milikmu besar?, sebesar apa?." Lisa semakin menjadi-jadi,dan suara tawa yang terdengar dikelas pun semakin kencang dan ramai.
Brakk......
"Apa yang kau lakukan?, apa masalahmu,tak sepantasnya kau menanyakan hal itu di tempat umum." Teriak eza sambil menggebrak meja miliknya,ia terlihat sudah tidak bisa lagi menahan marahnya.
"Uhhhh,kau marah?, kenapa marah?, kan kami hanya menanyakan hal biasa sesama perempuan,bukankah begitu?." Antek-anteknya menganggukan kepalanya sambil terkekeh.
"Masalahku?,aku tidak memiliki masalah asl kau tahu."
Brakkk....
Lisa mendorong tubuh eza lumayan keras,hingga tubuh mungils gadis itu terhantuk pada dinding kelas bagian belakang.
"Bukankah yang bermasalah itu kau, KAU YANG MEMBUNUH SAUDARAMU SENDIRI,KAU ADALAH PEMBUNUH!!!." Teriak lisa sambil menjambak rambut eza begitu kuat,eza meringis kesakitan,merasakan tubuhnua yang harus kembali terkoyak oleh tangan seseorang.
Dirinya masih lemah sekarang,maka dari itulah eza belum bisa melawan.
Charles yang melihat itu sudah bangkit,hendak berlari dan menolong gadis yang tengah di rundung oleh beberapa murid dari kelas sebelah,namun belum sempat dirinya melangkah suara seseorang diseluruh ruangan kelas.
"Apa yang sedang terjadi?, apa yang kau lakukan lisa?!!." Teriak bu alice ketika melihat keadaan yang begitu kacau di kelasnya.
"Eummm saya cuma lagi menghukum seseorang pembunuh bu guru." Balas lisa begitu santai,bu alice terilihat menghela nafasnya,eza harap-harap cemas,wali kelasnya itu jelas bisa melihat kelakuan lisa,mungkin saja masalah ini bisa di isut dan gadis preman itu bisa segerah di buat jera,dan semua murid disekolah ini pun tak pernah lagi takut di perlakukan semenah-menah.
"Lisa,bisa kamu melepaskan dulu eza nya,ibu mau bicara sebentar,ibu pinjam dulu ya?."
Pinta bu alice dengan nada yang begitu lembut,hati eza seketika berdenyut mendengar penuturan dari wali kelasnya itu.
Kenapa sangat jauh dari presiksinya,padahal guru itu jelas-jelas bisa melihat bagaimana tindakan gila gadis di hadapn eza ini,namun kenapa...?
"O-oh,mau di pinjam ya,yaudah deh,tapi nanti balikin lagi ya,kita belum selesai memberi gadis pembunuh ini pelajaran." Bu alice terlihat menganggukan kepalanya.
Tangan eza tiba-tiba saja di gengam oleh bi alice,wali kelasnya itu mulai mengandeng eza ke ruang guru,suasana di dalam ruang guru sendiri sekaraang tengah sepi,karena guru-guru yang lain tengah mengajar di kelasnya masing-masing.
"Ibu mau bicara eza."
"Tapi ibu harap kamu bisa menerima informasi ini dengan lapanh dada yah,ibu akan selalu bantu kamu sebisa ibu oke?." Ekspresi wali kelasnya terlihat begitu serius,eza jadi semakin penasaran.
"E-eza,maaf,tapi....,kepala sekolah nyuru ibu buat maksa kamu keluar dari sekolah ini,ada dua pilihan,dikeluarkan secara paksa oleh pihak sekolah atau mengundurkan diri dan pindah sekolah yang lain."
"Tapi ibu janji kok,ibu pasti bisa masukin kamu ke sekolah yang lain lagi yah?, kamu jangan putus asa dulu,kamu pinter loh,ibu pasti bakalan bantu kamu,pasti!!!."
Deg....
Eza menatap wajah wali kelasnya dengan tatapan tak percaya,apa yang gury itu bicarakan,dikeluarkan?, apa kesalahan,dan kenapa?.
Ujian apa lagi ini tuhan?, eza benar-benar menyerah jika dirinya terus di hantam oleh banyaknya ujian berat seperti sekarang.
"T-tapi kenapa bu?." Tanya eza mencoba untuk menanyakan penyebab utamanya.
"B-beberapa orang tua murid komplain karena keberadaan kamu di sekolah ini, mereka berkata,jika anak mereka tidak mau disatukan dengan murid seperti kamu,dan permintaanya itu sangat amatlah banyak,jadi kepala sekolah pun segerah memberikan peringatan keras kapada ibu untuk membuatmu mengundurkan diru dari sekolah ini secepatnya." Jelas bu alice dengan bergetar.
Eza mulai memainkan tanganya,ini semua terlalu jahat untuk dirinya yang lemah dan cengeng,ketika meningat kejadian kemarin,rasa sakit di hatinya kembali terasa berkali-lipat.
"T-tapi buu...."
"Ibu mengerti perasaan kamu eza,maka dari itu,ibu mohon ya,kamu mengundurkan diru aja dari sinii,ibu pasti bakalan bantu kamu sepaya kamu bisa kembali ke SMA negri yang lainya."
Ceklekk...
Eza berjalan dilorong sekolah dengan perasaan hancur dn kecewa yang begitu menumpuk didalam hatinya,matanya memerah seolah tengah menahan sesuatu yang hendak terjatuh.