Apa arti hidup bagi Ashkar...
Sepanjang perjalanan di kehidupan ini, tidak ada hal baik terjadi...
Seakan dunia tidak pernah menerima dirinya...
Keadilan tidak pernah datang untuk menyelamatkan...
Dan orang-orang hanya menganggap bahwa hidupnya adalah kesalahan...
Memang apa yang salah dengan hidup sebagai seorang pengangguran...
Hingga kematian datang dan iblis memberi penawaran...
"Bantu kami mengalahkan para pahlawan...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shina Yuzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
spektakuler
Dibawa masuk ke tempat selanjutnya oleh Mordred, kini Ashkar hadir di sebuah ruangan dengan meja makan beserta enam sosok makhluk lain serupa Mordred, namun dalam bentuk berbeda.
Tiga diantaranya mungkin berjenis kelamin perempuan, dan tiga lainnya adalah lelaki, jika termasuk Mordred maka jumlah lelaki itu menjadi empat ekor.
Ashkar tidak yakin.
Namun dia ingat, bahwa mereka semua adalah dewa jahat (hanya prosedur kerja). Dalam cerita di dunianya, dewa adalah lelaki dan Dewi adalah perempuan, tentu ini berkaitan soal ketidakyakinan Ashkar tentang jenis kelamin tersebut.
Pertemuannya dengan semua member dewa jahat adalah memperkenalkan diri sebelum dikirim ke dunia lain untuk melakukan tugas sebagai subjek rencana mengubah takdir bangsa iblis.
Masing-masing dari mereka bernama :
Dewa wrath (murka) Voldhart, berperawakan lelaki paruh baya berbadan kekar dengan garis wajah tegas dan penuh kewibawaan.
Dewi envy (dengki) Ziona, sosok wanita berwajah oval dengan sorot mata tajam dan lengkungan senyum penuh makna, selayaknya Tante girang yang berperan menjadi antagonis cantik namun licik.
Dewi Lust (nafsu) Quinza, tampak seperti gadis remaja berwajah oval, bibir mungil, hidung mancung, mata lugu dan semua yang ada diwajahnya begitu sempurna untuk dicintai, lebih dari itu, dia memiliki tubuh aduhai dengan pakaian terbuka, bahkan hampir tidak bisa dikatakan sebagai penutup aurat.
Dewa pride (sombong) Horgan. Lelaki dewasa yang tampan dengan postur tubuh atletis, berambut pirang sedikit ikal di ujungnya. Dia tampak santai, atau lebih tepatnya dia tidak peduli soal hal lain, kecuali tentang dirinya sendiri.
Dewa gluttony (rakus) Mordred. Dia tidak bisa dikatakan seperti manusia, siapa pun yang melihat tentu mengaggap bahwa dia adalah iblis, gigi taring, mata lebar dan postur tubuh tinggi membungkuk.
Dewi greed (serakah) Zaza. Dewi wanita ini cukup unik, karena kecantikannya berbeda dari kedua Dewi lain, dia memiliki tubuh kurus dan rambut lusuh panjang hingga menutupi wajah.
Dewa sloth (malas) Durka. Perut buncit, mulut lebar dan mata sipit, dia hanya membaringkan tubuh di atas meja.
Ashkar bisa tahu semua nama Dewa dan Dewi itu karena terdapat papan nama di setiap meja mereka.
Mengambil satu kursi yang tersedia dan duduk di antara ketujuh dewa jahat.
Hingga satu dewa menatap tajam kearah Ashkar. Dia adalah Voldhart, yang bisa dikatakan sebagai moderator dalam kelompok dewa jahat.
"Jadi tuan Askar sebelum kau datang ke tempat ini, apa anda memiliki pengalaman ?." Ucap Voldhart mengajukan pertanyaan dengan suara berat dan penuh wibawa.
Apa ini ?, Sebuah interview kerja kah ?, Pembuatan KTP kah ? Atau pendataan orang tidak mampu ?.
Lupakan soal itu, dia hanya perlu menjawab.
"Aku tidak bisa menyebutnya pengalaman, tapi jika harus dijelaskan maka, aku adalah freelance, orang yang hidup bebas tanpa perlu terikat oleh belenggu perbudakan modern antara karyawan dengan sistem perusahaan."
