Jika benar yang dikatakan jodoh adalah cermin diri, bolehkah aku meminta mendapatkan jodoh yang lebih dari diriku?, karena aku adalah insan yang fakir ilmu,aku ingin mendapatkan seorang imam yang bisa menuntunku sampai ke surga Nya nanti.
pernikahan selalu di ibaratkan sebuah kapal, keselamatan penumpangnya di gantungkan pada Nahkoda nya, mampukah Nahkoda nya membawa kapalnya selamat hingga ke dermaga yang di tuju?.
Lalu bagaimana jadinya jika sebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah keterpaksaan karena sebuah permintaan? apakah pernikahan itu akan bertahan? sedangkan yang berada di dalam nya tak saling kenal?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
Kiara dan Sasa sudah tampil cantik dan anggun, keduanya memakai dress, hingga terlihat begitu feminim.
" Kamu sudah chat kak Irwan Ra?" Sasa .
Kiara mengangguk seraya menunjukkan layar ponselnya" sepuluh menit yang lalu lagi otw katanya, mungkin sebentar lagi akan nyampe " Kiara.
Sasa mengangguk paham,kemudian ia menggunakan waktu sebentar itu untuk melakukan panggilan video call bersama keluarganya yang berada di pulau Bali.
" Sasa ayo" ajak Kiara setelah menerima chat selanjutnya dari Irwan.
Kiara mengangguk,setelah meraih tas sandang miliknya, ia keluar dari bilik asmara mengikuti Kiara,tak lupa mereka mengunci pintu terlebih dahulu.
Di area parkir asrama terlihat mobil Irwan yang tengah menunggu dua gadis cantik itu,pria tampan itu terlihat begitu asyik dengan ponselnya,ia seakan tak perduli dengan tatapan para mahasiswi yang begitu memuja.
Ketiga orang itu meninggalkan asrama menuju kediaman keluarga Irwan, sesuai rencana mereka sebelumnya, sebenarnya itu adalah murni rencana Irwan,ia ingin mempertahankan Kiara pada kedua orang tuanya secara tidak langsung.
Irwan tidak mungkin berkata jujur pada Kiara bahwa mama nya sangat penasaran dan ingin bertemu dengan nya,pasti akan ketahuan bahwa ia telah menceritakan tentang Kiara pada sang mama dan juga tentang perasaannya pada gadis itu.
sekitar 20 menit,mobil Irwan mulai memasuki komplek perumahan elit,terlihat begitu indah dan rapi, perumahan yang di desain dengan gaya eropa klasik, walaupun tidak semua bangunan memiliki bentuk yang sama.
Kiara melihat takjub pada bangunan mewah di depan mereka,sebuah rumah mewah dan megah,hampir keseluruhan dindingnya terbuat dari kaca namun tidak silau.
' inikah kediaman keluarga kak Irwan?' batin Kiara penuh tanda tanya,Sasa biasa saja karena kediaman keluarganya juga mewah, walaupun tidak semewah rumah di depan mereka saat ini.
" Ayo" ajak Irwan, membuyarkan lamunan kedua gadis cantik itu,Kiara dan Sasa mengangguk dan mengikuti langkah Irwan,gugup ? sudah pasti, kedua gadis cantik itu merasa sangat gugup saat ini.
' kamu tau Ra? Aku ngerasa kayak mau ketemu calon mertua gugup nya' bisik Sasa di telinga Kiara.
' Kamu kira aku ngak? Sama ...aku juga ngerasa gugup banget ' balas Kiara ikutan berbisik.
" Kalian ngomongin apa? Kok bisik-bisik gitu?" tanya Irwan menatap penuh tanda tanya pada kedua gadis cantik yang berjalan mengikutinya dari belakang itu,saking asyiknya berbisik membuat kedua gadis cantik itu tidak menyadari bahwa Irwan melihat mereka yang saling berbisik.
Sasa memasang wajah lucu nya" ngak kok kak Irwan,aku cuma bilang rumah kakak bagus banget" bohong Sasa dengan wajah nyengir kuda, menampakkan giginya yang putih berbaris rapi.
Kiara cepat -cepat mengangguk membenarkan apa yang baru saja sahabatnya ucapkan pada Irwan.
Walaupun Irwan belum yakin sepenuhnya,tapi ia mengangguk saja,tidak ada waktu untuk menyangkal, mereka sudah berada di depan pintu masuk utama kediaman kedua orang tuanya.
