My Sexy Old Man

"Devan,sebenarnya apa yang terjadi? Kau membuat semua orang cemas !" Tanya Oma Airin,yang duduk di ruang keluarga bersama yang lainnya.

Bagaimana tidak Cemas ! Pagi hari ada pemberitaan di TV,jika Devan kecelakaan,karena mobil lamborgini nya tercebur ke danau. Saat di evakuasi oleh polisi dan di bantu warga sekitar mobil itu kosong yang ada hanya dompet milik Devan di dalam mobil itu. Warga sekitar mengira jika pemilik mobil tersebut tenggelam di dasar danau dan lebih parahnya lagi ada yang mengira jika pemilik mobil itu sudah tewas karena di makan Buaya.

"Aku pikir kau sudah bosan hidup Dev" Ucap Xander terkekeh.

"Dad !" Tegur Jeje,membuat Xander langsung diam.

"Entahlah aku tidak tahu kenapa mobil itu bisa sampai disana" Ucap Devan geram sambil melirik Raya yang tengah asik memainkan ponselnya.

Devan kini harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memperbaiki mobil kesayangannya.

Aku yakin sekali jika gadis ini yang melakukannya. Batin Devan geram.

Ha ha haa,emang enak gw kerjain.Batin Raya tertawa.

Awas saja aku akan membalas perbuatanmu gadis kecil. Batin Devan,melirik tajam Raya.

Aku tidak takut ! Silahkan saja kalau berani !. Batin Raya,membalas lirikan Devan tak kalah tajam.

Kedua orang tersebut saling menatap tajam dan juga perang batin. Jika hanya ada mereka berdua sudah di pastikan mereka akan bertengkar,layaknya tikus dan kucing.

"Karena semua sudah aman terkendali,lebih baik kau urus perusahaan untuk satu bulan kedepan Dev" Ucap Xander,membuat Devan dan Raya menoleh.

"Hah,apa kau ambil Cuti Boss?" Tanya Devan sedikit terkejut.

"Iya,karena sebentar lagi aku akan menikah" Ucap Xander lalu menggenggam tangan Jeje. " Aku percayakan perusahaan kepada mu Dev" Lanjut Xander dan diangguki Devan dengan mantap.

"Wah,selamat kalau begitu ? Tapi kenapa mendadak ?" Tanya Devan,menatap kedua orang itu.

"Hei,jangan menatap kami seperti itu. Kami menikah karena saling mencintai" Protes Jeje,karena Devan menatapnya penuh menyelidik.

"Iya kan sayang?" Ucap Jeje dan Xander pun mengangguk.

Dasar pasangan Bucin. Batin Devan.

Devan tidak menyangka jika bosnya yang selalu dingin dan arogant itu bisa tunduk kepada Gadis belia seperti Jeje.

Ah,iya. Cinta itu dapat merubah segalanya.Batin Devan,menatap Jeje dengan tersenyum tipis.

"Turunkan pandanganmu Dev" Tegur Xander,ia tidak suka jika ada pria lain yang menatap calon istrinya.

"Oke oke posesive" Ledek Devan.

Syukurlah jika boss sudah menemukan kebahagiaanya. Batin Devan turut bahagia.

"Aku senang karena calon mamiku ini sudah baikan sama Daddy. Apa yang Daddy perbuat hingga membuat wanita keras kepala ini dengan cepat luluh sama Daddy? " Tanya Raya sekaligus menyindir calon maminya. "Apa Daddy melakukan cara yang Raya sarankan?".

"Daddy tidak melakukan apa-apa ? Mungkin karena mami mu ini terlalu bucin sama Daddy" Ucap Xander terdengar narsis lalu mendapat cubitan dari Jeje.

"Dad !!!" Jeje melotot tajam.

"Matamu indah jika sedang melotot seperti itu" Rayu Xander,lalu mengelus kepala Jeje dengan lembut.

"Ishh,kalian membuat para jomblo iri" Raya menyipitkan matanya sambil mencebikkan bibirnya,saat melihat kemesraan pasangan itu.

"Makanya cari pacar Ray" Ucap Oma Airin.

"Raya enggak mau pacaran tapi maunya langsung nikah" Ucap Raya.

"Siapa yang mau nikah sama cewek manja dan bar-bar kayak kamu ?" Sindir Jeje.

