Kyra terlahir sempurna meski dia tidak memiliki kehidupan yang sempurna.
Tumbuh menjadi gadis biasa membuatnya jauh bertalenta dari saudari-saudari tirinya yang penuh prestasi.
Kyra tumbuh sebagai gadis pemalu, pendiam serta lugu, tidak modis bahkan tidak mempunyai prestasi apa-apa.
Namun suatu hari takdir berkata lain dan mengubahnya menjdi berbeda, Kyra yang polos dan lugu berubah tiba-tiba menjadi gadis dewasa yang sempurna berkat adanya sebuah sistem misterius yang diperolehnya secara tak terduga.
Mampukah Kyra mencapai tujuan hidupnya oleh bantuan sistem misterius yang dia dapatkan itu ?
Mari kita saksikan setiap episodenya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Mengembalikan Dengan Benar
Kyra masih tersenyum saat melihat dua saudari tirinya tumbang setelah berusaha melawannya.
Ikram yang sedari tadi diam, hanya mematung ketika anak-anaknya bertengkar, tapi sorot matanya sangat sedih tapi dia tidak dapat berbuat apa-apa.
Datang seorang perempuan dari dalam rumah seraya berjalan tergesa-gesa ke arah ruangan tamu.
"Ikram, kenapa kau diam saja ! Lihat dua putrimu itu, terluka karena ulah gadis tak tahu diuntung ini !" teriak perempuan berlipstik merah menyala seperti warna rambutnya.
Ikram hanya menoleh dingin, tidak mampu berbuat apa-apa ketika istrinya datang dan mengecamnya.
"Kau ini ayah macam apa ??? Ada anakmu mendapat masalah malah diam saja menonton, Ikram !" kata perempuan berlipstik merah.
"Apa kabarmu, ibu ?" sapa Kyra.
Perempuan yang dipanggil dengan sebutan ibu itu langsung menoleh ke arah Kyra dengan sorot mata dinginnya.
"Apa yang kau ucapkan itu ? Kau memanggilku dengan sebutan ibu ? Hai, kemana isi otakmu itu berada, perempuan jalang !" teriak ibu tiri Kyra marah.
Kyra tercekat diam, pandangannya langsung tertunduk.
"Sekali lagi kau sebut aku ibumu aka ku gampar wajahmu yang bening itu !" kata ibu tiri sambil mengarahkan jari telunjuk tangannya ke arah Kyra dengan penuh emosi.
"Ibu...", terdengar erangan dari Tabana yang masih tersungkur diam di atas lantai ruangan tamu.
"Ibu..., tolong aku...", suara lainnya dari arah Ifaya yang masih duduk bersimpuh di lantai sembari memegangi pergelangan tangannya yang terkilir.
Ibu tiri Kyra langsung mengalihkan pandangannya ke arah dua putri kandungnya yang mengadu kesakitan itu.
"Oh, anakku...", sahut ibu tiri.
Perempuan berlipstik tebal dengan pemerah pipi tebal yang dibalurkan ke wajahnya membuat aneh mukanya bergegas menghampiri putrinya.
Namun dia lebih mengutamakan Tabana daripada Ifaya yang juga sama-sama menderita.
"Oh, sayangku, Tabana !" kata ibu tiri seraya membantu Tabana bangun dari atas lantai ruang tamu.
"Ibuuuu...", keluh Tabana yang tubuhnya kaku membujur lurus itu.
"Apa kau baik-baik saja, nak ?" tanya ibu tiri.
"Sepertinya tubuhku sulit untuk digerakkan, aku tidak mersakan apa-apa sekarang ini, ibu", sahut Tabana.
"Ya, ampun, Tabana !" kata ibu tiri terkejut kaget.
Ibu tiri menoleh cepat ke arah Kyra yang masih berdiri di ruangan tamu bersama Saeed disisinya.
"Kyra ! Lihat apa yang telah kau lakukan terhadap Tabana ! Kau ingin aku memasukkanmu ke penjara karena telah menyakiti Tabana !" hardik ibu tiri marah.
"Ta-tapi bukan aku yang membuatnya seperti itu, dia sendiri yang menyerangku dan mengejarku hingga terjatuh seperti itu, ibu", sahut Kyra membela dirinya.
