hati siapa tak luka, setelah kegagalan menikah kini harus gagal lagi di karnakan pengantin laki-laki nya meninggal dunia tepat di hari pernikahannya. sedangkan yang pertama gagal karna laki-laki nya membatalkan dan memutuskan hubungan.
kenapa rangga membatalkan pernikahannya dan rendy meninggal karna apa, akankah mawar dan rangga akan bersatu ?!
siapkan tisu kakak dan kita simak ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uli Rull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mawar memohon kepada rangga
Bab 6
"Masih menangis juga ?" tanya ibu nya berdiri di samping ranjang yang di hias sedemikian indahnya
"Ibu tidak akan pernah tau perasaanku bu." jawab mawar pelan dan tertunduk.
Mendengar ucapan anaknya, bu ratna yang tadi nya marah menjadi kasian. Lalu ia duduk dan memeluk putrinya sambil menangis.
"Ibu tahu nak.. Ibu sangat tahu.. Lalu mau bagaimana lagi.. Kita hanya bisa menerima apa yang sudah di tentukan yang maha kuasa. Mungkin ini jalan cerita hidup, nak.." ucap ibunya sambil mengelus-elus kepala mawar dalam pelukannya.
"Maaf kan ibu, bukan ibu tidak mengerri perasaanmu nak.. kamu tahu.. Tadi sore abah dan umi datang menyerahkan uang ini sebagai tanda ganti rugi dan tanda bahwa rangga benar-benar membatal kan menikah denganmu. Ucap bu ratna sambil mengambil amplop itu dan memperlihatkan kepada mawar.
"Tidak mungkin bu.. Mas rangga mungkin bercanda." ucapnya sambil berlinang air mata merasa tidak percaya.
"Kamu masih tidak percaya mawar.. ?" tanya ibunya.
"Terserah kamu, ibu cape meyakinkan mu harus bagaimana lagi. Ucap bu ratna sambil meninggalkan mawar di kamarnya.
"Aku benar-benar tidak percaya, mas rangga tega melakukan ini semua. Tidak. Sebelum terlambat aku harus kesana meminta ia mengurungkan niatnya. Ia aku harus kesana." Ucap mawar bicara sendiri.
Kemudian mawar beranjak dari ranjangnya, dan iya memastikan agar tidak ada orang yang melihat dia keluar. Kebetulan di dalam rumah sudah sepi, tinggal di luar rumah pun sepi, mungkin karna hujan jadi mereka kembali ke rumahnya masing-masing. Mawar pun pergi meninggalkan rumahnya dengan hujan-hujanan. Dia tidak peduli dirinya ke hujanan basah kuyup mau sakit dia tidak perduli yang terpenting niatnya terlaksanakan.
Di kediaman juragan dito.
"Pah.. bukannya uang ganti rugi sudah di serahkan oleh mas rangga, terus kenapa hajatannya masih di gelar ,?" tanya elsa kepada papahnya yang sedang menikmati kopi.
"Sayang.. Rupanya papah lupa memberi tahumu ya." ucap papahnya
"Tentang apa pah.. ?" ucap elsa sambil duduk di samping papahnya.
"Ya tentang mawar.. Jadi.. Si mawar itu tetap akan menikah sayang.." ucap papahnya sambil mencubit hidung elsa.
"Apa pah.. ?" ucap elsa terkejut sambil berdiri.
"Sayang, sayang.. Tenang dulu.. Dengarkan dulu.. ?!" ucap papahnya sambil menarik elsa suruh duduk lagi
"Papah ini gimana sih, si mawar lanjut nikah kok papah malah nyuruh elsa tenang.." ucap nya cemberut dan melipat tangannya seraya duduk
"Iya sayang.. Mawar itu memang akan menikah.. Tapi bukan dengan rangga.." ujar nya sambil memegang bahu elsa.
"Terus kalau bukan sama mas rangga, sama siapa dia nikah pah.. ?" ucap elsa penasaran
"Dia menikah, dengan teman papah.. Juragan dadang." jawab nya tersenyum
"Apa pah. Dengan juragan dadang.. Bukan nya dia sudah punya istri dua berarti mawar jadi istri ke tiga pah ?" tanya elsa
"Iya sayang.. Yang penting dia tidak jadi menikah dengan rangga." ujar juragan dito.
Elsa tersenyum senang akhirnya kecemasannya sudah teratasi semua.
Di kamar rangga melamun
"Besok adalah pernikahan mawar dan juragan dadang.. Sesungguhnya aku tak ikhlas, wanita yang kucintai menikah dengan laki-laki yang sudah berumur. Itu gara-gara aku." ucap nya dalam hati seraya menangis.
