> "Rei Jaavu, apakah anda siap meninggalkan dunia ini dan pergi menuju negeri impian anda sekarang?"
"Jepang? Beneran aku bisa ke Jepang?"
> "Jepang? Ya, Jepang. Tentu saja."
Kata-kata itu muncul di layar laptop Rei, seperti tawaran menggiurkan yang nggak mungkin ia tolak. Sebuah sistem bernama "AniGate" menjanjikan hal yang selama ini cuma ada di dalam imajinasinya. Jepang klasik, negeri isekai, atau bahkan jadi tokoh kecil di dalam novel klasik yang selalu ia baca? Semua seperti mungkin. Ditambah lagi, ini adalah jalan agar Rei bisa mewujudkan impiannya selama ini: pergi kuliah ke Jepang.
Tapi begitu masuk, Rei segera sadar... ini bukan petualangan santai biasa. Bukan game, bukan sekadar sistem main-main. Di tiap dunia, dia bukan sekadar 'pengunjung'. Bahaya, musuh, bahkan rahasia tersembunyi menghadangnya di tiap sudut. Lebih dari itu, sistem AniGate seolah punya cara tersendiri untuk memaksa Rei menemukan "versi dirinya yang lain".
"Sistem ini... mempermainkan diriku!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RE-jaavu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Seburuk Itu: Bagian 9
Bagian 9: Melangkah di Tengah Ketidakpastian
Pagi itu, aku berdiri di depan pintu aula dengan perasaan seperti akan dieksekusi. Semua kerja keras, perdebatan, dan kegagalan akan diuji hari ini.
“Takumi-kun.”
Aku menoleh. Haruka berdiri di belakangku dengan senyuman kecil. “Jangan terlalu tegang. Kau akan baik-baik saja.”
“Bagaimana bisa kau begitu yakin?” tanyaku, mencoba menutupi getaran di suaraku.
Dia menatapku lama, lalu berkata dengan nada ringan, “Karena aku tidak akan membiarkanmu gagal.”
Kata-kata itu entah kenapa membuatku sedikit lebih tenang. Aku menarik napas panjang dan melangkah masuk ke aula bersama timku.
...****************...
Kami baru saja selesai menyiapkan alat peraga ketika Haruka menghampiriku.
“Renjiro masih belum muncul,” katanya pelan.
Aku mengangguk, meski di dalam hati aku merasa khawatir. Tanpa Renjiro, kami kehilangan pembicara yang cukup penting untuk presentasi.
“Apa kita bisa melakukannya tanpanya?” tanyaku, lebih kepada diriku sendiri daripada Haruka.
“Kita harus bisa,” jawabnya dengan tegas. “Jika tidak, semua kerja keras ini akan sia-sia.”
Aku menatap anggota tim lainnya yang terlihat gelisah, lalu mencoba memasang wajah percaya diri. “Baik, kita akan tetap maju. Aku akan mengambil alih bagian Renjiro.”
...****************...
Ketika akhirnya giliran kami tiba, aku merasa jantungku hampir melompat keluar dari dadaku. Aula penuh dengan siswa dan guru, semua mata tertuju pada kami.
Aku melangkah ke tengah panggung bersama Haruka dan Yuki, mencoba mengingat semua yang sudah kami latih.
“Selamat pagi,” aku memulai dengan suara yang terdengar sedikit gemetar. “Kami dari kelas 3-B akan mempresentasikan sejarah sekolah kami, yang penuh dengan cerita menarik dan inspiratif.”
Seiring berjalannya presentasi, aku mulai merasa lebih nyaman. Slide yang kami siapkan berjalan lancar, dan Yuki berhasil membawa energi baru dengan cara bicaranya yang ceria.
Tapi saat giliran Haruka berbicara, semuanya berubah.
...****************...
Haruka berdiri di depan slide yang menampilkan tanggal penting dalam sejarah sekolah. Dia berbicara dengan lancar, tetapi tiba-tiba, dia berhenti.
“Tunggu sebentar,” katanya, menatap slide dengan ekspresi bingung. “Ini salah. Tanggal ini seharusnya…”
Aku merasa darahku berhenti mengalir. Itu slide yang aku edit tadi malam, dan ternyata kesalahan yang sama masih ada.
Kerumunan mulai berbisik, sementara aku berdiri terpaku di tempatku.
“Tanggalnya salah, ya?” gumam Yuki dari belakangku.
Haruka melirikku sekilas, tersenyum tipis, lantas menghela nafas. “Sepertinya ada kesalahan kecil. Tapi itu tidak mengurangi esensi dari cerita ini.”
Dengan tenang, dia melanjutkan presentasi, bahkan mengimprovisasi penjelasan tentang bagaimana perubahan waktu bisa menyebabkan kesalahan pencatatan sejarah.
Aku tidak tahu harus merasa lega atau semakin malu.
...****************...
“Kau hampir menghancurkan semuanya, Takumi-kun,” kata Yuki saat kami meninggalkan panggung.
“Aku tahu,” gumamku.
Haruka mendekat dan menyentuh lenganku. “Tapi kau berhasil. Itu yang penting.”
Aku menatapnya, ingin mengatakan sesuatu, tapi aku hanya bisa mengangguk pelan.
...****************...
Ketika aku akhirnya sampai di rumah, aku langsung menjatuhkan diri ke tempat tidur.
“AniGate,” panggilku.
> “Ya, Rei?”
“Kenapa tanggal itu salah? Aku sudah memperbaikinya tadi malam.”
> “Kesalahan itu disengaja.”
Aku terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. “Apa maksudmu ‘disengaja’?”
> “Sistem sengaja mengubah tanggal untuk melihat bagaimana Anda menangani situasi tak terduga.”
Aku merasa darahku mendidih. “Kau bercanda? Itu hampir menghancurkan semuanya!”
> “Namun, Anda tidak menyerah. Itu membuktikan kemajuan Anda.”
“Aku hampir mati malu di depan semua orang!” seruku.
> “Tapi Anda tidak mati. Selamat, Rei. Anda berhasil melewati ujian ini.”
Aku memijat pelipis, mencoba menenangkan diriku. “Kau benar-benar brengsek, AniGate.”
> “Terima kasih atas umpan baliknya.”
Aku hanya bisa mendesah panjang. “Cih! Aku tidak tahu apa yang lebih menjengkelkan. Entah kesalahan yang kau buat, atau caramu meresponsnya.”
> “Keduanya valid.”
Aku mematikan lampu kamar, merasa frustrasi tapi juga sedikit lega. Setidaknya, semua itu sudah berlalu.
aku mampir ya 😁