NovelToon NovelToon
Simpanan Tuan Anjelo

Simpanan Tuan Anjelo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ama Apr

Zeona Ancala berusaha membebaskan Kakaknya dari jeratan dunia hina. Sekuat tenaga dia melakukan segala cara, namun tidak semudah membalikan telapak tangan.

Karena si pemilik tempat bordir bukanlah wanita sembarangan. Dia punya bekingan yang kuat. Yang akhirnya membuat Zeona putus asa.

Di tengah rasa putus asanya, Zeona tak sengaja bertemu dengan CEO kaya raya dan punya kekuasaan yang tidak disangka.

"Saya bersedia membantumu membebaskan Kakakmu dari rumah bordir milik Miss Helena, tapi bantuan saya tidaklah gratis, Zeona Ancala. Ada harga yang harus kamu bayar," ujar Anjelo Raizel Holand seraya melemparkan smirk pada Zeona.

Zeona menelan ludah kasar, " M-maksud T-Tuan ... Saya harus membayarnya?"

"No!" Anjelo menggelengkan kepalanya. "Saya tidak butuh uang kamu!" Anjelo merunduk. Mensejajarkan kepalanya tepat di telinga Zeona.

Seketika tubuh Zeona menegang, mendengar apa yang dibisikan Anjelo kepadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ama Apr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

Vivian memacu langkah setelah mengelak dari pertanyaan terakhir Maminya. Terus didesak untuk punya anak membuat kepalanya berdenyut nyeri. "Ribet banget sih kalau ngomong sama orang tua! Hampir aja aku keceplosan kalau udah lama nggak tidur bareng Anjelo. Ah sialan! Mending aku pergi ke showroom aja, buat ketemu sama Raka!" putusnya seraya masuk ke dalam mobil. 

Raka Rifaldi adalah sahabat dekat Vivian sekaligus cinta pertamanya. Mereka bersahabat sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Mereka mulai menjalin hubungan cinta saat kelas satu SMA. Namun takdir cinta tak berpihak pada hubungan mereka. 

"Aku cinta sama kamu, Raka!"

"Aku juga Vi! Tapi cinta kita tak mungkin bersatu. Bukankah kamu sudah dijodohkan dengan pewaris tunggal Holland Corporation? Bukankah sebentar lagi, kalian akan segera bertunangan?" Wajah Raka tertunduk lesu. Penuh keputusasaan dan kebingungan. Keadaan ekonomi keluarganya dan keluarga Vivian sangat jauh berbeda. Vivian anak orang kaya raya sedangkan Raka hanyalah anak pedagang kaki lima. "Aku tidak akan sanggup menyaingi dia, Vivian. Keluarga Holland terlalu kaya dan berkuasa. Aku ti--"

Vivian meletakkan telunjuknya di bibir Raka. Memeluk tubuh tinggi semampai itu. "Meskipun aku menikah dengan Anjelo, tapi cintaku hanya untukmu, Raka. Aku tak akan pernah berpaling darimu. Aku tidak peduli dengan Anjelo ataupun keluarganya. Kamu adalah cinta pertama dan terakhirku. Maka dari itu, sekarang ... di hotel ini, aku akan menyerahkan mahkotaku kepadamu. Karena aku tak rela jika Anjelo mengambilnya. Tubuh dan hatiku hanyalah untukmu dan milikmu, Raka Rifaldi. Tolong jangan pernah tinggalkan aku! Jangan akhiri hubungan ini!" Vivian terisak di dalam pelukan Raka. 

"Terima kasih, Vivi. Karena kamu sudah mencintai lelaki jelata seperti aku. Demi Tuhan, aku juga tidak ingin mengakhiri hubungan kita. Aku akan selalu ada di sampingmu. Hari ini, esok dan seterusnya. I'II always love you ..." Raka mengurai pelukan. Merunduk dan mengangkat dagu Vivian, kemudian meraup bibir sensual itu. 

Malam itu, sebuah hubungan terlarang terjadi dan terus berlanjut hingga saat ini. Perselingkuhan Raka dan Vivian terjalin begitu apik. Tanpa ada satu orang pun yang curiga. Karena mereka berdua membalutnya dengan kedok persahabatan dan juga hubungan bisnis. 

Vivian memarkirkan mobilnya di parkiran showroom. Keluar dari dalam mobil dan bergegas masuk ke showroom miliknya yang dikelola oleh Raka. 

"Selamat siang Bu Vivi?" Dua orang pegawai laki-laki menyapa Vivian. 

Melempar senyum ramah, barulah Vivian membalas sapaan kedua pegawai tersebut. "Pagi juga Ujang, Ade! Pak Raka ada di ruangannya tidak?" 

"Ada Bu!" Yang menjawab adalah Ade. 

Vivian mengangguk, "Kalau begitu saya ke ruangannya Pak Raka dulu. Kalian lanjutin lagi kerjanya!" 

"Siap Bu!"

"Sayang!" Yang dipanggil namanya langsung mengangkat wajah dari menatap laptop ke arah pintu yang terbuka. Senyum ceria terbit membelah wajah. Rentangan kedua tangan menyambut kedatangan sang pujaan hati. 

"Vivi!" Sambutan itu dibalas ciuman mesra di bibir Raka. "Kenapa mukanya ditekuk seperti itu? Lagi bete ya?" 

Vivian mengerucutkan bibir seraya menengadah dalam pelukan Raka. Menatap wajah kekasihnya. "Iya, aku emang lagi bete. Makanya datang ke sini supaya mood aku membaik lagi," adunya dengan suara manja. 

