Anna harus terjebak dengan dua orang laki-laki yang membuatnya harus terpaksa berakhir dengan Maxim yang ternyata adalah teman masa kecilnya dulu.
Ternyata Maxim dan Dexter adalah mantan rekan yang memiliki sifat berbeda jauh.
Akankah Luna menerima cinta Maxim atau malah pergi bersama Dexter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 06
"Mau kemana, Nona?" tanya seorang pelayan disana yang melihat Anna ingin keluar dari mansion milik tuan mereka.
Bukankah mereka sudah di perintahkan dan di tugaskan untuk menjaga nona baru mereka, calon istri dari tuan Maxim.
Selama mereka bekerja dengannya, tidak pernah sekali pun mereka melihat Maxim membawa seorang wanita masuk ke dalam mansion ini. Tapi kemarin Maxim datang dan membawa seorang wanita yang tidak sadarkan diri dalam pelukannya dan mereka langsung meyakini bahwa itu adalah calon penghuni baru mansion megah milik Maxim.
Anna yang hendak keluar pun langsung melihat ke arah wanita yang memakai segaram itu, lalu mengatakan kemana dia ingin pergi. "Aku mau keluar. Memangnya kenapa?" tanya Anna saat dia di hentikan.
"Biar saya temani, Nona."
Tidak perlu!" tolak Anna. " Aku bisa sendiri. Lagi pula aku hanya di ingin berkeliling saja." lanjutnya.
"Kalau begitu biar saya temani. Tuan Maxim sudah memerintahkan saya untuk menemani anda, Nona. Jadi biarkan saya menemani Nona oke," ucap pelayan tersebut yang membuat Anna hanya bisa mendesah pasrah dan membiarkan pelayan tersebut mengikutinya.
Pelayan wanita tadi benar-benar menemani Anna berkeliling mansion milik Maxim.
Sedangkan sang pemilik mansion sedang mengawal pengiriman barangnya. Barang-barang yang diproduksi dari pabrik miliknya akan dikirimkan malam ini juga. Banyak barang ilegal yang akan mereka kirimkan.
Tapi, saat mereka sedang dalam kegiatan mengawal barang-barang tersebut, tiba-tiba saja ada sirine mobil polisi yang menandakan bahwa tempat mereka sudah dikepung.
"Sh*t!" umpat Maxim ketika menyadari bahwa tempat mereka sudah dikepung.
Bukan dia takut, tapi yang membuatnya kesal adalah bagaimana bisa para polisi itu mengetahui pekerjaan mereka malam ini. Bukankah mereka benar-benar sudah melakukannya dengan baik. Lalu bagaimana bisa polisi itu mengetahuinya.
"Tekan barangnya pada kedalaman maksimum!Aku ingin kalian berangkat sekarang juga!" titah Maxim pada anak buahnya.
Dia memerintahkan anak buahnya untuk menekan kapal selamnya pada kedalaman maksimum agar tidak mengetahui pekerjaan mereka malam ini. Dia tidak boleh gagal dan barang itu harus berangkat malam ini juga. Bagaimanapun caranya dia benar-benar harus memastikan bahwa barang itu sampai ke tangan konsumennya.
Maxim langsung berhasil Dan Dia berpura-pura melihat lahannya.
"Aku harus berpura-pura sekarang. Mereka tidak boleh mengetahui keberadaan ku. Jika sampai mereka tahu, maka semuanya akan berantakan!" umpat Maxim.
Tepat saat dia hendak masuk ke dalam mobilnya, mobil polisi tadi datang menghampiri mereka.
Kepala polisi tadi langsung mendatanginya. Dia juga penasaran apa yang sedang dilakukan Maxim di tempat ini.
"Apa yang sedang Anda lakukan di sini, Tuan Maxim?" tanya kepala polisi tadi ketika melihat Maxim berada di tempat ini.
"Aku sedang berkeliling saja. Aku ingin menikmati senja hari. Kalian, apa yang sedang kalian lakukan di sini?" tanya Maxim.
Dia berusaha untuk terlihat baik-baik saja agar mereka tidak mencurigainya. Kepala polisi tadi terlihat percaya padanya, tapi ada seorang polisi pemuda yang tidak mempercayainya dan terus saja mengatakan orang yang sejak tadi.
Maxim sendiri paham betul dengan tatapan dan juga apa yang sedang dipikirkan polisi muda tadi.
