Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{rencana ingin melamar}
Valen pun sudah ada diposisi depan, yang saat itu dia sedang membaca laporan barang-barang yang tidak layak jual.
Ditempat itu juga, Aldo dan teman-temannya datang menyapa Valen.
"Sibuk nih." kata Rio pada Valen,Valen langsung menoleh kearah mereka berempat yang sibuk memilih beberapa snack.
"Eh kalian." jawab Valen pada mereka.
"Jangan ganggu, dia sedang kerja." ucap Riko mengingatkan untuk tidak menganggu orang kerja.
"Kan aku hanya menyapa." ucap Rio yang merasa terganggu dengan Riko.
"Iya tapi kamu juga harus tahu tempatmu mana." Riko menunjukkan CCTV yang ada dekat mereka.
"Sudahlah, ayo kita cepat beli." ucap Aldo yang memilih beberapa snack yang dia suka.
Aldo pun masih sempatnya melirik Valen yang saat itu tidak jauh berdiri dekat Valen.
Setelah selesai berbelanja barulah mereka bubar, posisi Aldo ada paling dibelakang.
"Aku balik kerja dulu." ucap Aldo pada Valen, Valen pun membalas dengan senyuman.
2 bulan kemudian
Hubungan Mereka berdua semakin dekat, hingga mereka diwaktu sibuk dengan pekerjaan mereka berdua.
Diwaktu sore, Aldo dan kawan- kawannya berkumpul. Mereka menikmati waktu santai dengan bermain gitar ditemani kopi hitam.
"Hey Al, ngapain kamu bengong?" tanya Rio pada Aldo yang akhir ini banyak bengong.
"Lagi mikir aku, waktu paling tepat untuk melamar dia." jawab Aldo, sontak saja mereka kaget.
"Mau melamar, memangnya kamu punya cewek perasaan kamu tidak pernah keluar sama cewek." jawab Rio yang kaget Tiba-tiba saja Aldo berkata seperti itu.
"Aku punya cewek." jawab singkat Aldo, tiba-tiba pundak Aldo dipukul pelan oleh Arif.
"Diam-diam kamu bergerak cepat juga ya , siapa cewekmu itu, sudah berapa lama kalian hubungan?" tanya Arif pada Aldo, mereka penasaran cewek mana yang bisa meluluhkan hati Aldo yang dulunya galau karena ceweknya matre sekarang Aldo diam-diam memiliki kekasih.
"sudah 3 bulan ini." jawab Aldo, reaksi mereka kaget bukan main. Apalagi Rio orang paling heboh dengan kabar itu.
"Beneran kamu bilang?" tanya Rio sekali lagi.
"Iya, buat aku bohong." jawab Aldo dengan santai.
"Wah ternyata teman kita beruntung, siapa cewekmu yang bisa meluluhkan hatimu itu?" tanya Riko yang penasaran.
"Tak usah aku kenalkan kalian juga sudah kenal." jawab Aldo.
"Siapa Al, jangan buat kami semua penasaran gitu." jawab Rio yang benar-benar ingin tahu.
"Wanita itu Valen."
"Apa!" teriak mereka bertiga.
"Jadi cewekmu itu Valen yang kerja di mini market itu?" tanya Rio yang masih kurang yakin.
Aldo membalas dengan anggukkan. "Iya, itu benar. Memang kenapa?" tanya Balik Aldo pada mereka.
"Kenapa aku tidak sadar kalau kalian berdua diam-diam menjalani hubungan." ucap Rio yang kaget dengan kebenaran itu.
"Itu apa aku umumkan hubunganku, cukup aku dan Valen yang tahu. Karena ditahap itu kami belajar untuk mengenal dulu. Setelah berjalan tiga bulan, aku yakin jika Valen wanita yang terbaik yang aku kenal." ucap Aldo pada mereka.
"Maka dari itu kamu bingung ingin membuat acara untuk melamar wanita itu kan." jawab Arif pada Aldo.
Aldo pun membalas dengan anggukkan."Baiklah,kebetulan aku punya ide. Lebih baik kamu ajak dia makan malam romantis. " kata Arif yang memberikan solusi.
