Cindra gadis yatim piatu yang dipermainkan takdir, terpaksa menikah dengan anak dari sahabat orangtuanya; Hafiz, seorang tentara berpangkat letnan satu.
Namun perjalanan rumah tangganya tidak berjalan dengan mulus, dia harus menderita menahan dinginnya hidup berumah tangga.
Hingga takdir mempertemukannya dengan seorang pria tampan yang mewarnai hari-harinya.
🩷🩷🩷 Happy Reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 ~ Aku Masih Virgin
Usapan lembut di pipinya membuat Cindra membuka mata, dilihatnya sosok wanita paruh baya menatap wajahnya dengan tatapan hangat.
"Maa..maaf Cindra ketiduran di sini" Dengan suara serak khas bangun tidur yang terdengar seksi
Bu Amanda mengangguk dan tersenyum masih menatap Cindra.
Marcel yang sejak tadi duduk di sofa kamar dan fokus ke layar laptop terkesiap mendengar suara wanitanya terbangun.
"Hai.." Marcel mengusap rambut Cindra dengan lembut. Bu Amanda melirik putranya penuh arti. Sebagai ibu dia tau putranya sedang jatuh cinta.
"Sudah waktunya makan malam" Marcel membantu Cindra turun dari tempat tidur
"Mama sudah makan ka?" tanya Cindra
"Mama nunggu putri tidur bangun, baru mau makan" Marcel pura-pura merajuk
"Ya ampuun..maafin Cindra ya ma_"
Cindra dan Marcel membantu Bu Amanda pindah ke kursi roda
Mereka pergi ke ruang makan. Di meja makan sudah terhidang beraneka macam masakan.
"Ini semua aku yang masak" Marcel menepuk dadanya dengan wajah bangga
"Emang eyaakk??" Cindra meledek, ga percaya
"Woaahhh ngeledek kali ya kamu, nih buktinya" Marcel menunjukan video memasaknya yang sudah di posting di medsos miliknya
"..." Mata Cindra membeliak dan menutup mulutnya yang mengangga
"Aura 'om-om senang' keliatan banget" Imbuh Cindra
Mendengar jawaban Cindra Marcel gemas, di jentiknya kening Cindra hingga berbunyi, tak!!
"Ma-, ka Marcel nakal huhuhu" Cindra memeluk Bu Amanda dengan tangisan dibuat-buat
Bu Amanda memberi tatapan horor ke anaknya "Ceeelll..!"
"Ampuun maa.."
Cindra menjulurkan lidahnya; meledek.
Mereka pun makan dengan khidmat.
Setelah makan Cindra memberikan pijatan-pijatan di kaki Bu Amanda, sebagai rangsangan untuk kaki yang sudah lama tidak bisa bergerak. Sambil bercerita masa tentang kecilnya.
Marcel hanya menjadi pendengar, matanya fokus pada laptop. Pekerjaan kantor diantar asistennya ke rumah karena ia ingin menemani dua wanita yang dicintainya.
Cindra memang tidak ingin pulang ke mansion Hafiz, awalnya dia ingin nginap di hotel. Tapi Bu Amanda dan Marcel melarangnya. Bu Amanda meminta Cindra tidur dengannya malam ini, dia rindu putri bungsunya yang sudah lama meninggal, Larisa.
*******
"Kemana kamu Cindra..Mas khawatir" Lirih Hafiz.
Pencariannya tidak juga membuahkan hasil.
"Bik, kira-kira Cindra ada di mana?" Tanyanya
"Saya juga tidak tahu, Tuan. Non ga pernah main kemana-mana. Saya juga kuatir Non kenapa-napa di jalan"
"Tuan, apa ga coba telepon keluarga tuan di Malang, Non pernah cerita kangen orangtuanya. Dia mau nyekar, gitu"
Hafiz terperanjat
'Apa mungkin dia ke sana?"
Hafiz mencoba menelpon orangtuanya
Tut..tut..tut
"Halo nak, bagaimana kabarmu dan Cindra. Lama banget kamu ga nelpon Mama"
'Artinya Cindra tidak pulang ke Malang' Batinnya
"Kabarku baik mam, mama sehat-sehat ya di sana"
Tut - Panggilan langsung diputus Hafiz
Ceklek..
Suara pintu dibuka membuka Hafiz berdiri dari duduknya
"Cin-..." Matanya membesar saat melihat yang membuka pintu buka orang yang sedang memenuhi pikirannya
"Kamu!" Wajah Hafiz suram
"Mas! Aku butuh penjelasan!"
Melihat kehadirannya disambut tidak ramah, Ranty mengacak pinggang.
"Siapa wanita itu?" tanyanya kembali
"Wanita yang mana?" Jawab Hafiz malas
"Ga usah pura-pura bego deh mas" Ranty mulai meninggikan suaranya
"Jangan nyari keributan Ranty, to the point aja. Aku sibuk"
"Sibuk selingkuh kan kamu! Wanita itu selingkuhan kamu kan?" Ranty melemparkan tuduhan
"Siapa yang kamu maksud, Hah?!"
