Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin peribahasa ini sangat cocok untuk menggambarkan kehidupan gadis ini.
Meyva Maharani Nareswari, gadis muda, cantik nan mandiri, kini tengah di hantam dengan kepahitan yang luar biasa dalam hidupnya. Kecewa yang berlipat karena melihat sang kekasih hati yang berselingkuh dengan saudari tirinya sendiri. Di tambah lagi dengan fitnah keji yang di lempar sang mantan dengan tujuan untuk membuat playing victim agar pria itu tak di salahkan dan berbalik semua kesalahan justru jatuh pada Meyva.
Di selingkuhi, di fitnah, di tikung dari belakang, di usir dan satu lagi ... harus menikah dengan seseorang yang baru dia kenal secara mendadak.
Apakah Meyva bisa melewati semuanya?
Apakah kehidupan Meyva bisa jauh lebih bahagia setelah menikah atau justru sebaliknya?
Penasaran dengan kisah kehidupan Meyva?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
❤️ Happy Reading ❤️
"Yah, apa ayah gak ada niat gitu buat ketemu sama Meyva?" tanya kata ibu Rumi.
Sore ini sang suami pulang dari perusahaan dalam keadaan sedikit kacau. Pasalnya proposal pengajuan kerja samanya pada perusahaan Ander benar-benar di tolak mentah-mentah.
Perusahan Ander adalah perusahaan yang cukup besar dan cukup berpengaruh di dunia bisnis. Dengan bisnisnya yang sudah menggurita membuat perusahaan itu menjadi sasaran para perusahaan lain untuk menjalin kerja sama. Bermusuhan atau bersinggungan dengan keluarga Anderson ataupun perusahaan Ander sama saja membuka jalan untuk kehancuran bisnisnya sendiri.
"Buat apa Bu?" tanya balik ayah Surya.
"Loh kok buat apa, ya buat bilang ke Meyva supaya kekasihnya itu mau menjalin kerja sama dengan perusahaan ayah bukan malah di tolak kayak gini." sahut ibu Rumi. "Lagian anakmu itu juga bagaimana, masa ngebiarin kekasihnya buat lakuin itu." sambungnya yang jelas dengan menjelekkan nama sang anak tiri.
"Tapi ini bukan salah Meyva Bu." kata ayah Surya.
"Halah sama aja yah, toh ini juga ada sangkut pautnya sama dia." kata ibu Rumi. "Kalau Meyva gak mancing amarah Rena dan Dimas, kalau Meyva gak bikin masalah duluan gak mungkin Rena dan Dimas bakal jadi emosi seperti itu." sambungnya. "Mana ada sih yah orang yang mau buat pertunangannya kacau, gak ada." imbuhnya dengan kata-kata yang terus memprovokasi.
"Terus ayah mesti cari dimana? Dia tinggal dimana saja kita tak ada yang tau kan." kata ayah Surya.
"Ayah ... ayah, ayah itu kok bingung sih, ya tinggal cari aja tuh di tempat kerjanya." jawab ibu Rumi.
"Ya sudah besok pagi ayah datang ke sana." kata ayah Surya. "Bu, tolong bikinin teh panas ya ... " pinta ayah Surya pada istrinya itu.
Bu Rumi pun keluar meninggalkan kamar mereka dengan tujuan ke arah dapur membuat minuman permintaan sang suami.
"Ayah dimana Bu?" tanya Rena yang menghampiri ibunya di dapur.
Kebetulan anak kandung Rumi itu juga mau mengambil minum untuk dirinya sendiri.
"Ada di kamar, lagi pusing mikirin proposal pengajuan kerjasama sama perusahan Ander yang di tolak." jawab ibu Rumi.
"Hah, kok bisa." tanya Rena sambil.kembali menutup pintu kulkas begitu sudah mendapatkan minuman dingin di tangannya.
"Ya gara-gara kejadian pesta pertunangan kamu kemarin itu." sahut ibu Rumi.
"Ish ini semua gara-gara Meyva Bu, salahin aja itu anak." kata Rena.
"Besok pagi ayah kamu mau nemuin Meyva." kata ibu Rumi. "Sudah ah ibu mau ke kamar dulu, nganterin minum buat ayah." ujarnya yang langsung melenggang pergi dari hadapan putrinya.
"Dasar gadis s***l, sudah gak ada di sini masih saja bikin susah ... bikin masalah." kata Rena dengan geram. ''Apa sih hebatnya dia sampai perusahaan Ander bisa menolak seperti itu." gumamnya lagi dengan sangat kesal.
