NovelToon NovelToon
Kontrak Pernikahan 360 Hari

Kontrak Pernikahan 360 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Nikah Kontrak / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Araya Noona

"Hanya satu tahun?" tanya Sean.
"Ya. Kurasa itu sudah cukup," jawab Nadia tersenyum tipis.
"Tapi, walaupun ini cuma pernikahan kontrak aku pengen kamu bersikap selayaknya istri buat aku dan aku akan bersikap selayaknya suami buat kamu," kata Sean memberikan kesepakatan membuat Nadia mengerutkan keningnya bingung.
"Maksud kamu?"
"Maksud aku, sebelum kontrak pernikahan ini berakhir kita harus menjalankan peran masing-masing dengan baik karena setidaknya setelah bercerai kita jadi tau gimana rasanya punya istri atau suami sesungguhnya. Mengerti, sayang!"
Loh, kok jadi kayak gini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Araya Noona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Mertua

Nadia tidak tahu harus bereaksi seperti apa ketika dirinya dan rombongan sampai di rumah itu. Awalnya mereka berencana akan ke rumah Sanjana sebelum ke rumah Sean namun dalam perjalanan  Indira terus menelpon Sean menyuruh ... ah tidak tepatnya memaksa Sean agar dia mampir terlebih dahulu ke rumahnya sebelum ke rumah sang kakak. Tidak ada alasan yang jelas, Indira hanya terus mengatakan jika Sean harus datang.

Sean sudah berusaha menolak seakan pria itu tahu jika ada sesuatu yang tidak beres. Namun ibunya itu tidak pantang menyerah membuat Sean akhirnya mau tidak mau mengikuti keinginan Indira dari pada wanita itu marah dan mencoret Sean dari kartu keluarga. Bercanda.

Dan di sinilah mereka sekarang, di rumah orangtua Sean. Sebenarnya bukan karena Antoni dan Indira mereka semua terdiam sesaat setelah sampai di sana tapi karena kehadiran seseorang di antara mereka.

"Akhirnya kalian datang juga!" kata Indira begitu antusias menyambut kedatangan Sean. Mungkin yang antusias hanya Indira dan sosok di belakang wanita itu. Yang lain justru memasang wajah datar terkesan tak suka. Sementara Nadia sendiri bingung dengan atmosfer yang terasa begitu berat di antara mereka.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Sanjana pada sosok di samping ibunya setelah mereka sama-sama duduk di ruang tamu yang cukup besar tersebut.

"Aku datang buat nyambut Sean dan istrinya," jawabnya sambil tersenyum manis ke arah Sean. Padahal yang mengajaknya bicara itu Sanjana tapi dia malah melihat ke arah Sean. Kentara sekali jika wanita itu sedang berusaha menggoda pria dengan kemeja hitam tersebut. Sanjana memutar bola matanya malas. Muak sekali dengan tingkah wanita itu.

"Gak salah kan?" katanya lagi mencari pembelaan.

"Iya, gak salah kok, Arumi. Niat kamu itu udah baik banget loh." Sanjana baru akan menimpali namun Indira sudah lebih dulu angkat bicara sembari tersenyum manis ke arah Arumi. Hal yang membuat wanita itu mendengus pelan. Sungguh Sanjana dibuat iri dengan kedekatan sang ibu dan Arumi. Seakan putrinya itu Arumi bukan dirinya.

"Iya, Tante, makasih," kata Arumi sambil tertawa kecil diikuti oleh Indira.

Ya, sosok itu adalah Arumi, mantan kekasih Sean. Mereka yang melihat interaksi kedua wanita itu hanya bisa menghela napas berat. Heran juga, padahal Indira sangat tahu bagaimana kelakuan Arumi namun wanita itu seakan buta dan tuli tidak ingin menerima fakta yang ada.

"Makasih ya, Arumi. Padahal kamu gak perlu repot-repot loh sampai datang ke sini segala," kata Sean membuat wanita yang tadinya tertawa bersama Indira kini menoleh ke arahnya.

Sean tersenyum manis di sana sambil merangkul bahu Nadia yang duduk di sampingnya. Senyum Arumi seketika luntur melihat adegan itu, begitupun dengan Indira.

"Iya kan, Sayang?" kata Sean lagi menoleh ke arah sang istri.

Itu sebuah kode untuk Nadia agar wanita itu memainkan perannya. Dia pun ikut mengulas senyuman manis. Ya dia harus memerankan perannya dengan baik.

