Cindra gadis yatim piatu yang dipermainkan takdir, terpaksa menikah dengan anak dari sahabat orangtuanya; Hafiz, seorang tentara berpangkat letnan satu.
Namun perjalanan rumah tangganya tidak berjalan dengan mulus, dia harus menderita menahan dinginnya hidup berumah tangga.
Hingga takdir mempertemukannya dengan seorang pria tampan yang mewarnai hari-harinya.
🩷🩷🩷 Happy Reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab VI _Hafiz dan Ranty
Mobil Sport George melaju dengan kecepatan sedang di jalanan yang basah, diluar hujan deras. Tapi obrolan dua insan di dalam mobil tersebut begitu hangat.
"Sayang, besok pagi aku berangkat ke Amerika. mmhh..mungkin 7 hari aku di sana" sela Gege saat obrolan mereka mulai melantur kemana-mana
"Kangen sama mama kamu ya Ge?" jawab Cindra menelisik tujuan Gege ke Amrik
"mmhh.. Aku mau ikut ujian masuk di Harvard university, Cin. Doain aku ya sayang semoga diberi kelancaran"
Sontak bibir Cindra terbuka, mengangga. Takjub.
"Kamu serius, Ge?!"
"Serius dong! Buat masa depan aku ga main-main. Papa sudah menyiapkan aku Perusahaan, diberi segala fasilitas yang aku mau. Masa akunya ga berterima kasih. Papa cuma minta aku belajar dan menyiapkan diri meneruskan Perusahaan yang Papa bangun sejak muda. Papa berharap aku bisa mengikuti jejak pamanku, diusia 23tahun sudah berani memimpin perusahaan" Panjang lebar Gege menceritakan rencana dan harapannya
"A-aku..salut banget sama kamu! Kamu anak yang berbakti. Dan diusia semuda ini pemikiranmu sudah menatap masa depan" balas Cindra sambil mengangkat kedua jempolnya
"George kamu keren!!" senyum manis Cindra merekah
"Apakah ini tanda-tanda kamu mulai jatuh cinta padaku, honey?" goda Gege pada gadis di sampingnya
"emmhh kasih tau ga ya??!!" cindra menutup senyumnya dengan jari-jari lentiknya
"Aku udah tau ko jawabannya" Gege yakin kalau cintanya perlahan berbalas
Gege mengulurkan tangannya menangkap jemari Cindra, dibawanya jemari lentik itu mendarat di bibir merahnya. Dikecup lembut punggung tangan Cindra, lalu ditempelkan pada pipinya.
"Kamulah semangat dan 'rumah'ku, honey!" lembut suara George dengan tatapan hangat pada kekasih hatinya
Blusss....
Pipi Cindra tiba-tiba merona
Mobil sport mewah milik Gege sudah memasuki halaman rumah pakde Broto. Setelah mematikan mesin mobil, Gege keluar dan berjalan memutar demi membukakan pintu kekasih hatinya.
Di teras rumah sudah berdiri pakde Broto dengan wajah dingin dan rahangnya mengeras. Pertanda hatinya sedang tidak baik-baik saja, menahan amarah
"Bocah semprul itu lagi!!"
"Cindra! Masuk!! Perintahnya tegas
Melihat suasana demikian, Cindra langsung menurut.
"Malam om..maaf pulang malam tadi kami mampir dulu untuk makan malam" Gege berusaha memberi penjelasan
"mm..sudah pulang sana!!" dengan nada yang lebih tegas, pak Broto mengusir Gege tanpa basa basi
"baik om, selamat malam" pamit George
Tak ada sahutan, pak Broto malah berbalik badan melangkah ke arah pintu masuk
"Huffttss..gila galak banget sih tuh orang! Cemilannya bayi gorila kali ya!" gumam Gege
Dengan langkah tergesa Gege masuk ke mobil mewahnya lanjut meninggalkan halaman rumah mewah tersebut.
********
Hafiz dan Ranty
Drrttt...drrttt..drrttt
'Assalamu'alaikum, iya pap?"
'wa'alaikumuusalam, kamu dimana Fiz ? Kapan bisa pulang ke Malang ?'
'Belum dapet cuti pap'
'Ini penting! Minggu ini kamu harus pulang, tidak ada penolakan!!'
Tut...tut..tut
Sambungan telepon terputus sepihak. Pak Broto memutuskan sambungan telpon dengan kasar.
Kalau sudah begini artinya tidak ada alasan lagi selain minta izin cuti dan pulang ke kampung halaman
"Isno, buatkan saya surat permohon cuti tahunan. Nanti malam saya mau menghadap Danyon di kediamannya"
"Siap Dan! Lain-lain arahan Dan?!"