" Setelah itu barulah kamu langsung melamarnya secara romantis dengan tempat yang romantis pula. " jawab Riko yang setuju dengan pendapat Arif.
" Nah itu, benar. Tapi jangan lupa kamu bawakan bunga mawar untuk dia. Pasti dia akan suka." jawab Rio, mereka semua memberikan ide paling bagus untuk acara lamaran dia pada Valen.
"Benar juga ya. Berarti aku masih mencari bunga." jawab Aldo yang mulai menyaring pendapat mereka semua.
"Masalah itu biar aku yang bantu, yang penting siapin mental kamu." jawab Rio yang bersedia bantu kawannya.
"Nanti masalah tempat biar aku dan Riko, yang terpenting cincin sudah kamu siapin belum?" tanya Arif.
"Sudah, aku sudah membelikan cincin untuknya." jawab Aldo.
"Ya sudah kalau sudah siap, jadinya kita siapin keperluan yang kita butuhkan." jawab Riko, mereka pun saling membantu. Mereka begitu antusias dengan acara yang akan dilakukan teman mereka, mereka semua berkerja sama untuk kesuksesan acara itu.
Malam hari
Valen sedang ada dikamarnya dengan setumpuk pekerjaan yang sedang dia kerjakan, terkadang dia harus menghubungi Anita dan Mira yang sekarang posisi mereka ada dibagian kantor yang menangani beberapa cabang mini market yang sedang Valen rintis.
"Tok... Tok..."
"Masuk." teriak Valen yang masih sibuk bekerja di depan laptopnya.
"Ini buat kamu." Bunga membawa makanan cemilan untuk Valen.
"Makasih ya." ucap Valen yang langsung makan cemilan itu,Bunga pun melirik apa yamg sedang dia kerjakan.
"Sebanyak ini pekerjaanmu." kata Bunga yang melihat setumpuk lembaran yang ada dilantai.
"Iya, belum lagi di tempat kerja." jawab Valen.
"Sebegitunya kerasnya kerja keras kamu,Tapi aku akui kamu pekerja keras sekali. Andai saja nasib kamu baik padamu jika memang kamu terlahir dari keluarga mampu pasti kamu akan menjadi pengusaha sukses. Tapi balik itu, namanya takdir kita harus terima. yang terpenting ada keluarga kita yang masih kita sayangi dan selalu menemani kita dimasa sulit ini. " jawab Bunga yang merasa kata itu sangat bermakna, Valen pun melirik kearah Bunga.
" Iya, kita syukuri apa adanya.aku juga bersyukur memiliki teman seperti kalian semua. " kata Valen yang mengungkapkan begitu bahagianya memiliki teman seperti mereka.
Bunga langsung merangkul Valen. "Aku jadi terharu." jawab Bunga yang begitu bangga dengan Valen.
Valen pun membalas dengan senyuman. "Akhirnya aku memiliki teman yang sebenarnya tulus dan menerima segala kekuranganku." batin Valen yang begitu bangganya.
Setelah setengah jam Bunga main ke kamar Valen, akhirnya dia keluar langsung kembali ke kamar Bunga sendiri.
Valen masih sibuk dengan pekerjaannya, tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering.
"Ya hallo."
"Hallo juga." balas Aldo yang terdengar begitu bahagia.
"Ada apa, tumben malam-malam telepon." ucap Valen yang masih fokus membaca laporan.
"Kangen." ucap Aldo yang mulai berani menggoda Valen.
"Mulai lagi, berani juga kamu menggodaku." jawab Valen yang membalas dengan sedikit nada tertawa yang dia tahan.
" Memang kenapa, salah kalau menggoda kekasihnya sendiri?" tanya Aldo pada Valen.
"Bukan begitu, kamu itu ya makin lama makin jago merayu." jawab Valen yang terus membalasnya.
"Sudahlah, yang terpenting aku sayang kamu." jawab Aldo dengan beraninya mengungkapkan perasaannya.
"Baiklah aku percaya." jawab Valen yang mulai berhenti bekerja dan di mulai membereskan beberapa lembaran yang berantakan dilantai dengan beberapa kertas yang sudah tersusun rapi diatas meja dikamarnya.
Valen pun tiduran ditempat tidurnya.