"Iya, Sayang. Tapi kita harus tetap menghargai niat baik seseorang pada kita."

Mereka semua dibuat tercengang ketika Nadia mengelus lembut pipi Sean sembari terus menatapnya. Tatapan penuh cinta.

"Iya, kamu bener, Sayang," jawab Sean meraih tangan Nadia di pipinya kemudian diciumnya punggung tangan wanita itu membuat mereka semua semakin tak percaya. Kini Sean dan Nadia yang tertawa diikuti oleh Antoni, Sanjana, Eric dan Dominic. Mereka senang sekali melihat serangan balik dari pasangan itu.

Nadia kemudian menoleh ke arah wanita bernama Arumi itu tanpa melepaskan tautan tangannya dengan sang suami. Meski belum tahu siapa dia namun Nadia bisa tebak jika wanita itu adalah alasan kenapa mertuanya tidak menyukainya.

"Makasih banyak ya, Arumi. Aku dan Sean sangat menghargai sambutan kamu di sini," ujar Nadia tersenyum.

Bagi yang lain mungkin senyum Nadia itu sangat manis namun bagi Arumi dan Indira senyum itu adalah sebuah ejekan untuk mereka. Nadia seakan menegaskan jika dirinya selangkah lebih maju dari mereka. Wanita itu tidak tahu saja jika kedua tangan Arumi sudah mengepal kuat di kedua sisinya. Jujur saja Arumi cemburu melihat kemesraan keduanya. Seharusnya dia yang ada di sana bukan wanita bernama Nadia itu. Jika tidak ingat di mana dia berada sekarang mungkin Arumi sudah menyerang Nadia. Menyeret wanita itu agar menjauh dari Sean.

"Iya sama-sama," jawab Arumi memasang senyum palsu. Niat hati ingin membuat cemburu, malah dia yang cemburu. Ini namanya senjata makan tuan.

Si4lan!

***

"Itu cewek kok gak ada malunya ya? Bisa-bisanya dia dengan tebal mukanya datang ke sini. Pake alasan mau nyambut kalian lagi. Sumpah caper banget!"

Nadia hanya bisa tersenyum tipis mendengar kakak iparnya yang sejak masuk ke dalam dapur bersamanya terus mengoceh. Siapa lagi yang menjadi bahan ocehannya kalau bukan Arumi yang saat ini tengah bercanda ria dengan Indira di ruang tamu.

"Dia sebenarnya siapa, Mbak?" tanya Nadia. Sebenarnya sudah sejak tadi dia ingin bertanya siapa Arumi itu. Pasalnya dari mereka semua, tampaknya hanya Indira yang menyukai Arumi, yang lainnya malah menatap tak suka atau sinis pada wanita itu.

"Dia itu mantan pacarnya Sean," jawab Sanjana yang biasa dipanggil Senja. "Emang Sean gak pernah ngomong apa-apa sama kamu tentang Arumi?" tanya Senja kemudian seakan baru sadar jika Nadia ternyata tidak tahu apa-apa tentang Arumi. Bahkan raut wajahnya terlihat begitu lucu di sana.

"Enggak. Sean gak pernah ngomong apa-apa soal Arumi," jawab Nadia sembari menggeleng. Senja yang sedang menunggu sayur yang dia masak mendidih menoleh ke arah Nadia yang sedang sibuk memotong kecil tomat sembari menatapnya sesekali menunggu apa yang akan keluar dari mulut Senja.

Wanita yang baru saja memasuki kepala tiga itu menghela napas berat. "Sean pasti berusaha banget buat lupain Arumi sampai dia sama sekali gak mau bahas wanita itu sama kamu," ujar Senja sendu.

Ini hanya tebakan Nadia saja namun sepertinya Arumi adalah wanita yang dulu sangat dicintai Sean dulu. Dari pada itu Nadia lebih penasaran akan alasan kenapa mereka sampai berpisah. Jika memang benar mereka begitu saling mencintai.

"Memangnya apa yang sudah dilakukan Arumi?" Dan tanpa sadar wanita itu pun bertanya.

1
Nur Adam
lnjut
Araya Noona: Terimakasih sudah membaca kak. semoga suka yah dengan ceritanya😉
total 1 replies
Aery_your
good
Araya Noona: Terimakasih sudah membaca. semoga suka ya😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!