"Wanita yang kamu bilang asisten itu! Kalau dia istrinya Robi kenapa dia tidak tinggal bersama suaminya. Kenapa dia malah tidur di sini"
"Mas, kamu bilang mau cari asisten baru. Aku tawarkan bik Nani. Tapi kenapa dia masih di sini"
"Aku tidak pernah mengatakan dia itu asisten di sini, dan Roby bukan suaminya. Kenapa dia di sini? karena aku yang menginginkannya. Paham!?"
"Satu hal lagi! Jangan pernah masuk rumah ini. Keluar!!"
"Mas, apa artinya hubungan kita? Dan semua kata-kata cintamu apa artinya itu! mudah sekali kamu pindah ke lain hati. Apa yang sudah dia berikan padamu mas? Sampai kamu begitu mudah membuangku" Ranty terisak.
Ranty tahu jika Hafiz akan lemah saat dia mulai menangis. Dia sangat pandai memainkan peran.
Tapi kali ini dia salah, Hafiz tidak lagi goyah akan bujuk rayu juga tangisan Ranty.
Hafiz mendekatinya lalu mencengkram rahang Ranty
"Hubungan kita berakhir sejak kamu mengatakan putus. Hubungan kita berakhir saat kamu check-in di hotel bersama Gavin berkali-kali. Saat itu pula kata-kata cintaku menguap, kamu tidak menghargai perasaanku. Kamu pikir aku tidak tahu kenakalanmu di belakangku, hah?!!.. Ya! Semudah itu aku membuangmu. Karena orang yang tidak setia bagiku sampah!!"
"Sekarang aku makin membencimu, karena kamu berani mengotori kamar orangtuaku dengan perbuatan mesummu bersama Gavin!! Semua terekam di CCTV tidak ada satupun yang terlewat, Jangan coba-coba mengancamku! kalau kamu tidak ingin semua videomu bersama Gavin aku kirim ke orangtuamu! "
"Ahhh.." Ranty teriak saat Hafiz mengencangkan cengkramannya di rahang Ranty
"Keluaarr!!!"
Dengan gemetar Ranty melangkah keluar. Dia malu karena perbuatannya selama ini bersama Gavin sudah di ketahui Hafiz.
******
" Belum tidur?" Tanya Marcel.
Marcel melangkah mendekati Cindra yang sedang berdiri di atas balkon.
"Belum ngantuk ka"
"Di sini dingin, nanti kamu masuk angin. Kita masuk ke dalam untuk ngobrol" Ajak Marcel
Cindra mengangguk
Setelah mereka di ruang keluarga. Marcel membawakan dua gelas minuman. Kopi dan susu cokelat hangat.
"Minumlah" Marcel menyodorkan susu cokelat hangat ke tangan Cindra
"Terima kasih ka" senyum manis pun tersungging di bibirnya
"Jadi...apa benar Mr. Zay suamimu?" Tanya Marcel tanpa basa basi
"Uhuukk..uhuukk!" Cindra tersedak saliva sendiri
"Kaka tau dari mana?"
"Laki-laki itu yang bilang, aku hanya ingin mendengarnya darimu"
"Iya benar ka. Kami menikah karena perjodohan neneknya mas Hafiz dengan kedua orangtuaku. Mas Hafiz menolak perjodohan itu, tapi pakde tetap memaksa karena alasan aku harus kuliah di Jakarta dan butuh wali. Katanya agar ada yang tanggung jawab"
'Hafiz menolak? Tapi kecemburuan yang dia tunjukan begitu kuat. Ini menarik' batin Marcel
"Kamu sendiri, apakah menginginkan perjodohan itu?"
Cindra menggeleng sambil memilin jari jemarinya.
"Aku tidak menginginkannya ka, pernikahan aku semacam nikah kontrak aja ka"
"Nikah kontrak? kalian ga nikah di penghulu?"
"Waktu di Malang, kami nikah dengan penghulu di depan orangtua mas Hafiz, saksi dan pengacara papaku. Tapi.."
"Tapi? Tapi apa, hmm?" Marcel penasaran
"Sesampai di Jakarta, mas Hafiz menyodorkan surat kontrak pernikahan. Dia tidak menginginkan pernikahan itu. Dia sudah punya kekasih yaitu mba Ranty"
"Apa isi kontraknya?" Tanya Marcel
"Hhhh..banyak ka, seperti tidak boleh ada kontak fisik, tidak boleh jatuh cinta, dll"
'Laki-laki bodoh, akhirnya kamu terjerat kontrakmu sendiri' batin Marcel
"Apa dia sudah menyentuhmu?"
