Niat hati memberikan kejutan kepada sang kembaran atas kepulangannya ke Jakarta, Aqilla justru dibuat sangat terkejut dengan fakta menghilangnya sang kembaran.
“Jalang kecentilan ini masih hidup? Memangnya kamu punya berapa nyawa?” ucap seorang perempuan muda yang dipanggil Liara, dan tak segan meludahi wajah cantik Aqilla yang ia cengkeram rahangnya. Ucapan yang sukses membuat perempuan sebaya bersamanya, tertawa.
Selanjutnya, yang terjadi ialah perudungan. Aqilla yang dikira sebagai Asyilla kembarannya, diperlakukan layaknya binatang oleh mereka. Namun karena fakta tersebut pula, Aqilla akan membalaskan dendam kembarannya!
Akan tetapi, apa jadinya jika di waktu yang sama, kekasih Chilla justru jauh lebih mencintai Aqilla padahal alasan kedatangan Aqilla, murni untuk membalaskan dendam kembarannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bukan Emak-Emak Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Sedih Sekali!
“Bukankah hari ini sangat menyenangkan?” Chilla menatap ceria sang kakak. Ia baru datang dan asal masuk ke dalam kamar Aqilla.
Kebetulan, pintu kamar Aqilla tidak dikunci hingga Chilla bisa masuk dengan leluasa. Aqilla yang awalnya sedang mengeringkan kepalanya menggunakan handuk putih, refleks menoleh. Seperti biasa, senyum tulus langsung hadir mewarnai wajah cantiknya jika itu untuk Chilla.
“Itu wajahmu pakai masker apa lagi?” lirih Aqilla mengkhawatirkan sang adik.
“Ini masker biar bekas luka di wajahku cepat hilang. Kulitku yang sekarang sudah jauh lebih merata, kan?” heboh Chilla yang memang selalu begitu.
Sekadar membahas masker saja, Chilla bisa melakukannya panjang lebar, sebelum akhirnya merambat ke hal lain. Karena apa pun itu, jika sudah Chilla yang membahas, pasti akan sangat menyenangkan.
Kebersamaan yang awalnya di dalam kamar Aqilla. Rambut Aqilla yang dikeringkan juga dirasa gadis itu cukup untuk diakhiri. Berlanjut keluar kamar.
Memiliki banyak saudara membuat rumah mereka jarang sepi. Bahkan meski rumah mereka tergolong luas, efek kebanyakan dari mereka yang cerewet, menjadi alasannya. Karena walau mereka sedang sakit sekalipun, mereka tetap heboh.
Si kembar Zean dan Zaen sedang ribut. Jenny menjadi bagian dari percekcokan keduanya. Di antara keduanya, pak Zeedev yang masing-masing tangannya memegang tasbih, perlahan menyentuh kening Zean maupun Zaen.
“Papa, kami kan enggak kesurupan!” protes Zean.
Chilla menggeleng, merasa ngeri pada kebersamaan di ruang keluarga lantai bawah kediamannya.
“Kita ke dapur saja, Kak. Itu Zaen sama Zean pasti lagi berebut Jenny,” ucap Chilla.
Ketika Chilla aktif bicara, tidak dengan Aqilla yang tetap diam mirip tembok. Kebersamaan kali ini benar-benar seru. Dalam kebersamaan dengan formasi lengkap tersebut, Chilla juga sengaja mengutarakan niatnya.
“Bukankah di sini sangat seru? Kakak enggak mau pindah sekolah di sini saja?” Chilla memelas kepada Aqilla yang ia tahan untuk duduk di sebelahnya.
“Enggak segampang itu, Marimar!” balas Aqilla. “Pendidikan yang aku jalani, akan menjadi bekal di masa depan!”
Bibir Chilla langsung cemberut karenanya. “Orang tua kita sultan, loh, Kak. Ngapain masih ngoyo?”
“Ya biar jadi sultannya sultan. Kan lumayan, aku bisa dapat tambahan warisan. Iya, enggak, Kak Qilla!” ucap Zaen sangat bersemangat jika membahas kekayaan, Jenny, maupun warisan.