"Katakan pada anak buahmu untuk tidak macam-macam denganku, Pak. Dia melihatku seolah-olah aku adalah buronan besar disini," ucap Maxim.
Dia benar-benar tidak menyukai tatapan dari polisi muda itu karena dia terus saja menatapnya dengan tatapan yang penuh arti.
"Aku tidak melakukan apa-apa terhadap Anda, Tuan." jawab polisi muda tadi karena dia memang tidak melakukan apapun.
Dia hanya menatap biasa saja, lagi pula tidak ada undang-undang tertentu yang tidak boleh menatap seseorang.
Mendengar jawaban dari polisi muda itu membuat Maxim menyunggingkan senyumannya. Dia tahu polisi muda itu sedang penasaran dengan dirinya.
"Oh iya? bagus jika seperti itu. Biar aku katakan padamu, kau tidak akan bisa menangkap apapun tentang diriku karena memang tidak ada yang harus ditangkap. Aku adalah pengusaha yang bersih, apa kau tahu berapa pajak yang kuberikan setiap tahunnya pada negara itu untuk menggaji dirimu dan juga teman-temanmu. Jadi jangan berpikir aku adalah orang yang pantas kau tangkap!" pungkas Maxim.
Dia langsung pergi meninggalkan tempat tersebut, karena jika dia berlama-lama di sana maka polisi muda itu akan terus mencari tahu tentang dirinya.
Tanpa diketahui oleh Maxim, jika saat ini mereka benar-benar melakukan sesuatu. Mereka tahu sedikit banyaknya bahwa dia adalah orang yang mereka cari selama ini. Tapi karena mereka belum memiliki cukup bukti, maka mereka tidak berani melakukan apapun.
Mereka tahu sebesar apa berpengaruhnya Maxim, jadi lebih baik mereka mengalah untuk sementara waktu sambil terus mengumpulkan bukti-bukti tentang kejahatan yang selama ini.
Begitu juga dengan Maxim, bukan dia tidak tahu jika mereka ini sedang mengintai dirinya.
"Sepertinya aku butuh hiburan sekarang ini. Aku ingin bersenang-senang sekarang ini," ucap Maxim pada anak buahnya dan dia juga memberikan kode pada mereka agar mengerti dengan apa yang dia maksud.
Beruntung anak buahnya cepat tanggap, dan mereka langsung tahu apa yang diinginkan oleh bosnya.
Mereka langsung membawa bosnya ke sebuah tempat, lalu mereka berganti mobil di sebuah jalan.
Tepat saat mereka turun dari mobil, Maxim langsung mencari sesuatu yang dilengketkan mereka di mobilnya.
"Aku akan membuat mereka menyesal karena berani melakukan hal ini padaku!" Maxim menempelkan sebuah bahan peledak di mobilnya dan saat itu juga dia meledakkannya.
Sontak saja, mobil yang ditempati Maxim tadi langsung terbakar. Hanya dengan sekali tekan saja, mobil tadi langsung membara. Maxim tersenyum puas karena telah melihat mobilnya terbakar.
"Kalian salah orang, jika berpikir bahwa aku bisa dipermainkan. Lihat, tidak membutuhkan waktu lama aku bisa melakukannya. Aku membalasnya!" Maxim tersenyum setelah dia berhasil membakar mobilnya.
Dia berjalan meninggalkan mobilnya yang terbakar. Lalu dia kembali menuju Mansion miliknya.
Saat dia sampai di sana, Maxim langsung mencari keberadaan Anna.
Dia bertanya pada pelayan rumahnya dimana keberadaan wanita itu. Saat mereka mengatakan bahwa Anna berada di halaman belakang dan sedang berkebun membuat Maxim langsung menghampirinya di sana.
"Ahk ..." Anna berteriak saat tiba-tiba saja ada yang memeluknya dari belakang.
"Kenapa kau selalu mendes*h saat aku memelukmu honey? apa jangan-jangan kau memang senang mendes*h bersamaku honey?" bisik Maxim dengan suara berat miliknya.
Anna langsung bereaksi saat merasakan hembuskan nafas Maxim di telinganya. Laki-laki ini memang paling mahir membuatnya merinding.
Maxim membalikkan tubuh Anna hingga mereka saling berhadapan satu sama lain. Tatapan Maxim sampai menembus jantungnya dan Anna kembali kaget ketika bibirnya di bungkam oleh Maxim.
Hembusan angin menerpa keduanya. Seolah-olah mereka ikut menjadi bagian dalam permainan lid*h mereka sore ini.
Bersambung