My Cold Boyfriend

Beberapa mahasiswa baru masih tampak berkeliling Kampus bersama Kating yang menemani setiap team, begitupun dengan Leta yang masih berjalan bersama Alis. Leta yang tampak mendengarkan ucapan Arga di depannya sedangkan Alis sesekali melirik Langit yang berdiri di samping Arga dengan tubuh tegapnya, kedua tangan yang di silangkan di atas dada.

Almamater yang melekat di tubuh tegapnya membuatnya semakin terlihat tampan.

"Leta, Lo lihat Kak Langit deh.," Ucap Alis membuat Leta beralih menatap Langit di depan namun tanpa sengaja ternyata Langit juga tengah menatap ke arahnya.

"Eh gila ini, Kak Langit liat Lo." Bisik Alis heboh membuat Arga menoleh.

"Sorry kalian kenapa ya?"

"Oh engga papa Kak" Ucap Alis tersenyum

"Oke jadi semua ruangan sudah gue tunjukkin, jadi gue harap gak ada yang nyasar." Ucap Arga membuat semua tertawa.

"Karena udah waktunya istirahat, kita istirahat dan jangan lupa kembali ke aula setelah istirahat."

"Oke Kak."

Semua tampak bubar, sama halnya dengan Alis yang mengajak Leta.

"Ayo Ta ke kantin, gue haus banget."

"Ya udah yuk,,"

Baik Arga ataupun Langit masih berdiri di sana menatap semua bubar, hingga Alis juga Leta yang melewati mereka.

"Permisi Kak,," Ucap Alis berbeda dengan Leta yang hanya tersenyum.

"Gila Aleta cantik banget Lang, baru ada Lo Maba secantik dia." Ucap Arga berbeda dengan Langit yang hanya diam namun tatapan matanya terus melihat Leta yang berjalan.

Leta menatap kantin yang penuh dengan Maba di dalam kantin,,

"Ramai banget,," lirih Leta

"Ya udah ayo, gue haus banget." Ajak Alis menarik tangan Leta.

Mereka memesan minum juga cemilan karena memang belum lapar,,

"Em, duduk sana aja yuk."

Leta mengangguk dan berjalan menuju meja yang masih kosong.

"Seger banget,,"

Leta hanya diam dengan menikmati jus jeruknya, memang cuaca hari ini begitu panas membuatnya merasa haus.

Tidak lama suara rius terdengar membuat Leta menoleh.

Langit yang baru saja masuk ke dalam kantin bersama Arga juga dua temannya yang juga anggota BEM membuat semua mahasiswi seakan terhipnotis oleh ketampanan mereka.

Langit yang berjalan di depan dengan kedua tangan di dalam saku semakin menarik perhatian.

"Astaga Kak Langit cakep banget"

"Gak sia-sia gue pilih nih kampus kalau bakal ketemu para cogan kayak mereka."

"Fix Kak Langit gak ada lawan."

"Kak Arga juga gak kalah keren"

Bisik-bisik terdengar di telinga Leta, begitu pun dengan Alis yang terus saja kagum dengan ketua BEM kampus mereka.

Langit dan juga teman-teman duduk di meja pojok.

tempat dimana biasa mereka duduk, bahkan tidak ada yang berani duduk di sana.

"Gal pesan,," Ucap Langit membuat Gala mengacungkan jempolnya.

"Gue biasa Gal" Ucap Arga

"Gue ju-

"Ikut buruan, enak aja Lo main pesan. Lo kira gue bisa bawa pesanan kalian." Kesal Gala saat Boni ikut memesan.

"Gak adil banget". Boni menggerutu namun tetap berjalan mengikuti Gala.

Sementara Langit hanya diam dan mengambil ponselnya. Dia membaca pesan yang masuk sejak Sejam yang lalu.

"Hai gue boleh gabung kan?" Ucap Luna membuat Arga mendongak berbeda dengan Langit yang tampak acuh.

"Tumben banget ijin Lo."

Luna memutar bola matanya dan duduk di samping Langit.

"Ga, habis ini gue tuker dong biar gue bareng Langit. Masa gue bareng Siska terus." Ucap Luna membuat Siska menoleh.

"Lah-

"Eh Engga bisa. Kita udah bahas ini."

