NovelToon NovelToon
Dear, My First Love

Dear, My First Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dokter Genius / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:16.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Anson adalah putra tunggal dari pemilik rumah sakit tempat Aerin bekerja. Mereka bertemu kembali setelah tiga belas tahun. Namun Anson masih membenci Aerin karena dendam masa lalu.

Tapi... Akankah hati lelaki itu tersentuh ketika mengetahui Aerin tidak bahagia? Dan kenapa hatinya ikut terluka saat tanpa sengaja melihat Aerin menangis diam-diam di atap rumah sakit?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

"Besok kembalilah ke bangsal VVIP, aku sudah dengar yang sebenarnya. Perawat bernama Fini itu sudah menjelaskan semuanya." kata Anson begitu pelukan mereka terlepas.

"Sekali maafkan aku atas sikap kasarku. Waktu itu aku terlalu emosi karena mendengar kau akan ..."

bertunangan,

Kata Anson lagi. Aerin masih belum bicara. Namun satu hal yang pasti, dia tidak mau lagi kembali ke tim Anson. Terlalu banyak hal yang membuatnya merasa tidak nyaman di sana. Termasuk bertemu dengan lelaki itu tiap hari. Dia juga punya harga diri. Tidak segampang itu membawa dia kembali.

"Aerin, kau mendengarku?"

"A ... Aku harus pergi sekarang. Tidak baik berlama-lama di rumahmu." Aerin ingin menghindari bicara soal pekerjaan. Ia pun berdiri dari kasur.

"Dengan gaya begitu? Kau yakin?" Anson memandangi penampilan Aerin dari bawa ke atas. Aerin yang sadar langsung menutup bagian dadanya dengan tangan. Ya ampun, memalukan sekali. Ia pun langsung meraih pakaiannya dari tangan Anson dan berlari cepat masuk ke dalam kamar mandi.

Anson tertawa kecil. Aerin kalau sudah gugup begitu jadi lucu sekali. Menggemaskan.

"Aku pergi dulu. Terimakasih sudah mengijinkan aku menginap di sini semalam." tak lama kemudian gadis itu keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap. Ia pun berbalik hendak keluar kamar, namun Anson cepat-cepat meraih pergelangan tangannya.

Aerin berbalik, menatap bingung Anson.

"Sarapan dulu baru pergi. Aku akan mengantarmu nanti."

"Tidak perlu, aku tidak lapar, aku juga bisa pulang sendiri." tolak Aerin halus.

"Jangan membantah, kau belum makan dari semalam nona Aerin." Anson lalu bangkit dari tempat tidur tanpa melepaskan genggamannya dari Aerin. Ia berjalan keluar kamar sambil menarik Aerin ikut dengannya.

Mereka melewati para pembantu yang langsung membungkuk hormat.

"Selamat pagi tuan muda dan nona muda."

Aerin tersenyum kikuk. Nona muda? Baginya terlalu berlebihan. Dia bukan siapa-siapanya Anson, dan bukan siapa-siapa juga di rumah ini. Rasanya tidak pantas dipanggil nona muda.

Ketika hampir mencapai ruang makan, mata Aerin melihat ada orang yang dia kenal tengah duduk di meja makan. Kepala rumah sakit. Mr Jewish. Astaga, kenapa Aerin sampai lupa kalau papanya Anson adalah kepala rumah sakit tempat dirinya bekerja.

Bagaimana ini? Dia malu bertemu dengan lelaki paruh baya tersebut apalagi dalam keadaan begini. Gadis itu mendadak berkeringat dingin. Ada wanita lain yang duduk di sana juga. Mungkin mama tirinya Anson dan yang satunya lagi entah siapa. Aerin tidak kenal. Usianya masih muda. Tentu saja Aerin tahu karena gadis itu mengenakan pakaian SMA. Lalu Aerin merasakan telapak tangan besar milik Anson menyentuh dahinya.

"Kau sakit?" lelaki itu bertanya lembut.

Aerin menggeleng.

"Tubuhmu panas."

"Tidak. Aku hanya terlalu gugup bertemu keluargamu, lebih baik aku pulang saja." kali ini Aerin berjinjit dan berbisik ditelinga Anson . 

Anson terkekeh.

"Kenapa gugup? Ini bukan seperti kau ingin datang melamarku di depan orangtuaku." katanya dengan tatapan menggoda.

Aerin melotot. Apa-apaan sih Anson ini. Bukannya membantu, malah bikin lebih gugup. Kenapa juga laki-laki itu bercanda begitu. Kan dia yang paling tidak suka Aerin dekat-dekat dengannya dari dulu. Apa laki-laki ini sengaja ingin mengejeknya karena dulu dia selalu terus mengejarnya?

"Ayo ikut saja." Anson menarik Aerin lagi.

Dan disinilah mereka sekarang. Di meja makan. Aerin duduk di sebelah kanan Anson yang berhadapan langsung dengan sih gadis cantik berseragam SMA. Gadis itu terus menatapnya hingga Aerin merasa kurang enak. Apalagi Mr.Jewish dan istrinya ikut menatapnya juga.

"Jangan menatapnya seperti itu Zuya. Kau akan menakutinya nanti." Anson memberikan peringatan kepada gadis yang ternyata namanya Zuya.

