Sepuluh tahun Carla Magdalena mencintai Paman angkatnya, yang menjadi walinya, menggantikan ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal.
Carla begitu posesif pada Pamannya, ia akan marah, serta berteriak kepada setiap wanita, yang mendekat pada Pamannya, Bastian Kenneth.
Sehingga Bastian begitu membenci Carla, dan selalu mengabaikan Carla.
Sepupu jauh Carla, Ivanka Caroline, pihak dari Ayah Carla, menjadi saingan Carla untuk mendapatkan cinta Bastian.
Ivanka Caroline menghasut Bastian, sehingga Bastian semakin membenci Carla.
Sampai Carla meregang nyawa di tangan sepupunya itu, Bastian tidak perduli sama sekali.
Sakit hati melihat kenyataan, membuat Carla menyadari, kalau ia begitu bodoh, terlalu mencintai Bastian Kenneth.
Seandainya ia di beri kesempatan, untuk menjalani kehidupan kedua, Carla berjanji, tidak akan pernah mencintai Bastian lagi, ia menyesal telah jatuh cinta kepada Bastian Kenneth.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2.
Carla juga merasakan pendengarannya, perlahan mulai tidak mendengar apa pun, saat sayup-sayup ia mendengar suara seseorang, berteriak memanggil namanya.
Carla merasakan telinganya seperti tertutup sesuatu, dan lama kelamaan ia tidak mendengar apa pun sama sekali.
Gelap, hening, sunyi senyap.
......................
"Hahh.. hahh.. hahh!!"
Tiba-tiba Carla merasakan sangat kesulitan bernafas, membuat ia tersentak dari tidurnya.
Ia terduduk tegak di tempat tidurnya, dadanya yang terasa sesak menghirup udara dengan rakus.
Keringat dingin mengucur dari kepala, mengalir ke keningnya.
Carla merasakan tubuhnya sakit sekali. Baru saja ia di paksa meminum cairan, dan masuk mengalir ke kerongkongan nya.
Membuat ia kesakitan, membakar dada dan ususnya, membuat ia menahan sakit yang sangat menyiksa, dengan tubuh tidak dapat bergerak.
Mata Carla nanar melihat sekelilingnya, melihat ada di mana ia berada.
"Ini kan.. kamarku?" gumam Carla melihat kamarnya, "Apa yang terjadi? aku baru saja sepertinya tidak dapat merasakan apa-apa lagi!"
Carla meraih kalender duduk di atas meja kecil di samping tempat tidurnya.
"Hah?? ta.. tanggal dan tahun yang lalu? a.. apa aku bangun kembali dari kematianku??" wajah Carla terlihat berbinar, ia pun sontak turun dari tempat tidurnya.
Ia berlari menuju meja riasnya.
"Hah??" ia terkejut melihat wajahnya yang bagaikan badut, "A.. aku kembali.. aku kembali lagi!"
Carla melihat tubuh dan wajahnya, dan tanggal pada kalender, ia ternyata terlahir kembali di satu tahun yang lalu.
Di mana Ivanka masuk ke dalam hubungan dirinya dan Pamannya, Bastian.
Ia ingat, Ivanka mendorongnya masuk ke dalam kolam renang, dan Ivanka menuduhnya, mencari perhatian Bastian dengan cara, menceburkan diri ke dalam kolam renang.
Mengingat akan hal itu, Carla tersenyum dingin, karena tanggapan Bastian pada waktu itu, mempercayai apa yang di katakan Ivanka.
Sekarang dia telah kembali, tidak akan pernah lagi untuk mencari perhatian Bastian.
Ia akan membiarkan Bastian dan Ivanka menjalin hubungan, sampai mereka menikah.
Sekarang, karena sudah terlahir kembali, ia akan mengubah takdirnya, menjalani hidupnya sendiri dengan menjauhkan diri dari Bastian.
"Astaga! wajahku memang seperti badut, karena mendengarkan si brengsek Ivanka, aku menjadi bahan lelucon oleh semua orang!" Carla menatap wajahnya, yang memakai make-up berlebihan.
Astaga! Carla juga melihat model pakaian yang ia kenakan.
Sangat kampungan, dan sangat memalukan, benar-benar bagaikan badut.
"Aku harus mengubah penampilan ku, kenapa aku dulu begitu mempercayai, apa yang di sarankan si Ivanka brengsek itu, ck! ck! sungguh menyedihkannya diri ku"
Carla menggelengkan kepalanya, memandang penampilan dirinya, yang sangat memalukan.
Carla kemudian menghapus make-up pada wajahnya sampai bersih, tanpa meninggalkan sedikit pun sisa make-up.
Mata Carla tidak berkedip menatap wajahnya pada cermin, sungguh sangat cantik sekali, dengan kulit yang licin bagaikan porselin.
"Aku sebelumnya tidak begitu memperhatikan wajahku, di balik make-up tebal itu, karena terlalu percaya pada Ivanka" Carla bergumam sendiri, melihat wajahnya di cermin.
"Dia mengatakan, kalau seorang gadis untuk memikat pria, harus berdandan dengan penampilan glamour, ternyata dia ingin menutupi wajahku yang cantik ini, agar Bastian tidak jatuh cinta padaku" gumam Carla mengamati kulit wajahnya yang putih bersih.
"Huh! kali ini.. aku tidak akan bodoh lagi! aku ingin bersenang-senang menikmati hidupku, masa bodoh dengan si Bastian dan si brengsek Ivanka itu, walau kalian mau bermesraan di depan mataku, aku tidak akan cemburu lagi, aku tidak ingin mati untuk yang ke dua kalinya" gumam Carla tersenyum menatap wajah cantiknya di depan cermin.
Ia pun kemudian bergegas melihat isi lemari pakaiannya, "Astaga!!"
Carla terkejut melihat pakaiannya, yang menggantung di dalam lemari, semua pakaian glamour dengan warna yang norak.
Carla ternyata benar-benar buta warna, setelah Ivanka memprovokasinya soal memilih pakaian.
Dengan cepat, Carla meraih satu persatu pakaian dalam lemarinya tersebut, dan membuangnya ke lantai.
"Tina!!" teriak Carla.
"I.. iya Nona, anda ternyata sudah bangun dari pingsan anda, Nona?" sahut seorang Pelayan masuk ke dalam kamar Carla.
Tapi, mendadak ia terkejut memandang Carla, "Si.. si.. siapa kamu?!" tanyanya ketika melihat Carla.
"Apa lagi ini... kamu tidak lihat siapa aku?" tanya Carla mendekati Tina.
"Hah! a.. anda No.. Nona Carla!!"
"Iya, siapa lagi memangnya yang tinggal di kamar ini, kalau bukan aku?!" tanya Carla galak kepada Tina, Pelayan yang selalu mengurus keperluan Carla.
"Ma.. maafkan saya Nona, anda sangat cantik sekali, membuat saya jadi pangling, dan tidak mengenali anda!" sahut Tina merasa bersalah.
"Sudah! jangan banyak acting, buang semua pakaian ini, jangan ada satu pun, yang tertinggal di kamarku!!" perintah Carla dengan tegas.
"Baik, Nona!" angguk Tina.
Bersambung.....