"Sudah itu saja"
"Siap laksanakan!"
****
"Mohon ijin, ijin menghadap"
"Siap! Kediaman komandan jam 19.00. Siap! Siap! Siap! Randu, kami meluncur Komandan"
Percakapan melalui telepon antara Hafiz dan pak Fredy selaku komandan batalyon.
Jam menunjukan pukul 17.00 WIB, Hafiz pulang ke rumah miliknya yang baru 3 bulan dia beli di kawasan elit Jakarta Selatan.
Membersihkan diri sebentar di kamar mandi, memakai pakaian casual tak lupa menyemprotkan parfum branded. Mematut diri di cermin, mengambil kunci mobil dan siap melaju ke kediaman Komandan Batalyonnya.
Mengendarai mobil selama 1 jam dikarenakan kemacetan jalan tol, kini mobilnya sudah menuju sebuah rumah mewah di kawasan Kelapa Gading.
Pak Fredy memang bukan orang sembarang, terlahir dari keluarga pejabat juga pengusaha. Pak Fredy adalah adik kandung dari Jendral bintang 3, Jean Garrick; ayahanda Ranty Garrick.
Gadis yang selama 4tahun menempati hati Hafiz. Awal mula perjumpaan mereka saat Hafiz masih menempa pendidikan Taruna di AAL.
Saat wisuda kejuruan, Ranty hadir beserta keluarganya untuk memberi dukungan kepada kakanya Aaron Garrick, teman satu angkatan (letting) dengan Hafiz.
Gadis itu sangat anggun, dengan perawakan tubuh ramping, tinggi semampai, berbalut kebaya berwarna navy membuat Hafiz terpesona, sulit mengalihkan pandangan dari penampilan perempuan cantik itu. Semenjak pertemuan itu, Hafiz berusaha mencari cara agar bisa mengenal dan mendekati pujaan hatinya. Tapi Ranty sulit terjangkau, Hafiz selalu merasa insecure saat berhadapan dengannya.
Malam ini adalah kesempatan emas bagi Hafiz untuk bisa berkenalan langsung dan pdkt lebih jauh pada gadis pujaan.
Pak Fredy meminta Hafiz mengajak ponakannya berkeliling kota Jakarta, selama masa libur kuliah satu Minggu di Jakarta.
"Selamat malam, ijin menghadap!" sapa hormat yunior ke seniornya
"Kemari Fiz, duduk sini. Santai aja Fiz ga usah formal kalau kita hanya berdua" ajak pak Fredy mencairkan suasana
"Siap"
"Kamu mau ambil cuti tahunan Fiz?" tanya pak Fredy
"Siap Dan, Papa minta saya untuk pulang kampung sehari atau dua hari. Sudah 2 tahun saya belum pulang ke kampung halaman" tutur Hafiz menjelaskan tujuan cutinya
"Oke, 1 Minggu aku kasih kamu cuti. Tapi jangan dihabiskan di kampung semua. Aku minta bantuanmu 'sun'..ajak ponakanku keliling kota Jakarta selama dia disini"
"Aku percaya hanya sama kamu aja, tolong dijaga betul ponakanku itu. Dimengerti?"
"Siap, mengerti Dan"
"bi Nah, panggilkan Ranty kesini" perintah pak Fredy
"baik Tuan"
'Hatiku jadi dag-dig-dug begini, ahh akhirnya kesempatan ini hadir juga' batin Hafiz
"Om panggil Ran?" Ranty menghampiri
"Ini Juniorku Hafiz, nanti selama kamu di Jakarta Hafiz lah yang akan mengantarkan kamu kemanapun kamu mau" Pak Fredy mengenalkan
"Ranty" tangan lentiknya mengulur ke arahku sambil menerbitkan senyum manis dan lesung pipinya
"Hafiz Zaelani" balasku dengan senyum dan tatapan mendamba
Gadis dengan tinggi 175cm, berkulit kuning Langsat dan pemilik lesung pipi yang manis itu duduk di hadapanku
"Jadi, kapan mas Hafiz bisa mengajakku keliling Jakarta?" Suaranya merdu sekali
"Adek bisanya kapan? Mas mengikuti jadwal adek" balasku
Kulirik pak Fredy di meja kerjanya, dia memberi isyarat jempol dan senyuman jahil.