" Assalamualaikum..." ketiganya mengucapkan salam seraya memasuki ruangan yang terlihat begitu mewah,ruang tamu pastinya.
" WaalaikumSalam..eh den Irwan,si mbok kira tamu" ucap seorang wanita paruh baya yang bekerja sebagai art di rumah mewah itu.
" Emang ada tamu mbok,tuh dua orang malahan, tolong buatin minum ya mbok,kalian mau minum apa? Bilang aja sama si mbok" tanya Irwan pada Kiara dan Sasa,setelah berbicara dengan si mbok.
" Apa aja boleh,kami itu gak pemilih kok,semua suka,ga usah repot-repot mbok, yang simpel -simpel aja" jawab Sasa cepat.
" Kalau kamu Ra?" tanya Irwan pada Kiara.
" sama in aja kayak Sasa" jawab Kiara sopan,seperti biasa,gadis berhijab itu kan selalu kalem.
Irwan mengangguk, setelahnya menatap sang art, yang langsung di angguki paham oleh wanita paruh baya itu " mama dimana mbok?" tanya Irwan sebelum si mbok menghilang di balik pembatas ruangan di rumah itu.
" Tadi ke taman belakang den, nemenin non Caca renang" jawab wanita yang di panggil si mbok tersebut,Caca adalah adik Irwan yang sudah bersekolah di sekolah menengah pertama kelas 7.
Iwan mengangguk " kalau gitu minum nya tolong di bawa ke belakang aja ya mbok,kami mau nyamperin mama" perintah Irwan.
" Siap den " jawab si mbok ceria.
" Ayo" ajak nya pada Sasa dan Kiara,Irwan berjalan menuju pintu samping yang terdapat di ruang makan,seraya membimbing keduanya.
Mata Sasa dan Kiara mengagumi keindahan dan keasrian kediaman keluarga Irwan, tampak seperti nya keluarga mereka salah satu keluarga harmonis dan hangat.
Tak jauh dari mereka, terlihat ada gazebo dan kolam renang yang di pinggiran nya terdapat beberapa kursi santai, ala-ala pantai dan juga beberapa meja lengkap dengan payung nya.
Saat akhir pekan keluarga Irwan lebih sering menghabiskan waktu libur mereka di kediaman pribadi,berbeda dengan hari kerja, kedua orang tua Irwan akan berada di rumah dinas Wang papa, sesuai jabatan papa nya Irwan yang seorang walikota,namun keluarga mereka juga memiliki beberapa usaha yang cukup besar dan sukses,mama nya Irwan seorang desainer yang memiliki butik sendiri.
" Hai ma..." sapa Irwan pada mama dan adik perempuan nya.
Dua wanita beda generasi itu langsung menoleh saat terdengar suara Irwan menyapa,Caca sedang menepi di pinggiran kolam renang.
" Hai..." Jawab mama Irwan bersamaan dengan Caca,wajah keduanya terlihat begitu ramah.
" Ma kenalin ini temen-temen Abang,Sasa sama Kiara" ucap Irwan memperkenalkan dua teman wanita nya.
" Eh...hai..sini sayang gabung" dengan wajah ceria dan sangat ramah menyambut kedatangan teman sang putra.
Kiara dan Sasa menghampiri wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu, keduanya meraih tangan wanita paruh baya itu dan mencium lembut punggung tangan nya.
" Sasa Tante" ucap Sasa sopan.
" Kiara Tante" ucap Kiara.
Keduanya memperkenalkan diri mereka,duduk bergabung di gazebo seraya menikmati jus jeruk yang dihidangkan oleh si mbok.
" O...jadi kalian gak satu angkatan bareng Irwan? Lebih tepatnya juniornya...ya ampun Tante kira satu angkatan" ucap wanita paruh baya itu.
" Ngak Tante..kak Irwan senior kami" jawab Sasa seraya tertawa lucu, mereka terlibat obrolan ringan.
Mama Irwan mengangguk paham seraya tersenyum manis, sesekali Caca adik nya Irwan ikut menimpali.
" Aku kirain tadi kakak yang pake hijab ini masih sekolah,ternyata udah mahasiswa" ucap Caca dengan wajah cerianya.
" Caca bisa aja" balas Kiara tersenyum.
" Masih imut banget kan Ca" tambah Sasa,dan di angguki setuju oleh Caca, mereka terlihat akrab, seakan-akan mereka sudah lama kenal.
" Ma mereka ini temen Abang yang Abang ceritain kemarin, yang mau tanya rekomendasi panti sama mama" ucap Irwan.
