Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~20
Lucy nampak melepaskan kacamata hitamnya ketika baru sampai di sebuah restoran dan Tom pun telah menunggunya di sana.
"Hai," sapanya seraya duduk di hadapan pria itu.
Tom pun langsung mengulas senyumnya. "Lama tak jumpa, bagaimana kabarmu?" Ucapnya dari tempat duduknya, pria itu hanya mengenakan celana pendek dan kaos singlet hingga menampakkan lengan dan kakinya yang penuh tato. Lucy pun sedikit terkejut melihatnya karena saat bekerja menjadi fotografernya pria itu selalu berpakaian tertutup.
"Ba-baik, tentu saja baik." Sahut wanita cantik itu sedikit gugup atau lebih tepatnya terpesona dengan sisi lain pria itu yang sangat jauh berbeda dengan sang suami. Suaminya adalah tipe pria yang sangat rapi dan bersih, namun pria di hadapannya itu tipe pria yang sedikit badboy menurutnya.
"Mau pesan minum?" Tawar Tom lantas memanggil pelayan yang kebetulan lewat.
Lucy pun langsung mengangguk. "Teh saja," sahutnya.
Tom pun langsung memesankan wanita itu secangkir teh hangat, setelah pelayan pergi pria itu kembali membuka suaranya.
"Baiklah langsung ke intinya saja, aku sudah menemukan gadis yang sesuai kemauanmu. Gadis kampung, perawan dan tinggal seorang diri di sini." Jelasnya dan Lucy pun nampak tertarik mendengarnya.
"Lalu?"
"Seperti yang ku katakan dalam pesan ku kemarin, gadis itu menolak untuk melakukannya bahkan kamu membayar berapa pun itu." Terang Tom, sesuai penuturan sang adik sebelumnya.
"Dia benar-benar lugu dan bodoh," gerutu Lucy. Bagaimana mungkin ada gadis miskin yang menolak uang sebesar itu jika bukan bodoh.
Tom hanya diam tak menanggapi, mungkin saja Andrea bodoh tapi jika lugu ia ragu mengingat gadis itu seorang penakluk jalanan.
"Bisa ku lihat fotonya !!" Pinta wanita itu kemudian.
"Tentu saja, dia bekerja sebagai office girl." Tom pun langsung mengulurkan ponselnya dan Lucy langsung mengambilnya, di lihatnya seorang gadis dengan pakaian OB sedang melakukan pekerjaannya di sebuah hotel.
Melihat itu pun Lucy langsung mengernyit, bukankah ini office girl yang bekerja di hotel Hilton? Sudah beberapa kali ia bertemu dengan gadis itu dan ya memang terlihat bodoh karena selalu saja melakukan kesalahan bahkan suaminya nampak tak sabar menghadapinya.
"Baiklah, aku mau gadis itu yang akan mengandung anak suamiku." Ucapnya tanpa berpikir panjang.
"Tapi dia menolak," tukas Tom lantas mengambil ponselnya kembali. Kemudian pria itu mengambil sebatang rokoknya lalu segera di nyalakan dan itu tak luput dari pengawasan Lucy, bahkan saat pria itu menyesapnya dengan penuh perasaan terlihat kekaguman di wajah wanita itu. Benar-benar pria badboy, pikirnya.
"Aku tidak peduli dan lakukan apapun itu karena aku hanya mau gadis itu yang melakukannya !!" Perintahnya, lantas membuang muka ketika pria itu mengetahui dirinya sedang memperhatikannya.
Tom pun nampak tersenyum sinis. "Jadi apa kita akan melakukannya dengan paksa?" Ucapnya menanggapi.
"Hm, apapun itu yang penting beres." Sahut wanita itu lalu mengambil secangkir tehnya yang baru di hidangkan oleh pelayan.
Sementara itu di tempat lain Julian yang baru membuka matanya nampak menyadari jika dirinya sedang berada di rumah sakit, tak ada siapapun di ruangan tersebut hingga membuatnya langsung beranjak bangun. Terlihat jarum infus tertancap di punggung tangannya dan pria itu hanya bisa menghela napasnya lantas mengingat-ingat kejadian semalam di mana gengnya Blanco tiba-tiba mengeroyoknya ramai-ramai.
Tak berapa lama seorang perawat masuk dengan senyuman mengembang menyambutnya. "Syukurlah anda sudah siuman," ucapnya seraya melangkah mendekat. Kemudian wanita itu pun bertanya mengenai keadaan dan bagaimana perasaan pemuda itu.
"Apa aku sudah bisa pulang?" Tanya Julian kemudian.
"Kita menunggu dokter dulu ya, mungkin agak sorean beliau baru datang. Sekarang lebih baik anda makan siang dulu dan jangan lupa obatnya di minum." Terang perawat tersebut, badan pria itu lumayan babak belur jadi harus mengkonsumsi obat agar cepat membaik.