"Tentu saja ada ! Dia adalah pria yang telah mengambil ciuman pertamaku" Ucap Raya keceplosan.

"Raya !!!!" Pekik ketiga orang itu dan memberikan tatapan tajam,sedangkan Devan tersedak ludah nya sendiri.

"Apa ? Kenapa ?" Tanya Raya.

"Siapa yang berani menciummu !" Tanya Xander marah.

"Mencium ? Oh,i itu tidak kalian ini salah dengar heheheee" Kilah Raya,baru menyadari jika dirinya keceplosan. "Aku tadi bilang aku akan menikah dan akan memberi ciuman pertama ku untuk suamiku nanti" Ucap Raya berusaha meyakinkan.

"Awas saja kalau ada yang berani menyentuhmu,bilang sama Daddy" Ucap Xander tegas.

"I iya dad" Raya tersenyum kaku. Sedangkan Jeje sudah tahu jika teman sekaligus anak tirinya itu sedang berbohong.

"Emang Daddy mau apakan jika ada pria yang berani menyentuh Raya?" Tanya Jeje memancing. Ia ingin tahu reaksi Raya dan Devan.

"Aku akan patahkan lehernya"Jawab Xander.

Sedangkan Devan,menelan ludahnya kasar.

Mati aku. Batin Devan,menjadi salah tingkah.

Jangan sampai Daddy tahu jika Om Devan lah yang mengambil ciuman pertama mu bahkan melakukan hal lebih. Batin Raya takut.

Ah,sudah aku duga,pasti terjadi sesuatu diantara mereka . Batin Jeje. Saat melihat Devan salah tingkah dan itu membuat kecurigaan Jeje semakin besar,tapi sayangnya hanya dirinya yang bisa membaca gelagat aneh Devan sedangkan Oma dan Xander tidak peka sama sekali.

Setelah masalah Devan selesai,pria bule itu kembali ke kantor untuk menggantikan Xander yang mulai hari itu juga sudah Cuti. Begitu juga Raya sudah berangkat ke kampus.

Sedangkan Xander dan Jeje akan mengunjungi makam kedua orang tuanya yang terletak di pinggiran kota. Tidak membutuhkan waktu lama mereka sampai di pemakaman umum itu,tak lupa Jeje membawa sekeranjang bunga tabur ditangannya kanannya.

Ini pertama kalinya Xander mengunjungi makam kedua orang Jeje,berbeda dengan Jeje yang selalu datang seminggu sekali.

Jeje menatap sedih pada dua batu nisan yang ada di hadapannya,kemudian ia berjongkok sambil mencabuti rumput yang mulai tumbuh.

"Sayang" Panggil Xander lalu ikut berjongkok dan memeluk Jeje dari samping untuk memberi kekuatan.

Jeje dan Xander menaburkan bunga diatas kedua gundukan tanah itu. Xander tahu apa yang dirasaakn Jeje saat ini karena ia pun sudah kehilangan sesosok Ayah sejak dirinya masih kecil.

"Ayah,ibu hari ini aku datang lagi,tapi kali ini aku tidak sendirian aku datang bersama calon suamiku. Ayah Ibu aku meminta restu kepada kalian karena lusa kami akan menikah" .Ucap Jeje,matanya mulai mengembun.

"Tuan Nyonya ah maksudku ayah ibu perkenalkan namaku Xander Calon Suami Jenita. Aku meminta restu kepada kalian untuk menikahi Jeje dan aku berjanji akan menjaga dan selalu membahagiakan Jeje,kalian tidak usah khawatir karena Jeje sudah tidak sendirian lagi" ucap Xander,lalu semakin mengeratkan pelukannya kepada Jeje,karena gadis itu sudah tidak bisa membendung kesedihannya.

Xander dan Jeje merapalkan Doa-Doa untuk kedua orang tuanya. Setelah selesai Mereka kembali menuju rumah besar keluarga Clark.

Diperjalan baik Jeje maupun Xander tidak ada yang bersuara. Xander pun mengerti jika Suasana hati Jeje sedang bersedih. Hanya sesekali Xander mengelus kepala Jeje dengan lembut menggunakan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya memegang kemudi.

Jangan bosen please jangan bosen sama karya Author yang sederhana ini.😊

Minta hadiah seikhlasnya aja🌹🌹😘😘😘😘