Nafisah kaisa Az-Zahra tidak pernah menyangka kalau dirinya dipilih oleh Ibrahim Al Kahfi untuk menjadi istrinya.Seperti yang diketahui oleh semua orang,tidak ada seorang wanita manapun yang mau menikahi Ibrahim karena keadaannya yang penyakitan dan divonis dokter memiliki sisa umur hanya satu tahun lagi.Maukah Nafisah menerima pinangan dari Ibrahim untuk menjadi istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Sembari tersenyum penuh arti,Ibrahim melambaikan tangannya untuk menyuruh Nafisah mendekatinya.Nafisah yang tidak melihat sesuatu yang aneh dari panggilan suaminya segera bergegas menghampiri Ibrahim untuk mengetahui rencana yang suaminya miliki untuk bisa membebaskannya dari kecurigaan ayah Ibrahim.
Dengan mendekatkan bibirnya ke telinga Nafisah,Ibrahim pun segera memberitahu Nafisah mengenai rencana yang ia miliki untuk istrinya itu.
"Terimalah aku sebagai suamimu,dan lakukan tugasmu sebagai istriku dengan melakukan malam pertama pernikahan kita, Nafisah." ucap Ibrahim yang lagi lagi membuat Nafisah tercengang dan terkejut dengan pernyataan yang diucapkan oleh Ibrahim.
"Sepertinya sakit mas Ibrahim masih belum benar benar sembuh, makanya mas Ibrahim bisa berbicara omong kosong saat ini." ucap Nafisah yang langsung membuat Ibrahim jengkel dengan ketidakpekaan Nafisah.
"Dasar istriku yang tidak peka dengan omongan suami" ucap Ibrahim yang bergegas masuk ke dalam kamar mandi kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian.
Setelah ditinggal pergi oleh suaminya,Nafisah yang sedari tadi dibuat berdebar debar oleh Ibrahim dengan rencana yang laki laki itu miliki,buru buru mengelus dada nya dan berharap supaya detak jantungnya tidak berdebar debar lagi.
"Suamiku ini benar benar punya daya tarik yang kuat,untung saja yang berbicara dengannya barusan itu aku.Kalau itu orang lain pasti tidak akan tahan dan terjebak olehnya.Nafisah Nafisah, mulai saat ini kau harus menguatkan perasaan mu agar tidak termakan oleh bujuk rayu suamimu." ucap Nafisah
Beberapa saat setelah sarapan dan berganti pakaian, akhirnya Ibrahim dan Nafisah bersama sama menemui pak Darmawan dan juga keluarganya yang lain di ruang tamu.Di hadapan semua keluarganya inilah Ibrahim kembali bertingkah seperti orang penyakitan yang masih belum sembuh dari penyakitnya.
"Lihat dia, sepertinya suamiku kembali melakukan sandiwaranya dengan berpura pura sakit.Mas Ibrahim sebenarnya untuk apa kau melakukan ini semua dihadapan semua orang termasuk keluargamu sendiri?" batin Nafisah di dalam hatinya saat perhatiannya tertuju pada suaminya yang saat ini berpura pura sakit.
"Selamat pagi ayah,kami berdua datang untuk menyapa ayah dan semua keluarga.Nafisah, cepat ucapkan salam sama ayah dan juga yang lainnya." ucap Ibrahim
"Selamat pagi ayah,ibu,bibi.Nafisah datang untuk menyapa kalian berdua." ucap Nafisah dengan ramah kepada semua keluarga Ibrahim.
"Selamat pagi juga Nafisah,pagi ini kau terlihat sangat cantik sekali.Ibrahim anakku benar benar beruntung bisa memiliki istri yang cantik sepertimu." ucap pak Darmawan yang memuji kecantikan Nafisah.
"Terima kasih ayah" ucap Nafisah
"Kemarilah anakku dan terimalah hadiah ini untukmu,semoga kau menyukainya ya." ucap pak Darmawan yang segera memberikan Nafisah berupa dua set kalung emas dan berlian.
"Terima kasih ayah,Nafisah suka sekali sama hadiah pemberian ayah.Semoga ayah dimurahkan rezekinya." ucap Nafisah dengan sumringah saat menerima hadiah itu dari pak Darmawan.
"Nafisah, perkenalkan dia adalah Bu Dian,ibu kandungku." ucap Ibrahim saat memperkenalkan ibu kandungnya kepada Nafisah.
"Selamat pagi ibu bagaimana kabar ibu hari ini?Nafisah harap semoga ibu sehat selalu." sapa Nafisah kepada ibu Ibrahim.
"Kabar ibu baik,Nafisah.Terima kasih karena sudah menanyakan kabar ibu hari ini, terimalah anakku!Hadiah ini untukmu." ucap ibu Aksa sembari memberikan Nafisah hadiah berupa jam tangan mewah keluaran terbaru.
