Belva Arlettra Frison seorang wanita muda yang sukses,karir cemerlang bergelimang harta, itu lah yang semua orang tau tanpa tau dia adalah orang yang kejam, tidak suka basa basi,tingkat kepercayaan yang tinggi,keras kepala, kesabaran setipis tisu. Namun harus meninggal dengan cara sangat mengerikan. Mati karena di pegal karena tidak memberikan informasi yang Belva sendiri yang tau.
Tapi...
Tiba-tiba saat membuka mata dia di tempat asing dengan segala keanehan dirinya, apalagi dirinya kaget mengetahui bahwa dia menempati tubuh seorang wanita yang sudah menikah,yang lebih kaget lagi siapa suaminya coba?..dia,dia seorang mafia,bukan takut bellva yang menempati wanita yang hampir sama dengan namanya itu merasa tertantang untuk membuka fakta-fakta yang ternyata di sembunyikan oleh pemilik tubuh yang ia tempati.
" kenapa makin ke sini, semakin banyak hal hal yang mengejutkan?." Belva.
" setelah apa yang terjadi kau ingin berlari?.." dingin Kenzo. " kau milikku " posesifnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon suriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aura Kenzo
Belva di seret ke di salah satu lantai mall yang di penuhi baju baju indah dan tentu sangat mahal. Belva merengut kesel dengan kasar menyentak tangannya dari genggaman tangan Kenzo.
melirik ke sekitar dengan males. " ngapain ke sini?..baju ku banyak." saat ingin berbalik pergi, lagi lagi dia di tahan. " kalau mau beli ya udah beli sendiri aja gak usah ngajak-ngajak. " tatapan tak bersahabat Belva sangat terlihat jelas, Entah kenapa di gak mood untuk membeli apapun saat pria muka triplek ini ikut.
" besok malam ada acara di rumah kakek. "Kenzo mengatakan itu tanpa ekspresi sama sekali.
"lalu? Itu kan kakek mu bukan kakek ku. "
tanpa perasaan Belva mengatakannya lalu ingin pergi tapi dengan sigap Kenzo menarik Belva tanpa perasaan.
" brengsek Kenzo!..aku gak mau!..aku..."
tatapan kelam Kenzo membuat belva terdiam, dengan langkah lesunya dia mengikuti Kenzo. Sesekali memberikan lirikan sinis karena memaksanya.
"liat aja nanti, kau akan menyesal memaksa ku." walaupun dalam hatinya dia sangat males berurusan dengan keluarga pria yang berstatus suaminya ini. Tapi kalau dia fikir fikir Masih ada keuntungannya kalau dia ikut mana tau menemukan sesuatu yang bermanfaat di sana. Ya, seperti memecahkan teka teki hidupnya.
ok, setelah memilih baju dengan adegan keributan di dalam nya pasalnya Belva tidak ingin memiliki warna yang sama seperti sepasang kekasih. Tapi Kenzo yang tak merespon dengan perkataannya sama sekali membuat dirinya kesel.
" Ingin rasanya aku memberikan tinju mautku ke muka triplek nya itu."
Di belakang Belva yang mengikuti Kenzo keluar tak henti henti bersungut-sungut. Sesekali dia akan meninju kenzo tanpa terkena seolah itu tanda perasaannya kesel.
Orang-orang sekitar yang melihat itu merasa lucu dengan pasangan yang lagi berantem itu.
" Mas itu istrinya loh ketinggalan."
Kenzo mengehentikan langkahnya saat salah satu pengunjung yang memperlihatkan mereka dari tadi kini menegur kenzo itu.
" Kesian mas istrinya, jangan galak galak nanti kalau istrinya gak mau sama masnya baru tau rasa. "
" Iya mas, kakak nya cantik kok malah di cuekin kan jadi pergi sendiri."
"kalau Gak mau kasih saya ya paman, Walaupun saya masih sekolah SMA tapi kalau cuman biayai kakak cantik, masih mampu kok. "
" Paman aku juga mau!.."
" Aku kak juga!.."
" cocok juga di jadikan menantu."
Kenzo memejamkan matanya. Tangannya mengepal kuat, auranya membuat semua orang terdiam dan perlahan melarikan diri, saat membuka mata tatapan langsung tidak mendapatkan satu orang. Badan nya berbalik dan mendapati Belva yang jauh dari tempat, sedang asik menikmati eskrim di salah satu bangku panjang mall. Sesekali dia memamerkan senyuman manis pada pemuda yang lewat.
seketika aura Kenzo yang gelap semakin gelap. Belva yang masih menikmati eskrim seketika berhenti karena merasa ada sesuatu yang salah saat ini. Saat pandangannya mencari sesuatu yang salah itu, tatapannya langsung berjumpa dengan manik kelam Kenzo.
" aku gak ada buat salah kan?."
.....
sepanjang perjalanan, Kenzo tidak berbicara sepatah kata pun, tapi aura masih sama. Dia sibuk dengan lembaran di tangannya. Lembaran? Ya kalian tidak lah baca Karena saat ini bukan Kenzo yang menyetir melainkan salah satu bodyguard yang di telpon nya tadi.
suasana hati Kenzo sangat buruk, membuat bodyguard yang menyetir hanya bisa diam kaku. Roni ya anggap saja nama nya itu. Roni melirik Belva yang berada di samping nya. Entah gimana ceritanya nyonya dan tuannya ini bertengkar tapi saat dia datang aura tak biasa tuanya muncul membuat suasana mencekam.
Belva yang tidak di izinkan duduk di samping Kenzo tak membantah karena itu lebih baik darinya. Belva juga bingung kenapa Kenzo seolah marah padanya. Apa kesalahannya?. Tapi tak ingin banyak tanya dan ujung ujungnya Adu bacot dan berujung dia juga yang emosi. Kini, Belva santai dengan makanan ringan di tangannya, sesekali kali bersenandung kecil mengikuti lirik musik yang di pasangkan oleh Roni tadi.
terkadang Belva yang baik hati menawarkan makanannya pada Roni. Tapi dengan cepat Roni menolak.
"nyonya jangan sampai karena anda saya kesulitan." melirik ke belakang dengan menggunakan kaca, melihat tuannya masih diam membuat dia sedikit lega.
" Berhenti di kafe 'pasangan cinta' ."titah Kenzo dingin, hampir menyerupai es dalam kulkas.
" baik tuan!.."
Belva dengan cepat membekap mulutnya agar tawanya tidak pecah. "Ada apa nyonya!." Belva melirik Roni yang khawatir. " bukan apa apa."
Belva mengalihkan pandanganya ke luar jendela dengan bibir yang tergigit. "nama kafe di Indonesia unik ya!."