Aqilla langsung mesem, tapi diam-diam merekam keseruan di sana dalam memori ingatannya. “Percayalah, alasan utamaku mencari pendidikan sebanyak mungkin karena untuk masa depan. Bukan hanya masa depanku, tetapi semuanya!”
“Memangnya, cita-cita Kak Qilla apaan?” kepo Chilla sambil meminum jus tomat di gelasnya.
“Jadi istri sholehah. Hahahahah!” ucap Zean sengaja jail.
Ketika Aqilla sekeluarga sedang bersenang-senang meski dalam kebersamaan sederhana. Di tempat berbeda dan itu di semak-semak, sesosok menyeramkan tengah kesakitan. Alasan sosok tersebut menyeramkan, tak lain karena kulitnya penuh luka bakar. Sedangkan posisi keberadaan sosok tersebut, tak jauh dari bendungan Liara. Sesekali, rintihan menyakitkan juga terdengar dari bibirnya yang tak luput dari luka bakar.
Desas desus adanya arwah penasaran di semak-semak dekat tanggul bendungan, menjadi kabar yang sangat ramai. Karena itu juga, malam ini warga sengaja datang. Tak tanggung-tanggung, mereka yang jumlahnya ada belasan sampai membawa dukun.
Semak-semak tempat sosok tersebut bersembunyi, dikepung oleh warga yang semuanya pria. Masing-masing dari mereka membekali tangan mereka dengan senter maupun tongkat. Semuanya tampak siap menyergap sosok meresahkan yang selama dua minggu ini sangat mengganggu warga.
Hanya saja ketika semak-semak itu dibelai menggunakan tongkat bambu, sosok menyeramkan di sana, sukses membuat semuanya kabur tunggang langgang.
“Hantuuuuuuu!”
“Seeetttttaaannnnn!”
“Apakah aku semenyeramkan itu?” lirih sosok menyeramkan dengan suara wanita dan sangat lemah. Suara yang juga sangat mirip dengan suara Liara.
“Aku pikir akan semudah di drama-drama. Aku bisa kabur kemudian menjalani perawatan terbaik. Selain itu, aku juga akan mengganti diri ini dengan identitas baru. Terakhir, aku kembali datang kemudian balas dendam. Namun, semuanya sungguh tak segampang itu.”
“Karena jangankan minggat mencari bantuan sesuai rencanaku. Menggerakkan tubuh ini saja, aku hampir tidak bisa. Hingga tadi aku sempat sangat senang. Karena mereka datang beramai-ramai. Niatnya aku akan meminta bantuan. Namun baru juga melihatku, ... mereka sudah langsung ketakutan.”
Iya, ... sosok tersebut dan sudah sangat tak berdaya sungguh Liara. Walau sebelumnya sempat sibuk melarikan diri. Kini dengan keadaan terluka parah, Liara berharap ada yang sudi datang menolongnya.
“Demi apa pun, aku tidak akan kabur apalagi melarikan diri. Sekarang, aku hanya ingin ditolong dan diobati. Bagaimanapun caranya, tolong aku!” Liara benar-benar sedih. Sedih sekali melebihi Agus yang terancam kehilangan uang donasi 😭
***
Salam sayang semuanya. Aku putus aja lanjut cerita di N T karena semuanya serba gag al r et ensi. Penilaian mewajibkan semua pembaca kompak, tetapi kita sama-sama tahu, pembaca juga punya kesibukan. Sementara aku juga sadar, aku bukan penulis favorit kalian makanya re tensi pun selalu gagal. Aku tungguin jumlah like saja enggak nutup-nutup. Jauh dari like bab satu. Makanya aku yakin, novel ini kurang diminati.
Jadi, aku mulai fokus di beberapa tempat lain. Yang mau ikutan boleh banget. 🙏
Apakah maharaja akan mencintai Aqilla secara ugal ugalan seperti mama elra kepada papa syukur 😍
Penasaran.......
amin🤲