"Terima kasih ibu,Nafisah suka sekali dengan hadiah pemberian ibu.Semoga ibu bahagia selalu." ucap Nafisah dengan bahagia saat menerima hadiah pemberian ibu Ibrahim.
"Masih ada satu lagi, Nafisah biar ku perkenalkan padamu,dia adalah ibu kedua ku,Bu Tyas.Tadi kau salah menyebutnya sebagai bibi." ucap Ibrahim.
"Selamat pagi ibu, maafkan Nafisah karena sudah salah mengira kalau ibu adalah bibi dari mas Ibrahim." ucap Nafisah dengan sopan.
"Tidak apa apa anakku,kau baru datang di keluarga ini jadi masih perlu waktu untuk mengenal semua anggota keluarga suamimu.Kemarilah Nafisah,dan terimalah hadiah pernikahan ini." ucap ibu kedua Ibrahim sembari memberikan hadiah berupa gaun sutra yang sangat indah kepada Nafisah.
"Terima kasih ibu, Nafisah suka sekali dengan hadiah ini." ucap Nafisah sembari menerima hadiah pemberian ibu kedua Ibrahim dengan penuh kegembiraan.
Melihat menantunya yang sedikit kerepotan saat membawa berbagai macam hadiah pernikahan dari keluarganya,pak Darmawan pun segera memanggil pelayannya untuk mengambil hadiah hadiah itu dari tangan Nafisah dan menyuruhnya untuk meletakkannya di kamar Ibrahim dan Nafisah.
"Pelayan,cepat kau bantu menantuku Nafisah untuk membawakan hadiah hadiah itu, tolong letakkan semua hadiah itu ke kamar menantuku." ucap pak Darmawan kepada salah satu pelayannya.
"Baik tuan" ucap pelayan itu yang segera melakukan tugasnya dari sang majikan.
"Nafisah,cepat bantu suamimu untuk duduk di sofa bersama kami semua.Kasihan Ibrahim,dia masih belum sepenuhnya pulih dari sakitnya." ucap pak Darmawan kepada Nafisah.
"Baik ayah" ucap Nafisah yang segera menghampiri suaminya Ibrahim dan membantunya duduk ke sofa.
"Terima kasih Nafisah, kau memang istriku yang sangat pengertian." goda Ibrahim dengan pelan kepada Nafisah.
"Hentikan semua kegilaan ini mas!Jangan buat aku merasa kesal dengan semua yang mas Ibrahim lakukan dari tadi.Sebenarnya untuk apa mas Ibrahim berpura pura sakit dihadapan semua orang termasuk kedua orang tua mas Ibrahim sendiri?Mengapa mas tega membohongi mereka semua dengan penyakit palsu yang sengaja mas buat ini?" bisik Nafisah kepada suaminya.
"Jangan meminta jawaban itu dariku sekarang Nafisah,saat ini aku perlu meyakinkan diriku sendiri apakah kau adalah orang yang bisa ku percayai atau tidak untuk mengetahui rahasia besar ku.Kepura puraan ini bukanlah hal tak berdasar yang aku lakukan untuk bermain main,ada alasan dibalik ini semua.Aku akan memberitahumu ketika waktunya telah tiba untukmu mengetahui kebenarannya." bisik Ibrahim.
Di saat semua orang tengah berkumpul untuk menyambut kehadiran Nafisah sebagai anggota baru keluarga Darmawan,tak lama kemudian salah seorang pelayan datang menghadap kepada pak Darmawan untuk memberitahu bahwa putra sambungnya yang bernama Dennis telah kembali ke kediaman Darmawan.
"Permisi tuan Darmawan,saya ingin menyampaikan kalau tuan muda Dennis telah kembali dan tiba di kediaman Darmawan." ucap pelayan itu.
"Benarkah? Kalau begitu cepat kau suruh dia masuk untuk menemui kami semua." ucap pak Darmawan
"Baik tuan." ucap pelayan itu yang segera bergegas untuk menyuruh Dennis menemui semua orang ke ruang tamu.
"Aku pulang,ayah." ucap Dennis saat ia memasuki ruang tamu dan menyapa ayahnya.
"Dennis, akhirnya kau pulang juga anakku.Ayah sudah lama tidak melihatmu di rumah ini, bagaimana dengan kabarmu anakku?" tanya pak Darmawan.
"Berkat doa ayah kabar Dennis baik,ayah.Ayah sendiri bagaimana kabarnya?" tanya Dennis
jangan salah paham dulu. beri kesempatan nafisah menjelaskan semuanya. dan sebagai orang tua, harus bijaksana yaaaaaa
awal bab sudah sangat menarik kak,
semangat ka!