Begitulah Vivian. Jika bersama Raka, ia menjelma menjadi wanita manja. Tetapi jika bersama Anjelo, ia menjelma menjadi wanita judes dan angkuh. 

"Hm, begitu ya? Memangnya bidadariku ini bete karena apa?" Raka juga selalu memanjakan Vivian. Menumpahkan rasa sayang dan cintanya pada wanita bersuami itu. 

Vivian menarik tubuh dari pelukan Raka. Mengajak selingkuhannya itu untuk duduk di sofa. Barulah dia bercerita. 

"Hm, jadi karena didesak segera punya anak ya?" Angguk-angguk kepala Raka. 

"Iya. Dan aku nggak mau punya anak dari Anjelo. Aku maunya punya anak dari k-a-m-u!" ucap Vivian penuh penekanan. 

Raka mengacak rambut bergelombang milik Vivian lalu merengkuh kembali tubuh berbalut blazer biru muda itu. "Aku juga punya keinginan yang sama Vi. Tapi apa itu mungkin? Sedangkan hubungan kita saja hanya sebatas seling--"

"Sttt!" Secepat kilatan cahaya, Vivian menempelkan telunjuknya di bibir tebal Raka. "Don't say that! Kamu adalah lelaki yang aku cintai. Perse tan dengan status kita! I don't care!" Kini, bukan telunjuk yang menempel di bibir Raka, melainkan bibir Vivian. Wanita itu memagutnya dengan sangat kasar dan liar. Membuat Raka mendesis karena digigit dan kaget dengan serangan yang mendadak tersebut. 

Namun detik selanjutnya, dia bisa mengambil alih permainan. Mengukung tv bvh Vivian di atas sofa yang mereka duduki. Menjelajah basah setiap inci kulit. 

"Hnggh ... Ra-ka, I want you now!" Sorot mata Vivian penuh damba. Dia sudah mengalungkan kedua tangannya ke leher Raka. 

"As you wish, Sweety. But not here. We move to the bedroom." Raka menarik diri dari atas tv bvh Vivian. Menaruh tangan kanannya di bawah tengkuk Vivian dan tangan kirinya di bawah lutut. Mengangkat tubuh ramping Vivian ke kamar yang ada di ruangan tersebut. Kamar yang dikhususkan untuk Raka beristirahat. 

Desah napas dan suara syahdu mulai saling bersahutan. Menyemarakan siang yang gersang. 

Begitulah adanya Vivian dan Raka. Setiap bertemu, mereka berdua pasti melakukan hal terlarang itu. Tak peduli pada norma dan agama karena cinta sudah membutakan mereka. 

*****

"Zeo, kamu mau ke mana?" 

Zeona menghentikan kegiatannya yang sedang memoleskan lipstik ke bibir. Melirik pada Zalina yang baru masuk ke dalam kamar. "Aku mau pergi sebentar Kak, ada urusan," jawab Zeona seraya melanjutkan kegiatan. 

"Urusan apa?" Kening Zalina berkerut. Rasa penasaran menyeruak. "Kamu mau ngedate ya?" todong Zalina menerka. 

Kekehan keluar dari bibir Zeona dibarengi dengan gelengan kepala. "Bukan Kak. Aku mau ketemu sama Alden. Membicarakan soal kuliah!" Zeona menjawab sesuai apa yang ada di otaknya. Dia juga belum tahu Alden mau membicarakan tentang apa. 

Bibir Zalina membentuk huruf O. "Yaudah. Kalau gitu, kamu hati-hati." Zalina berpesan. 

"Siap Kak!" Zeona memeluk Zalina. "Aku berangkat dulu ya! Kakak istirahat saja di rumah. Awas, jangan ke mana-mana! Aku nggak akan lama." Zeona berpamitan. Mencium pipi kanan dan kiri lalu beralih ke punggung tangan Zalina. 

*****

"Hai Al! Sorry ya aku telat!" Zeona memamerkan giginya kepada Alden yang sudah duduk manis di salah satu kursi yang ada di Cafe bernuansa Korea. 

"Its okay Zeo. Yuk duduk! Kamu mau pesan apa?" 

Zeona duduk di kursi yang ada di depan Alden. "Samain aja deh sama kamu," katanya. 

Alden memanggil pelayan Cafe dan mengatakan pesanan Zeona, sedangkan dia sudah lebih dahulu memesan minuman dan makanan. 

"Kamu mau bicarain apa sama aku, Al?" Gadis berdress merah marun itu bertanya. Dan pertanyaan itu langsung membuat Alden gugup dengan wajah memerah seperti kepiting rebus. 

"Em ... itu Zeo, ak-aku ingin menga--"

"ALDEN!" Perkataan Alden rumpang karena satu seruan nyaring. 

Pemuda berhoodie hitam itu seketika mengangkat wajah. "MAS ANJELO!" 

Zeona menahan napas. Jantungnya seolah gagal memompa darah. "Anjelo?" 

1
Diah Salwa Nabila
maaf bukan menyaperi thor tapi menghampiri🙏
Ama Apr: Siap Kak☺
ke depannya aku ganti deh🤭
Diah Salwa Nabila: Iyah sama2 cuman kaya kurang cocok maaf cuman saran yah thorr hehe 🙏
total 3 replies
Gato Piola
Menyentuh banget.
Ama Apr: Makasih Kakak🥰
total 1 replies
Ama Apr
Siap Kak🥰
Makasih udah baca😊
Ma.Cristina Alvaro
Jangan lupa update setiap hari, saya suka banget dengan ceritanya 👏
Ama Apr: Insya Allah, siap Kak.
Makasih udah baca🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!