" Lebih tepatnya Kiara tan,dia mau ngasih sumbangan untuk mereka " potong Sasa cepat.
" Oh...Kiara mau nyari panti ya,Tante ada beberapa sih, yang sering Tante sama temen-temen Tante datangi,nanti Tante kasih tau alamatnya ya, gampang itu" ucap mama nya Irwan .
" Iya Tante, terimakasih atas informasinya,maaf kami jadi merepotkan Tante" ucap Kiara sopan.
" Kamu bisa aja,Tante ga merasa di repot kan kok,malah seneng banget masih ada anak muda yang perhatian pada sesama seperti kalian,masih mau berbagi" .
" Itu bukan uang Kiara ko Tan, semuanya punya almarhum Abang Kiara"
" Apapun itu dan milik siapapun itu, tetap mereka keluarga kamu kan? kamu adalah ahli waris mereka,itu artinya sama aja,Tante bangga dan bahagia bisa kenal anak muda seperti kalian"
" Terimakasih Tante,semoga kedepannya kami bisa lebih baik lagi dan berguna untuk orang lain " jawab Kiara sopan.
" Pasti...kalian pasti akan jadi pribadi yang lebih baik lagi,Tante yakin "
" Amin " jawab Kiara dan Sasa bersamaan.
Obrolan mereka terus berlanjut hingga saat nya makan siang tiba,dan mereka makan bersama,baru setelah nya Kiara dan Sasa meninggalkan kediaman keluarga Irwan bersama pria tampan tersebut.
Kesan pertama yang Sasa dan Kiara rasakan tentang keluarga Irwan adalah baik,ramah dan hangat,termasuk papa nya Irwan,pria paruh baya itu walaupun tidak terlalu banyak bicara tapi beliau tidak bersikap cuek atau menunjukkan rasa tidak suka atas kehadiran mereka di kediaman nya.
Ternyata hal yang sama juga dirasakan oleh keluarga Irwan, terutama mama dan Caca adik perempuan Irwan,dua wanita beda generasi itu merasa sangat senang dengan kehadiran Sasa dan Kiara di kediaman keluarga mereka.
Dimata mereka dua gadis cantik itu sangat sopan dan apa adanya,mereka juga gadis yang pintar, sehingga setiap obrolan yang mereka bahas menjadi lebih menarik.
" Tante terimakasih banyak ya atas jamuan nya,jadi malu nih,kami sudah terlalu merepotkan keluarga Tante " ucap Kiara,gadis cantik itu sudah lebih ramah dari saat pertama datang tadi.
" Iya Tan,kami jadi ngak enak nih sebenarnya,tapi masih pengen datang lagi besok-besok" tambah Sasa lucu.
" kalian ini ih,bisa aja..Tante ga merasa di repot kan loh, malahan Tante bahagia dan terhibur banget dengan kedatangan kalian hari ini, pengen nya tiap weekend kalian bisa mengunjungi tante dan keluarga " ucap mama Irwan tulus.
" Insyaallah Tan, kami izin ya Tan... assalamualaikum " jawab Kiara lembut.
Sasa mengangguk dengan senyuman manis nya, keduanya menyalami wanita paruh baya itu dan meninggalkan rumah mewah tersebut, sedangkan papanya Irwan sudah pergi setelah selesai makan siang dan sempat mengobrol sedikit dengan mereka.
" Kak Irwan... ternyata keluarga Kak Irwan asyik banget ya,baik banget lagi" ucap Sasa apa adanya.
Kiara mengangguk setuju" padahal tadi kami berdebar banget pas baru nyampe " ucap Kiara jujur.
Irwan tersenyum tipis" syukur banget kalau kalian ngerasa nyaman dengan keluarga aku,mama orangnya emang gampang berbaur dengan siapapun,entah mungkin karena profesi atau memang sikap asli mama seperti itu, yang jelas seingat aku mama selalu seperti itu dari sejak aku masih kecil " jawab Irwan apa adanya.
Mobil Irwan melaju menuju center cafe, mereka bertiga asyik mengobrol beberapa hal, sesekali mengobrol tentang perkuliahan dan juga beberapa karakter dosen, mengingat Irwan yang sudah lebih senior pasti sudah tau karakter berbeda dosen yang mungkin juga masuk di unit mereka.
Jurusan mereka memang berbeda,Sasa dan Kiara berada di jurusan farmasi, sedangkan Irwan di management bisnis,sama seperti Aldizar and the geng,itu karena memang mereka para calon pewaris bisnis keluarga mereka.