Julian langsung mendesah kesal, kemudian pria itu pun menarik troli makan siangnya. Pria itu juga mengambil ponselnya untuk menghubungi sang kekasih karena gadis itu pasti merasa khawatir jika tak mendapat kabar darinya. Seperhatian itu memang kekasihnya itu dan itu membuatnya semakin merasa bersalah padanya.
"Sudah bangun?" Ucap Tom yang baru datang, pria itu nampak membawa sebungkus buah lantas di letakkannya di atas nakas samping ranjang sang adik.
"Hm," Julian hanya menjawab singkat sembari memakan makanan yang rasanya begitu hambar di lidahnya.
"Merasa lebih baik?" Tanya Tom lagi, meskipun pria itu terlihat cuek tapi sebenarnya sayang sama adiknya hanya saja egonya terlalu tinggi untuk mengungkapkannya.
"Lumayan," sahut Julian lagi.
Tom nampak duduk di tepi ranjang sebelah adiknya itu berada. "Ku harap setelah kejadian semalam kamu sudah bisa membuat keputusan," ucapnya namun Julian hanya menatapnya sekilas lantas kembali fokus dengan makanannya.
"Ck, ku rasa kamu juga tak terlalu mencintainya karena aku tahu wanita mana yang sering kamu bawa ke atas ranjangmu." Cibir Tom kemudian.
"Kamu menguntitku?" Julian pun langsung menatap kakaknya tersebut dengan pandangan tak suka, ia benci dengan orang yang suka ikut campur hidupnya.
"Ayolah Julian jangan munafik seperti itu kita sama-sama pria dan sama-sama brengseknya," Tom pun kembali melontarkan ejekannya.
"Tapi aku mencintainya untuk itu aku tidak ingin merusaknya," sahut Julian lirih.
"Oke baiklah, tapi hanya itu satu-satunya jalan agar kamu bisa membayar hutang-hutangmu." Tom nampak mulai tak sabar.
"Dia tidak mau dan kamu tahu itu," tukas Julian menanggapi.
"Itu akan menjadi urusanku, kamu cukup mengikuti saja perintahku. Bukankah kamu mencintainya? Setelah dia melahirkan kamu bisa menikahinya jika mau." Jelas Tom yang mencoba membujuk, karena Lucy hanya menginginkan gadis itu yang akan mengandung anak suaminya.
Julian menatap lekat kakaknya tersebut seakan ingin mencari keseriusan pria itu di matanya dan akhirnya dengan ragu Julian pun langsung mengangguk. "Bagaimana pun caranya tolong jangan sakiti dia," mohonnya memberikannya syarat dan itu membuat Tom langsung tersenyum lega.
"Itu baru adikku," ucapnya seraya menepuk punggung adiknya itu dengan penuh perhatian.
Tanpa sadar Julian pun nampak tersenyum kecil, sejak dulu hubungan hangat seperti ini yang ia inginkan. Haruskah ia mengorbankan orang yang di cintanya dahulu baru mereka akan kembali membaik sebagai saudara kandung?
Kemudian mereka pun mulai menyusun rencananya dan Julian nampak lega karena kekasihnya itu akan hamil tanpa harus tidur dengan seorang pria. Meskipun ia brengsek tapi tetap saja tak rela jika gadis itu berhubungan dengan pria lain.
Tiba-tiba pintu ruangannya di buka dari luar dan sontak membuat Tom maupun Julian nampak terkejut.
"Sayang, apa yang terjadi denganmu?"
Andrea yang baru masuk pun langsung melangkah mendekati kekasihnya tersebut dengan wajah khawatirnya setelah sebelumnya pria itu menghubunginya jika sedang berada di rumah sakit.
Bukan tipe lelaki mata keranjang yang demen lirik sana sini mencari mangsa, ngga neko-neko,,,
Terlebih circlemu dikelilingi wanita2 cantik dan bening...
Biasanya pria berduit ibaratnya mau apapun bisa apalagi jika tentang wanita...
Kalau mau wanita level high class nan elegan pun mudah kamu dapatkan...
Tapi kamu punya komitmen jika dirimu adalah pria beristri ...
Yang mencoba setia dengan satu wanita untuk Lucy istrimu..
Sayang sekali dapat partner hidup yang ngga tau diri 🤦...
Gelisah, galau merana Pak /Facepalm/...
Kesian dikerjain habis2 an dengan fantasi memabukan 😂...
sudah mending temui Andrea saja ketimbang istrimu yg hanya memikirkan kerjaanya sendri,,, gk di tlfon gk di tanya udah mkak siang,,,, miris kamu Rard 😂😂😂
Selamat menikmati hari" gi semangat mu Gerard
kapan Gerald sadar dn mengetahui jika Lucy gk setia