Kyra berpura-pura lemah dihadapan ibu tirinya, seolah-olah dia tidak tahu apa-apa dengan yang dialami oleh dua saudari tirinya.
"Aku bahkan tidak memiliki kekuatan untuk melawan mereka, aku terlalu lemah melakukannya, ibu'', kata Kyra.
Kyra berusaha menutupi apa yang terjadi padanya dan dua saudari tirinya.
"Aku datang kemari bermaksud menggantikan kotak kaca milik Tabana yang pecah, mungkin saja itu akan mengobati kekecewaan kalian", kata Kyra.
Saeed yang mendengarkan kata-kata Kyra tertegun, hanya memperhatikan tingkah laku Kyra dari arah samping dia berdiri.
"Kotak kaca ?" kata ibu tiri.
"Ya, aku baru membelinya untuk Tabana, mirip dengan kotak kaca yang pecah dulu dan aku meletakkannya di sana", sahut Kyra.
"Benarkah itu !?" kata ibu tiri tak percaya.
"Percayalah padaku, dan lihatlah kesana, ibu !" sahut Kyra sembari menunjuk ke arah meja tamu.
Ibu tiri bergegas menghampiri meja tamu lalu mengambil kotak kaca dari atas meja.
"Luar biasa ! Ini menakjubkan sekali ! Bahkan aku tidak percaya akan mendapatkannya kembali !" kata ibu tiri.
"Tidak gampang mendapatkannya, tapi aku berusaha mencarinya, harganya juga tidak murah", sahut Kyra.
"Dan aku tahu itu, dengan sekali melihatnya, aku akan tahu harga dari kotak kaca kristal ini", kata ibu tiri.
"Apa kau suka, ibu ?" sahut Kyra.
"Ya, aku suka sekali", kata ibu tiri.
Kyra tersenyum tipis lalu berkedip cepat seraya mengarahkan ujung jari telunjuknya ke depan.
"Уца џьаҳанымҟа...!" kata Kyra.
Praaaang... !!!
Kotak kaca kristal yang ada ditangan ibu tiri pecah berkeping-keping lalu berserakan di lantai ruang tamu.
"Apa... !?" seru ibu tiri terkaget-kaget.
Ketika dia melihat kotak kaca kristal ditangannya mendadak pecah berhamburan ke atas lantai.
"Kotaknya pecah...", kata ibu tiri.
Kyra berpura-pura terkejut lalu berkata dengan nada lemah.
"Apa yang ibu lakukan ? Aku baru membelikan kotak kaca kristal yang baru sebagai ganti kotak kaca yang dulu pernah aku pecahkan, ibu !?" kata Kyra.
Kyra mengusapkan sapu tangan miliknya ke arah wajahnya dan berpura-pura bersedih.
"Dan sekarang ibu harus menggantinya untuk Tabana sedangkan harga kotak kaca kristal itu sangatlah mahal, bagaimana ibu juga akan mengembalikan uang kepadaku", kata Kyra.
Ibu tiri tercekat kaku, pandangannya dingin dan tubuhnya tegang setelah dia mendengarkan ucapan Kyra padanya.
"Ampun, ibu..., tapi aku telah merelakannya demi mengganti kotak kaca kristal yang dulu pernah pecah...", kata Kyra.
Kyra tersenyum tipis seraya melirik cepat ke arah Saeed yang sejak tadi memperhatikannya.
Saeed membalas tersenyum ke arah Kyra seperti dia mengerti akan isyarat yang hendak disampaikan kepada dirinya.
Ibu tiri masih tercekat diam sedangkan tangannya gemetaran.
"Bu-bukan salahku kalau kotak kaca kristal ini pecah ditanganku, aku hanya memegangnya tadi", kata ibu tiri gusar.
"Tapi ibu, aku bermaksud mengembalikan kotak kaca kristal itu kepada Tabana, putri tersayangmu, bukan untuk dipecahkan seperti itu", sahut Kyra.
"Ta-tapi bukan aku yang memecahkan kotak kristal ini !?" kata ibu tiri.
"Pada kenyataannya, dan semua orang melihat bahwa ibulah yang memecahkannya", sahut Kyra.
"Su-sungguh, bukan aku pelakunya", kata ibu tiri gemetaran.
"Lihatlah, ayah ! Apa yang telah dilakukan oleh istrimu itu ! Haruskah ibu juga bertanggung jawab saat memecahkan kotak kristal milik Tabana ?" kata Kyra.