Marcel cemas, berharap Cindra bilang Tidak
Cindra mengangguk dan wajahnya meredup
Marcel mengusap wajahnya dengan kasar
"Kapan? Apa sering dia mendatangimu?"
"Malam itu, waktu dia memukul kaka. Dia seperti kesetanan menghukumku dengan melecehkanku, hiikkkss" akhirnya tangisan Cindra runtuh
Marcel mengusap airmata Cindra yang menganak sungai
"Kenapa kamu tidak melawan? Kamu menyukainya?
Cindra menggeleng.
"Aku sudah melawan sekuat tenagaku, tapi tenaga dia lebih besar. Beruntungnya mba Ranty datang, lalu dia meninggalkanku"
"Kalian belum melakukan itu..?" Marcel tidak tega memperjelas pertanyaannya
"Aku masih virgin, Ka"
"Owhh syukurlah" Marcel menarik jemari Cindra yang sejak tadi diremas-remas.
"Cindra, sejak malam itu. Malam pengakuan kalian adalah suami istri, aku tidak tenang. Tiap malam aku gelisah, aku ingin membuktikan dengan mata kepalaku sendiri kalau kalian pasangan yang bahagia seperti yang dikatakannya. Kamu tau cin, berhari-hari aku menunggu di depan rumahmu"
"Aku bertaruh dengan perasaanku sendiri, kalau kamu memang benar bahagia. Aku harus merelakanmu. Tapi kalau kamu menderita, aku akan merebutmu darinya"
Cindra menatap Marcel dengan intens
'Kenapa hatiku terasa hangat mendengar pengakuan ka Marcel. Dia ingin memperjuangkanku' Batin Cindra
"Apa benar Kaka ingin memperjuangkanku?" Tanya Cindra ingin meyakinkan dirinya
"Dengan kesadaran penuh aku katakan, Aku mencintaimu, aku ingin memperjuangkanmu menjadi milikku'"
"Ka, selama ini aku hidup sebatang kara. Yang aku kenal hanya keluarga pakde yaitu orangtua mas Hafiz. Aku pikir mereka pelindungku, tapi pada akhirnya mereka menjerumuskanku pada situasi seperti ini, aku dinikah paksa dengan anaknya yang tidak menginginkanku. Dulu aku punya harapan, ada seseorang yang mencintaiku, dia sahabatku. Saat aku membuka hati..pada akhirnya dia pun meninggalkanku, dia selingkuh. Hingga kini aku takut mempercayai siapapun termasuk suamiku sendiri. Aku engga mau jatuh cinta, aku takut dikecewakan lagi. Takdir menuntunku hidup sendirian"
Kembali Isak Cindra pecah.
Marcel menarik kepala cindra bersandar di bahunya.
"You can trust me" Marcel mengecup pucuk kepala Cindra
"Apakah dia kasar padamu? Pernah memukulmu"
"Dia tidak pernah memukulku, pada awalnya sikapnya sangat dingin, ketus dan tegas. Komunikasi kami hanya satu arah, aku harus nurutin apa mau dia. Tapi akhir-akhir ini dia berbeda. Kurasa sejak dia sakit panas, otaknya agak lain. Mungkin dokter Arga salah kasih dosis obat"
"lain gimana? Awas nanti kamu jatuh cinta"
"Engga Yakk..ga akan!!" Cindra merengut
"Cindra, informasi dari orang kepercayaanku yang aku susupkan di sana. Suamimu itu selalu mengawasimu"
"Iya aku tau ka"
"Hah?! Kamu tau kalau kamu diawasi?"
Marcel menarik diri untuk melihat keseriusan di wajah Cindra
"Aku tau, dia memasang penyadap, CCTV 24jam, orang² nya yang selalu mengikuti ku kemanapun aku pergi, bahkan medsos aku SDH di stalkingnya"
"Ka-kamu ga marah akan hal itu? Kamu tidak keberatan dengan itu? Itu privasimu sayang...kamu juga harus punya privasi"
"Ka, aku tau dia melakukan itu karena tanggung jawab pada orangtuanya. Dia jarang ada di sisiku. Jadi dia melakukan itu agar dia tenang di Medan tugas" Itulah yang Cindra yakini
"Apa setelah ini kamu akan kembali padanya?"
"Iya tentu saja. Selagi dia belum mengucapkan talak, aku masih berstatus sebagai istri. Walaupun istri yang tidak dianggap" Cindra menunduk
"Cindra, sampai kapan kontrak pernikahanmu itu?"
"Sampai mas Hafiz menikah secara dinas dengan mba Ranty, kemungkinan lainnya sampai aku lulus kuliah, ka. Do'akan ya ka aku cepet lulus kuliah. Agar aku bisa bebas menentukan hidupku"
"Bisakah kamu jaga kehormatanmu hingga masa itu tiba?"
Cindra mengangguk
"Janji?!!" Tanya Marcel.
"Iya ka, aku janji"