Voldhart mengangguk paham..."Oh pengangguran, ini menarik."
Aku benar-benar tidak tahu dimana hal menariknya menjadi seorang pengangguran. tapi aku lebih senang jika itu disebut freelance.
"Apa anda punya hobi." Kembali pertanyaan kedua diajukan.
Ragu-ragu Ashkar menjawab, karena dia pun bingung untuk hobinya sendiri...."Jika harus menjadi hobi aku tidak yakin, tapi ini berhubungan dengan seni."
"Kalau boleh tahu apa itu."
"Aku sesekali senang melakukan drama di pinggiran jalan dengan berpura-pura menjadi orang lumpuh." Jawab Ashkar seadanya.
"Selain pengangguran, anda juga pengemis, hebat, hebat sekali." Voldhart tampak bersemangat mendengar jawaban Ashkar.
Darimana hebatnya !!?.
Ashkar benar-benar terkejut untuk tanggapan yang diluar logika.
"Aku yakin, jika anda memperdalam bakat lebih serius, anda bisa menjadi pengemis profesional." Tambah Voldhart.
Apa dia sedang menghinaku disini ?.
Pertanyaan masih belum berakhir... "Kalau begitu, apa anda memiliki keahlian lain yang masih terpendam ?."
"Aku pikir, aku cukup berbakat untuk tidak melakukan apa-apa." Pasrah saja Ashkar menjawab.
"Pengangguran, pengemis dan orang tidak berguna, kombinasi yang sangat luar biasa, menakjubkan, spektakuler." Voldhart semakin heboh dan bersorak tepuk tangan.
Dewa jahat lain pun mengikuti, termasuk Durka yang sejak awal tertidur, segera tersadar dan bertepuk tangan, meski pun Ashkar tidak sepenuhnya yakin dia tahu alasan dibalik tepukan tangan semua dewa itu
Terserahlah....
Kini cukup serius Voldhart menatap ke arah Ashkar...."Jadi katakan motivasi anda untuk menjadi subjek dari program kami."
"Jika kau bertanya tentang motivasi, aku sudah lama menaruhnya di dalam kantong celana dan melupakannya, jadi sekarang hilang entah kemana..."
Voldhart memejamkan mata, dia tampak kecewa.... "Kau diterima."
Ehh ?.
Ashkar bingung.
Namun dewa jahat lain, tidak peduli tentang apa pun, meski itu juga membuat mereka ikut bingung.
"Bagaimana mungkin aku diterima ?." Ashkar ingin tahu jawabannya.
"Bukan alasan penting, hanya aku ingin menerima mu saja." Alasan yang sederhana.
Kalau begitu kenapa juga kau harus tanya tentang pekerjaan dan motivasi.
Setelah prosedur selesai dilakukan, semua dewa jahat beranjak dari tempat duduk mereka dan berdiri tepat di hadapan Ashkar.
"Kau akan terlahir di benua iblis dunia Dios sebagai iblis kelas rendah." Ucapnya dalam bentuk sinopsis.
"Kenapa harus kelas rendah, tidakkah bisa aku langsung saja menjadi raja iblis atau semacamnya." Tanya Ashkar.
"Itu sudah biasa terjadi, tapi apa menarik memiliki hidup tanpa perjuangan untuk terus berkembang menjadi lebih kuat." Voldhart mengatakan alasannya.
"Ya aku mengerti."
Voldhart mengangguk ke arah para dewa jahat, dan mereka pun mengikuti sebagai bentuk jawaban.
"Kami bertujuh akan memberi berkah yang membuat anda memiliki kekuatan tujuh kemampuan dosa istimewa, itu bisa membantu anda mengalahkan para pahlawan di masa depan."
Ketujuh dewa jahat melepaskan titik cahaya yang jatuh ke tubuh Ashkar.
"Aaaaahhhhhhhh." Keras Ashkar berteriak.
Semua berlangsung cepat dan tidak ada perubahan dalam bentuk fisik atau pun hal lain.
"Kau tidak perlu berteriak sebegitunya." Mordred menatap aneh.
"Hanya untuk memeriahkan suasana." Jawab Ashkar.
Secara tiba-tiba lingkaran sihir bersinar di dalam tubuh Ashkar, tanpa perlu berpamitan, dia lenyap dan hilang seketika.