"Besok mas ada waktu?" tanya si empu lesung pipi
"Bisa dek, jam 09.00 aku jemput disini okey?!" kataku
"Kalau malam ini apa mas bisa nemenin aku ke Grand Indonesia?!" ajaknya
'langsung sat-set? Wow!! Okelah..aku suka!' batinku
"Boleh, kebetulan aku.. F-ree" Jawabku ragu sambil melirik pak Fredy
"Ya sudah, kubebaskan kamu tidak kembali ke batalyon. Temenin ponakanku dan antar lagi kesini sebelum jam 12 malam" Jawab pak Fredy menyetujui.
'Pengertian sekali Komandanku ini' batinku
"Yeaayy.. Terima kasih om" seru Ranty kegirangan
'Wow manis sekali tingkahnya'
"Ayo mas, aku udah siap!" Ranty mengulur tangannya minta ku genggam
"Ayo!"
"Selamat malam Komandan, kami berangkat" pamitku
"Ya..ya..ya! Ingat pesanku 'Sun'!" pak Fredy sedikit memperingati
"Randu!"
*******
Ranty bergelayut manja di lenganku. Serasa mimpi tapi ini nyata. Kuikuti dia kemanapun dia melangkah, aku bisa menghirup aroma tubuhnya yang mewah. Mungkin berasal dari parfum mahal yang dia punya. Suara dan tawa merdunya menghanyutkan ku. Tingkahnya seringkali menggemaskan.
Tanpa kami sadari waktu menunjukan pukul 23.00 WIB. Aku panik, janjiku pada pamannya sebelum jam 12 malam harus sudah kembali. Tapi Ranty malah mengajakku ke Diskotik di wilayah Jakarta Barat alasannya ingin bertemu teman kampusnya.
"Sebentar aja ko mas..ya boleh ya?" bujuknya
"Ga bisa Ran, aku udah janji sama pamanmu"
"Meleset dikit ga apalah mas. Bilang aja Jakarta macet!"
'Mana ada jam 23.00 jalanan macet, gawat bisa kena hukuman pak Fredy aku' batinku cemas
"Ga bisa Ranty, mas ga mau melanggar janji. Please mengerti ya?" bujukku
"Iicchh mas ga asyik banget sih, tadinya aja aku dianter Gavin!" Ranty merajuk, pipinya merengut
"Ga-gavin..?! Gavin Ilvander?" tanyaku menelisik
"mm..!" masih dengan wajah merengut
"Emangnya pernah dianter Gavin?" tanyaku menahan emosi
'Shit!! Buaya itu udah lebih dulu mendekati gadisku!' rutukku dalam hati. Ada perasaan gemuruh, cemburu!
"Sering!" jawabnya ketus
'Oh lord! Sering dia bilang?? Udah diapain aja nih cewe sama buaya darat itu. Gavin si penjahat kelam** itu. Shit!!' hatiku benar-benar bergumuruh. Rahangku mengetat menahan kata-kata makian.
"Kita tetap pulang Ranty, aku ga mau nerima konsekwensinya jika tidak menepati janji pada pamanmu" dengan tegas kukatakan.
"ga asik!!nyebelin..!!" Ranty benar-benar marah
Sampai dirumah pak Fredy, Ranty langsung keluar dari mobil bahkan sebelum mobil kuberhentikan dengan benar. Berlari menaiki tangga dengan wajah merengut.
"Kenapa dia 'sun' ?" tanya pak Fredy ketika kami berpapasan di ruang tamu
"Ranty minta antar ke diskotik menemui teman kuliahnya pak, saya tidak mengizinkan. Maaf Dan!" kujelaskan agar tidak ada kesalahpahaman
"Good job!!" "itu sebabnya aku mempercayakan kamu yang mengantarnya. Thanks you !!"
"Ranty itu terbiasa dimanja, susah dikendalikan. Harus lelaki baik yang bisa mengarahkannya. Dia cucu perempuan satu-satunya di keluarga kami, harus betul-betul di jaga"
"Aku harapkan kamu bisa mendidiknya" pak Fredy memberiku tugas yang tak biasa.
"Siap Dan, ijin kami kembali ke rumah" aku pamit dengan memberi sikap sempurna. Tanda hormat
"Ya, istirahatlah!"
Entahlah hatiku campur aduk, diawal aku begitu terlena dengan segala keindahannya. Diakhir perjalanan aku melihat sifat aslinya, kelakuan yang paling aku benci; Gonta ganti pasangan. Sepertinya dia bukan gadis lembut dan penurut seperti penampilannya. Aahhh...
Gimana gaes...
Kira-kira Hafiz pilih Cindra atau Ranty ??
Jangan lupa tinggalkan jejak like, komennya ya gaess..🩷