"Gak adil, Masa Ketua BEM bareng terus sama wakilnya."

"Gapapa kan Lang, gue bareng Lo." Ucap Luna memegang lengan Langit.

Langit menatapnya tajam membuat Luna langsung melepaskan tangannya.

"Makanan datang" Ucap Gala membawa nampan berisi pesanan semua.

"Eh ada Ayang Luna di sini." Ucap Boni membuat Luna memutar bola matanya.

"Siska pindah, gue mau Deket ayang gue."

"Ayang Ayang pala Lo peyang, gue bukan Ayang Lo Boni."

Boni cengengesan membuat Luna kesal.

Sementara di tempat lain, beberapa mahasiswi tampak menatap mereka.

Mereka merasa iri dengan Ke dua Kating mereka yang bisa dekat dengan Arga juga Langit.

"Enak banget jadi Kak Luna bisa deket-deket kak Langit."

"Kayaknya mereka pacaran deh "

"Tapi Kayaknya Kak Luna yang suka, tapi kak Langit cuek gitu."

Lagi-lagi bisikan itu kembali terdengar.

Leta bersikap biasa toh dia juga tidak ada urusan dengan mereka dan menikmati jus jeruk juga Snack yang dia beli tadi.

Namun tanpa dia sadari, ternyata Langit sesekali menatap ke arahnya.

"Si Leta cantik juga ya, di lihat dari mana pun cantik gitu." Puji Gala membuat Arga menoleh.

"Sadar diri Gal, mana ada bidadari suka sama Lo."

"Cih, usaha gapapa kali."

"Tapi bener, Tahun ini benar-benar Leta Maba tercantik di kampus kita." Ucap Arga yang memang sudah terpesona dengan Leta sejak awal.

"Gimana Lang, cantik kan Leta." Goda Arga membuat Langit menoleh dan bertepatan dengan Leta yang juga menoleh.

Leta tersenyum dan memutuskan pandangannya membuat Luna yang berada di sana semakin kesal. Apalagi langit masih terus menatapnya.

"Oya Lang, gue lupa.. Nanti malam Papi nyuruh Lo ke rumah. katanya udah lama gak ketemu Lo. Lo mau kan datang ke rumah." Ucap Luna tersenyum.

"Gue gak bisa."

"Kenapa Lang, udah lama banget Loh Lo gak ke rumah. Mami juga sering tanyain Lo."

"Gue sibuk."

"Bentar aja Lang- mau ya"

langit beranjak bangun, membuat semua menatapnya.

"Eh Lang, mau kemana?" Ucap Arga namun Langit terus berjalan.

"Lu sih Lun, belum makan dia tuh." Kesal Arga yang melihat makanan Langit masih utuh.

"Kok gue?"

Arga ikut beranjak, duduk bersama dua perempuan itu memang memuat mood nya berubah apalagi sikap Luna.

"Arga Lo mau kemana?" Ucap Siska

"Toilet, mau ikut Lo?"

"Dih -

Sementara Langit berjalan keluar, melewati berapa mahasiswi di sana. Tatapannya tetap lurus bahkan hanya acuh dengan bisikan juga sapaan dari mereka.

Leta yang sebelumnya baru saja dari toilet pun berjalan keluar. dia mencari keberadaan Alis. Berjalan menyusuri lorong kampus.

Hingga berpapasan dengan Langit, Leta tersenyum karena merasa tidak sopan jika hanya diam ketemu Kanting nya.

"Cantik" gumam Langit menatap Leta yang sudah berjalan jauh.

Dia kembali melangkah menuju ruang BEM, ada yang harus dia ambil sebelum melanjutkan Ospek hari ini.

Langit Cakrawala-

Laki-laki dengan postur tubuh tinggu sekitar 185cm, kulit putih, wajah tegas, hidung mancung juga Alis tebal bahkan tatapan matanya yang bak elang membuat siapa saja akan terpesona dengan ketampanan yang dimiliki olehnya.

Namun di balik kesempurnaan yang dia miliki, Langit bersifat cuek dan sangat irit bicara.

Dia hanya akan bicara dengan orang yang sudah dekat dengannya. Namun di balik sikap dingin dan cueknya.. Langit akan bersikap hangat dengan keluarganya.