Ikram terdiam, raut wajahnya pias seketika saat mendengar penjelasan Kyra, dia ingat tentang kejadian dimana kotak kaca kristal yang merupakan hadiah dari lomba ajang pemilihan gadis sampul dimenangkan oleh Tabana pecah. Dan Kyra sebagai tertuduh yang memecahkan kotak tersebut.
"Aku telah mengembalikan kotak kristal itu dan aku sudah tidak memiliki tanggungan apapun, sisanya terserah pada kalian saja karena aku sudah mengembalikannya", kata Kyra.
"Ta-tapi sayangku, bukan aku pelakunya dan aku tidak memecahkan kotak kaca kristal ini", sahut ibu tiri.
"Sayangnya, kotak kristal itu berada di tangan ibu", kata Kyra.
"Bukan aku ! Aku tidak memecahkannya sama sekali ! Aku tidak sengaja menyentuhnya dan tiba-tiba kotak kristal itu pecah !" sahut ibu tiri panik.
"Oh, ibu, kenyataannya demikian adanya lalu bagaimana ibu akan mempertanggung jawabkan hal ini kepada Tabana", kata Kyra.
"Tapi suamiku, bukan aku, aku tidak memecahkannya, dan hanya memegangnya", sahut ibu tiri.
Ibu tiri terlihat ketakutan saat dia berbicara dengan suaminya, Ikram yang hanya diam sedari tadi.
"Maafkan aku, ibu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dan kewajibanku telah selesai karena aku sudah mengganti kotak kristal itu", kata Kyra.
Kyra kembali tersenyum tipis seraya melirik ke arah Ikram, ayahnya yang termenung diam.
"Ayah, aku sudah berlaku baik dan apakah ayah masih marah kepadaku", lanjut Kyra.
Ikram menoleh ke arah Kyra lalu menggeleng pelan.
"Tidak, Kyra..., ayah tidak lagi marah kepadamu, dan ayah telah memaafkanmu", sahut ayah sembari menggeleng lemah.
"Dan apakah ayah akan menerimaku pulang ke rumah ini atau tetap mengusirku keluar rumah, ayah", kata Kyra.
"Kembalilah pulang ke rumah, aku akan menerimamu lagi, Kyra", sahut ayah.
"Terimakasih, ayah", kata Kyra lalu tersenyum manis.
Kyra berhambur cepat, mendekati ayahnya lalu memeluk lengannya.
"Aku pulang, ayah", sambungnya ceria.
Ikram tersenyum lemah lalu mengangguk pelan.
"Yah, kau pulang ke rumah sekarang, kembalilah ke kamarmu seperti dulu dan ini rumahmu, Kyra", kata ayah.
"Terimakasih, ayah !" sahut Kyra.
Ibu tiri masih berdiri kaku dengan kedua tangan terarah ke depan, sepertinya tangannya sulit untuk dia gerakkan setelah kotak kaca kristal di tangannya tadi pecah berkeping-keping.
"Baiklah, ayah, aku akan kembali ke kamarku dan perkenalkan ini Saeed", kata Kyra.
Kyra menoleh ke arah Saeed seraya tersenyum manis sambil diam-diam mengangkat dua jari tangannya ke arah Saeed.
"Dia temanmu ?" tanya ayah.
"Ya, Saeed adalah teman baikku, dia yang membantuku selama ini setelah keluar dari rumah", sahut Kyra dengan mengangguk cepat.
"Syukurlah, kau memiliki teman baik sekarang, dan ayah tidak mengkhawatirkanmu lagi, Kyra", kata ayah Ikram.
"Ya, ayah", sahut Kyra sembari mengulum senyuman manisnya.
"Suruhlah temanmu itu untuk makan hidangan di rumah ini, dan ambilkan beberapa makanan kecil yang ada di dapur lalu berikanlah kepadanya, Kyra", kata ayah Ikram.
"Baik, ayah, aku akan mengambilkannya, tapi ayah juga ikut serta makan bersama kami", sahut Kyra.
"Ya, ya, ya, baiklah, ayah akan ikut makan bersamamu, Kyra", kata ayah lalu tersenyum.
selamat akhirnya bisa juga, nih thor...
semangat ya... 👍💪