❤️
Sedangkan di rumah sakit saat ini Dave sudah kembali berada di ruang rawat Meyva.
Dirinya hanya menghadiri meeting dengan client yang tak bisa di wakilkan, setelah itu langsung kembali lagi ke rumah sakit.
Pokoknya sudah bagaikan calon suami beneran yang mengkhawatirkan kondisi calon istrinya.
Kalau untuk mama Lira, dari jam setengah lima tadi sudah pulang bersama papa Delon. Tapi wanita paruh baya itu mengatakan kalau akan kembali lagi nanti malam, dirinya hanya pulang untuk membersihkan tubuh serta ngambil makanan dan pakaian untuk putranya.
"Kenapa semalam sampai makan makanan yang begitu pedas?" tanya Dave yang kali ini tak memakai emosi sama sekali.
"Pikiran aku lagi mumet dan ini semua gara-gara kamu." sahut Meyva yang membuat pria di samping tempat tidurnya mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya "kok gara-gara aku?". "Aku jadi kepikiran sama semua yang kamu katakan kemarin." sambungnya lagi.
"Aku gak maksa, semua terserah kamu, kok jadi aku yang di salahin." sahut Dave yang tak terima di salahkan. "Jadi bagaimana keputusan kamu?" tanya Dave lagi.
"Beri aku waktu sampai besok pagi ya?" pinta Meyva.
Dave pun akhirnya menyetujui untuk memberi waktu pada Meyva satu malam lagi.
Cklek
"Selamat malam." seru mama Lira yang baru saja membuka pintu rawat dengan ada beberapa orang yang mengekor di belakangnya, ya siapa lagi kalau bukan anggota keluarganya yang lain.
"Hai kaka ipar, belom di apa-apain kok sudah tepar aja." goda Daniel yang hanya di tanggapi dengan seulas senyum tipis oleh Meyva, sedangkan Dave hanya bisa memutar bola matanya dengan jengah kala mendengar perkataan adiknya.
"Gimana keadaan kamu sayang?" tanya mama Lira yang kini mengambil duduk ditempat yang Dave semula duduki.
"Sudah lebih baik tante." jawab Meyva.
"Tentu saja cepat baik ya kak ... cepat sembuhnya kerena di tungguin sama pujaan hati." sahut Daniel yang lagi-lagi menggoda Meyva. "Tapi aku salut loh sama kakak ipar, aku kasih jempol empat." sambungnya dengan tangan yang mengacungkan jempol. " Bisa bikin si workaholic ini libur dari kerjanya, padahal lagi sakit pun dia itu pasti maksain untuk berangkat kerja." imbuhnya.
Meyva hanya melirik sekilas ke arah Dave begitu mendengar perkataan dari Daniel.
"Kakak ipar, ini aku bawain brownies ... ini enak banget, kakak harus coba." kata Reta yang sudah mengambil sepotong brownies dari kotaknya dan menyodorkan pada Meyva.
Baru satu gigit masuk ke dalam indra perasa milik Meyva, gadis itu sudah tau ini brownies dari toko kue mana.
"Ini kayak ... " terka Meyva dalam hati.
"Gimana kak enakkan?" tanya Reta yang di angguki oleh Meyva. "Tuh kan benar tebakan aku, begitu coba kakak pasti bakal suka, kerena ini adalah brownies dari toko langganan aku sama mama." sambungnya.
"Dave, itu mama sudah bawa pakaian ganti jadi kamu mendingan mandi dulu." kata mama Lira sambil menunjuk sebuah tas yang dia letakkan di samping nakas.
Dave pun langsung berlalu dari sana menuju ke ruangan sebelah dimana terdapat sebuah ruangan yang di khususkan untuk keluarga pasien. Dia butuh mandi dengan air dingin saat ini karena tubuhnya sudah sangat lengket dan rasanya gerah sekali.
Ketika Dave mandi dan para pria berada di sofa, mama Lita dan Reta juga Meyva sedang asik mengobrol tentang banyak hal terutama tentang wanita.
"Nanti kalau kakak sudah sehat dan bisa pulang, kita jalan-jalan bareng yuk ... quality time untuk kita aja para wanita." usul Reta.
"Bener banget tuh, mama setuju." sahut mama Lira yang memang sudah agak lama tak pergi keluar bersama menantunya.
"Kita ke salon terus belanja-belanja." kata Reta lagi. "Mempercantik diri dan menghabiskan uang para pria itu." katanya sambil menunjuk ke arah para suami.
"Jangan mulai mengajari Meyva dengan ajaran sesat kamu dan mama, Reta." celetuk Dave yang baru saja keluar dari ruang samping.