Di tahun 70-an, kota ini penuh dengan kejahatan yang berkembang seperti lumut di sudut-sudut gedung tua. Di tengah semua kekacauan, ada sebuah perusahaan detektif swasta kecil tapi terkenal, "Red-Eye Detective Agency," yang dipimpin oleh Bagas Pratama — seorang jenius yang jarang bicara, namun sekali bicara, pasti menampar logika orang yang mendengarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairatin Khair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Beberapa tahun telah berlalu sejak Bagas dan Siti berhasil membongkar jaringan Bayangan. Kota yang dahulu pernah dihantui oleh kekuasaan gelap itu kini hidup dengan penuh ketenangan dan harapan baru. Berkat keberanian dan tekad mereka, banyak warga yang mulai menaruh kepercayaan pada sistem keadilan dan menginspirasi orang-orang muda untuk turut membela kebenaran.
Bagas dan Siti tetap menjalankan Red-Eye Detective Agency dengan kesederhanaan dan dedikasi yang sama. Meskipun pekerjaan mereka kini dipenuhi dengan kasus-kasus yang lebih ringan dan tidak melibatkan ancaman besar, mereka selalu menangani setiap klien dengan serius, memberikan bantuan bagi mereka yang membutuhkan.
---
Pertemuan Tak Terduga
Suatu sore, saat Bagas tengah merapikan beberapa berkas di kantor, Siti datang membawa undangan yang diterimanya pagi itu.
“Pak, lihat ini,” kata Siti sambil menunjukkan undangan tersebut. Undangan itu berasal dari universitas lokal yang akan mengadakan seminar keamanan dan investigasi. Mereka diundang sebagai pembicara tamu untuk membagikan pengalaman mereka dalam menumpas jaringan Bayangan.
Bagas memandangi undangan itu dengan raut wajah sedikit terkejut. Ia tidak pernah membayangkan dirinya berbicara di depan orang banyak tentang masa lalu yang penuh bahaya. Namun, ia juga menyadari bahwa cerita mereka mungkin dapat menginspirasi generasi muda yang ingin berjuang untuk keadilan.
“Siti, kau benar-benar yakin kita harus melakukannya?” tanya Bagas.
Siti mengangguk dengan mantap. “Pak, kita pernah berjuang habis-habisan melawan kegelapan. Saya rasa, sekarang waktunya kita membagikan pelajaran itu. Bukan hanya untuk kita, tapi untuk siapa saja yang bisa belajar dari apa yang kita lalui.”
Bagas tersenyum tipis, merasa bahwa Siti benar. Perjalanan mereka bukan hanya tentang kemenangan, tetapi juga tentang bagaimana menghadapi tantangan, mengalahkan ketakutan, dan tetap teguh pada prinsip.
---
Seminar dan Harapan Baru
Hari seminar pun tiba. Aula universitas dipenuhi oleh mahasiswa, dosen, dan warga kota yang datang untuk mendengarkan kisah nyata dari perjuangan Bagas dan Siti. Begitu keduanya memasuki ruangan, mereka disambut dengan tepuk tangan meriah yang membuat Bagas sedikit canggung. Namun, senyum dan dukungan dari Siti membuatnya tetap tenang.
Di atas panggung, Bagas menceritakan secara singkat tentang bagaimana mereka memulai penyelidikan mereka, semua rintangan yang mereka hadapi, hingga akhirnya mereka berhasil menumbangkan Bayangan. Setiap detail membawa kembali kenangan yang pernah menghantui mereka, tetapi juga menunjukkan kekuatan yang mereka peroleh dari pengalaman tersebut.
“Kita semua akan menghadapi bayangan di dalam hidup kita,” ucap Bagas di penghujung ceritanya. “Namun, selama kita berpegang pada kebenaran, kita akan menemukan cahaya. Cahaya itu mungkin kecil, tetapi itulah yang memberi kita keberanian untuk melangkah maju.”
Siti pun menambahkan, “Apa yang kami lakukan bukanlah tentang keberanian semata, tetapi tentang memilih untuk tidak menyerah, walaupun segalanya tampak mustahil. Setiap dari kita memiliki kemampuan untuk mengubah dunia, sekecil apa pun langkah yang kita ambil.”
---
Penawaran Baru
Setelah seminar, Bagas dan Siti bertemu dengan seorang pejabat kepolisian yang menawarkan mereka untuk bekerja sama dalam unit investigasi khusus untuk kasus-kasus kejahatan terorganisir. Menyadari bahwa pengalaman dan keahlian mereka dapat memberikan kontribusi besar bagi keselamatan kota, Bagas mempertimbangkan tawaran itu dengan serius.
“Pak Bagas, ini adalah kesempatan besar,” kata pejabat itu dengan nada penuh harap. “Dengan pengalaman kalian, kami yakin kota ini bisa tetap aman dari ancaman apa pun di masa depan.”
Bagas berpaling pada Siti, yang tampak bersemangat. Bagas tahu bahwa ini adalah langkah besar, dan akan membawa mereka kembali ke dunia yang penuh risiko. Namun, ia juga menyadari bahwa menjaga kota ini aman adalah tanggung jawab yang mereka pilih sejak lama.
“Aku rasa… mungkin sudah waktunya kita melangkah ke babak baru, Siti,” kata Bagas sambil tersenyum.
---
Semangat.