Tak di sangka tak di duga,mereka yang dulu awalnya bermain bersama,bersekolah di sekolah yang sama kini menjadi sepasang suami istri.
Namun bukan restu yang menghalang mereka melainkan perasaan,kedua nya bahkan tidak sadar saling mencintai hingga sama sama merasa kehilangan.
Ria Maheswari,Dendy Prasetya akan kah lamaran Dendy berujung ke pelaminan atau hanya cinta yang beda perasaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 10 Obrolan
Sudah tujuh hari berlalu, akhirnya hari ini tiba. Raka membawa Nia ke rumah baru nya.Sebagian barang sudah di sana dan tertata rapih.Kedua nya juga sering berada di sana sebelum nya hanya untuk merapihkan.
Setelah makan malam Nia berpamitan pada seluruh anggota keluarga.Beberapa jam lalu Nia sempat bicara berdua dengan Ria.
"Ingat yang mba bilang,kami membolehkan mu bekerja di luar garis keluarga kami karena mba,terlebih Ayah tidak mau di cap sebagai keluarga yang mengekang anak nya untuk berkarya.Mba yakin sama Lo Ri kalau Lo bisa di percaya,entah nanti nya akan seperti apa hubungan Lo dengan temen temen Lo di luar sana.Tapi please,dengan sangat jaga nama baik keluarga Maheswara!"
Ria hanya mengangguk,Nia sudah mendapati adik nya mabuk,tidak di pungkiri pergaulan di luar sana dengan gaya Ria di sosmed,bahkan ia mengumbar foto mesra bersama kekasihnya Noah.
"Semoga cepet dapet momongan ya Mba,Mas Raka ayo dong di gas biar aku punya ponakan,kan bisa buat mainan!" senyum Ria.
Nia yang masih memeluk adik nya itu pun menonyor kepala Ria.
"Anak gue manusia bukan boneka!" jawab Nia,Raka pun hanya menggeleng.
Lelaki itu tahu ke absurd tan Ria adik ipar nya.
Memasuki mobil melajukan nya,wajah Ria sedikit berubah saat Nia mulai tak terlihat.Sepi yang ia rasakan,hanya Ayah dan Ibu tak ada yang lain jika Ria sendiri tidak keluar rumah untuk bermain.
Ketiga nya pun berbalik kembali masuk ke dalam rumah,dengan Maheswara paling belakang.
Tap
Tap
"Mau kemana Ria?" tanya Wara,beberapa hari ini ia jarang mengobrol dengan anak bungsu nya,bisa dikatakan mereka tidak pernah duduk bersama membicarakan hal yang serius selama Ria di sana.
Ria pun berbalik.
"Duduk sini,ayah ingin dengar kamu bercerita" ucap Wara,namun Ria mengerutkan kening nya bingung.Ia merasa tidak punya cerita untuk di obrolkan.
"Cerita apa sih yah?" ucap Ria sedikit enggan mendekat.
Namun Wara menepuk sofa bagian sebelah nya yang masih kosong,pertanda jika menginginkan anak nya duduk di dekat sana.
Ria menghela nafas berat,ia sedikit banyak tahu apa yang ayah nya akan bicarakan.
.
.
.
"Kapan menyusul mba mu?".
Ya,seperti yang lain tahu Tuan Maheswara juga tahu berkali kali keluarga Dendy melamar,bahkan yang ke tiga nya langsung bersama Orang tua nya tapi jawaban Ria tetap sama.Nanti.
"Mba mu sudah,kalau kamu mau menyusul akhir tahun apa tahun depan ayah siap,biaya tidak usah di pikirkan."
"Ya ampun yah Ria punya kalau biaya".
"Tidak usah sombong,kamu masih tanggung jawab orang tua!" jawab Wara kemudian.Ria pun menghela nafas.
Meski dirinya berpenghasilan,namun orang tua nya tetapi begitu.
"Lalu,kapan mau keluar dari kerjaan mu dan jadi rakyat biasa?".
Nah pertanyaan kedua sudah pasti tentang pekerjaan.Dari awal tanggung jawab atas Ria berada di pengawasan Nia,segala tingkah laku Ria di awasi Nia,dan akan sampai ke ayah nya jika Nia merasa sudah tidak mampu meng handle.
Atau seperti sekarang Nia sudah akan membina keluarga bersama suami nya Raka.Otomatis jika Nia tidak bisa sepenuhnya memperhatikan segala tingkah Ria di luar sana,terlebih wanita itu kini tidak bisa keluar kota dadakan seperti saat Ria bermasalah dengan hukum beberapa waktu lalu karena sebuah insiden,memukul turis asing karena membela teman nya yang sempat di lecehkan.
"Hhmmm... Pindah di sini,mba mu sudah di boyong oleh Raka.Rumah ini tinggal Ayah dan Ibu,apa kamu tega kami di sini hanya berdua?". Ucap Wara,Ibu Aela pun mendekat dan seketika Ria menoleh menatap wajah ibunya.
"Kami semakin tua,apa kamu tidak ingin menjaga kami disini Ri,pekerjaan dengan keahlian mu di sini banyak tidak harus di sana." ucap Tuan Wara lagi.
"Mba Nia kan dekat Yah,hanya tiga puluh menit dari sini sampai." jawab Ria.
"Kamu tidak ingin menjaga kami atau tidak ingin kehidupan mu dikekang?". Sanggah Tuan Wara kembali dan sukses membuat Ria menatap tajam Ayah nya.
Sebenarnya ucapan dan asumsi Pak Wara benar semua tentang Ria namun Ria terus membantah dan membuat berbagai alasan untuk tidak tinggal di rumah dan tetap di luar kota entah alasan apa yang pasti tapi Ria masih belum ingin berada di rumah selamanya bersama Ayah dan Ibu.
"Apa karena pacar mu itu,kamu jadi tidak mau meninggalkan kota itu dan keluar dari kerjaan mu? Ayah tahu semua Ri,Ayah juga percaya dengan putri Ayah tidak akan melakukan hal diluar batas.Tapi Ayah mohon,ayah tidak mengharap balasan dari anak anak Ayah.Tapi kamu harus ingat satu hal.Masa depan mu baik atau tidak itu tergantung cara mu mendengar kan nasehat ayah dan ibu mu ini.."
Hanya diam sesekali melihat kedua orang tua nya bergantian,Ria bahkan tak banyak bicara jika Ayah nya sedang menasehati.Ia hanya mendengarkan dan sesekali mengangguk.Bukan ia tak memikirkan ucapan Ayah nya,hanya saja keinginan yang masih menggebu untuk melanjutkan pekerjaan lama.
.
.
.
To be continue