Lepas kepergian Ashkar, Dewi Zaza mendatangi Voldhart.
"Voldhart, kenapa kau memilih manusia seperti dia, bukankah dari semua hal yang dilakukan dalam hidupnya sudah hancur berantakan."
"Tapi apa kau melihatnya putus asa ?." Balik Voldhart bertanya.
Zaza berpikir, namun dia tidak menemukan maksud dari pertanyaan itu .... "Mungkin hanya tekad saja yang dia miliki."
"Kau tahu, menjadi subjek untuk kemenangan iblis, harus memiliki satu hal terpenting, itu adalah tidak pernah putus asa, dia akan mengalami banyak kejadian buruk di dunia Dios, selama memiliki mental tangguh, pantang menyerah dan tekad kuat, maka perubahan besar pasti akan terjadi." Ungkap Voldhart tersenyum bangga.
"Namun jika harus berhadapan langsung melawan sepuluh pahlawan dengan sepuluh skill dewa keadilan, bermodalkan tekad saja, dia tidak akan bisa memang." Fakta dari Zaza pun tidak bisa dibantah.
Voldhart memahami keraguan Zaza...."Benar sekali, karena itu dengan modal tekad dalam hidup, aku berharap dia akan terus berkembang, semakin berkembang hingga mencapai satu kesempatan mengalahkan semua pahlawan."
"Aku harap itu bisa terjadi." Zaza coba untuk percaya atas keputusan Voldhart.
Hingga fakta lain pun terucap oleh Mordred yang ikut mendengar pembicaraan mereka berdua..." Dan juga ada alasan kenapa hidupnya berantakan, Zaza."
Tampak malas untuk Zaza melihat ke arah Mordred..."Jangan bilang itu karena kau sengaja melakukannya"
"Ya, kau benar Zaza." Mordred mengakuinya.
Ada kejutan dibalik jawaban tersebut..."Bagaimana mungkin ?, bukankah Tuhan sejati hanya memperbolehkan untuk menghasut manusia dengan sifat jahat, tapi melarang kita mengubah takdir mereka."
Mordred tersenyum dan menunjukkan gigi taring dengan ekspresi tidak menyenangkan.
"Aku sudah mengajukan proposal kepada tuhan sejati, bahwa aku ingin mempersiapkan satu manusia yang menjadi subjek, karena itu Ashkar adalah orangnya. Kedua orang tuanya meninggal, harga warisan di jarah oleh saudara, hidup sebatang kara, terlunta-lunta, mengemis, perundungan, itu semua demi membuatnya kuat. Saat dia mendapat beasiswa aku pun yang mengacaukannya, mencoba melamar kerja pun aku menghasut semua sehingga dia tidak diterima, menjadi pengemis karena keadaan terdesak demi mendapat uang agar bisa mengobati anak-anak panti asuhan yang terlantar, hingga puncaknya, dia tidak bisa melakukan apa-apa karena mereka semua harus mati kelaparan, tapi dia terus bertahan hidup, menerima semua penderitaan dan tidak menyerah meskipun takdir buruk selalu datang." Tawa Mordred atas semua hal yang dia rencana dalam hidup Ashkar.
"Itu terlalu ... Berlebihan." Entah untuk alasan apa Zaza merasa iba.
"Aku melakukannya demi kita, agar tidak ada lagi yang melihat iblis sebagai objek kekalahan saja."
Zaza coba mengerti..."Kau benar, ya aku bisa memahami itu."
"Aku yakin, setelah Askar melewati bermacam kepahitan hidup di dunia hingga membuatnya sengsara, dan kini dia menjadi sosok iblis baru di dunia Dios, tentu dia tidak akan semudah itu menyerah melawan sepuluh pahlawan yang dipilih oleh dewa keadilan."
Semua sudah diatur sedemikian rupa oleh Mordred, dia ingin melihat kejayaan bangsa iblis sebagai pemenang mutlak untuk pertama kalinya. Dan percaya bahwa Ashkar adalah sosok yang bisa mewujudkan mimpi mereka sekarang.
oiya kapan2 mampir di ceritaku ya..."Psikiater,psikopat dan Pengkhianatan" makasih...