Tiba-tiba pintu rumahnya ada yang menggedor-gedor
"Mas rangga buka.. Mas.. ?" terdengar suara mawar dari luar.
Umi dan abah yang hendak tidur barusaja merebahkan badannya di atas kasur mendengar teriakan mawar memanggi-manggil.
"Bah.. Itu seperti suara mawar ?" ucap umi kepada abah
Kemudian umi dan abah bangun dan keluar dari kamarnya.
"iya bener bah.. Itu suara mawar.." ucap umi
Lalu umi dan abah menuju pintu dan membuka nya. Sungguh terkejut umi dan abah melihat mawar yang basah kuyup sambil menggigil dan menangis.
"Mawar.. Kamu nak.. Astaghfirullah.. ?" ucap umi
"Umi... ?" jawab mawar langsung mereka pelukan dan mereka menangis
"Kenapa kamu hujan-hujanan seperti ini nak.. ?" ucap umi seraya mengusap-usap air mata di pipi mawar
"Umi.. Abah.. Hix hix hix.. Mawar gak mau nikah sama juragan dadang.. Umi.. Tolongin mawar.. ?!"
"Iya nak.. Umi tahu.. Tapi umi tidak tidak berdaya.." ucap umi menangis
Rangga mendengar tangisan mawar di balik pintu kamar. Sungguh ini semua mengiris hatinya, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia sudah berjanji kepada juragan dito. Rangga pun menangis.
"Umi.. Mana mas rangga.. ?" tanya mawar sambil menangis
Rangga yang sedari tadi mendengarkan diapun keluar dari kamarnya. Dan dia berdiri dekat pintu kamar. Mawar menoleh ke arah suara pintu di buka, dan ia melihat rangga sudah berdiri. Mawar pun tambah menangis tersedu-sedu sambil menghampiri rangga.
"Mas.. " kata-katanya terhenti. Mawar menjatuhkan tubuhnya dan berlutut di kaki rangga. Sementara rangga sendiri masih berdiri dan menangis. Ia ingin rasanya memeluk mawar, tapi ia tahan.
Umi dan abah pun yang menyaksikan ikut menangis.
"Mas.. Aku mohon mas.. aku gak mau nikah sama dia, aku gak mau... Hix hix hix.. aku hanya ingin nikah sama kamu mas.. ?!" ucap mawar sambil nangis dan masih berlutut
"Bangunlah mawar.. ?" suruh rangga kepada mawar
"Tidak mas.. Aku tidak mau bangun sebelum kamu mau nikahi aku mas.. Hix hix hix.." jawab mawar masih besimpuh di kaki rangga.
"Sudah kubilang aku tidak akan menikahimu mawar.. Sekarang kamu pergi dari sini. Pergi... ?!" rangga berteriak.
"Tidak mas.. Aku mohon.. Aku tidak mau nikah sama juragan dadang.. Aku gak mau mas.. hix hix hix.." ucap mawar sambil nangis.
"Umi.. Tolong bujuk mas rangga ?!" ucap nya sambil menghampiri umi dan memohon.
Umi dan abah menangis dan menggelengkan kepalanya.
Kemudian mawar menghampiri rangga yang masih berdiri di tempat. Mawar menatap rangga dengan berlinang air mata.
"Mas.. sekali lagi aku mohon mas.. nikah ya mas.. Aku gak mau nikah sama dia mas..?!" ucap mawar
"Tidak mawar, tidak. Dengarkan aku, sekarang kamu calon istri juragan dadang, jangan pernah berharap lagi padaku. sampai kapan pun aku tidak akan menikahimu ?!" ucap rangga sambil memegang bahunya.
"Tapi kenapa mas.. Apa aku pernah menyakitimu, apa aku pernah menghianatimu mas.. Kenapa ?" tanya nya teriak sambil nangis.
"Tidak mawar.. Kamu baik.. Kamu juga setia.." jawab rangga menangis
"Lantas kenapa mas.. Kenapa ?" tanya mawar dengan nada teriak.
"Kenapa ? Karena aku sudah tidak cinta lagi sama kamu, aku juga tertarik sama elsa." ucap rangga dengan berat
Deg jantung mawar kaget.
"Apa mas.. Jadi karna dia kamu mutusin aku mas.. ?"
"Sudahlah mawar, sekarang kamu pergi dari sini, dan jgn pernah tunjukan wajahmu di hadapanku, ?!" ucap rangga teriak
Bersambung