"Kakak cantik ini siapa bang, pacar abang?" Zuya melirik Anson dan bertanya dengan wajah berseri-seri. Anson tidak menjawab, hanya menatap tajam sang adik tiri. Ya, Zuya adalah adik tiri yang dua belas tahun lebih muda darinya. Umur gadis itu delapan belas tahun.

"Bu ... Bukan," Aerin yang menjawab karena Anson tidak ada tanda-tanda mau menjelaskan.

"Aku ..."

"Makan dulu. Setelah itu baru bicara."  Mr. Jewish memotong perkataan Aerin. Mau tak mau gadis itu terdiam. Canggung sekali rasanya.

"Makan ini. Aku lihat tubuhmu terlalu kurus, harus perbanyak makan yang bergizi tinggi." Anson memasukkan dua sendok besar bubur ayam di mangkok Aerin juga menaruh beberapa jenis sayuran ke piring yang lain lalu meletakkan di dekat Aerin. Aerin menatap pria itu lama.

"Kenapa? Walau tidak suka sayur harus tetap di makan. Sayuran baik untuk tubuh. Kau pasti tahu itu karena kau juga seorang dokter."

Sikap berbeda yang Anson tunjukan ke Aerin sukses membuat seluruh keluarganya merasa heran. Mereka berpandangan. Zuya dan mamanya bahkan saling bertukar senyum. Anson jarang sekali berbicara panjang lebar begitu. Apalagi pada lawan jenisnya.

"Pa, kayaknya sebentar lagi papa bakalan punya cucu deh. Apalagi semalam abang berani bawa masuk pacarnya ke kamar. Pasti semalam ..."

Uhuk uhuk ...

Aerin langsung terbatuk-batuk. Anson cepat-cepat memberinya air putih sembari mengusap-usap punggung Aerin. Pria itu tak lupa melemparkan tatapan mautnya ke Zuya. Gadis remaja itu justru tersenyum lebar.

Selama ini Zuya tidak pernah lihat abangnya jalan dengan perempuan. Di luar negeri tidak, dalam negeri pun belum pernah sekalipun. Sampai hari ini. Jelaslah antusiasnya tinggi sekali. Apalagi tatapan mata dan sikap abangnya terhadap wanita yang bersamanya itu tidak bisa bohong. Dengan sekali lihat, Zuya tahu abangnya pasti menyukai kakak perempuan yang entah siapa namanya itu.

"Bagaimana?" Anson bertanya sambil terus mengusap-usap punggung Aerin.

"Su ... Sudah." Aerin makin salah tingkah di depan keluarga lelaki itu.

"Kamu yang namanya Aerin?" suara dr. Jewish terdengar sangat berwibawa.

Aerin mengangguk.

"Gurumu adalah sahabat baikku. Dia selalu cerita tentangmu dan keahlian yang kau miliki. Katanya kau murid yang baik."

"Ah, aku tidak sebaik yang guruku ceritakan." Aerin merendah.

"Ada banyak gosip di luar sana. Jangan terlalu dipikirkan. Dan kau Anson," mr. Jewish menatap sang putra.

"Jangan asal keluarkan anggotamu saat emosi. Papa tidak akan ikut campur dengan masalah pribadi kalian, tapi saat bekerja kalian harus profesional." Mr. Jewish menatap putranya dengan sorot mata tajam.

Aerin dan Anson saling menatap, lalu Aerin memalingkan wajahnya canggung.

"Sudah, sudah. Jangan bahas masalah kerjaan lagi. Lanjutin sarapannya. Nak Aerin, ayo habisin makanan kamu. Nanti keburu dingin loh."

"Iya tan ..."

"Jangan tante, panggil bunda aja. Kayak Anson sama Zuya." kata wanita paruh baya itu tersenyum ramah. Aerin menatap Anson sebentar lalu tersenyum kaku pada wanita dewasa di depan sana.

"B ... Bunda," ia menyebut kata itu dengan perasaan kaku. Di sebelahnya, sudut bibir Anson terangkat. Lelaki itu pura-pura cuek tetapi sebenarnya tidak.

1
lidya makadada
Luar biasa
Ratna Komala
itu kan ada dokter anestesi cb Laras dan Rara di suntik dl supaya aman,tentram,damai 😅😅😅😅
Risty
Lumayan
Ratna Komala
sedih bngt...tanggung jawab nih Thor semua readers pada 😭😭
Ratna Komala
ko ada ya orang tua kyk gitu.....aduh ortu macam apa itu..
Ratna Komala
aduh aerin...jgn ikut lah,ngapain jg udah di sakitin jg di tmpt kerja eh mlh skg DTG,gimana sih....
dhedoy wahyudi
Luar biasa
Nicky Andong
walah tua" keladi udh bau tanah, emang pas sama nenek sihir 😁👹👹
Yuliana Pesik
Luar biasa
Lola Melinda
by
Ratna Wati
lanjutttttt Thor
Eni Ria
happy end
Eni Ria
ternyata,,,
Endah Lestary
Luar biasa
Ratna Wati
emang ada ada gitu,cewek yg brutal begitu??? dokter loh....
Sri Utami
Luar biasa
Ratna Wati
hadeeehhh tahan nafas....
Eni Ria
di balas dong
Eni Ria
pepet trus nick
Nandaa
/Angry/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!