Adu keberuntungan pasangan anak manusia yg saling berkaitan.
Yudha , Dania , Julian, dan Shafira. Mereka harus berurusan dengan dilema percintaan mereka.
Dari yang awalnya di jodohkan oleh pihak keluarga sampai cinta terpendam karena takut mengutarakannya .
Kisah cinta mereka membawa mereka ber empat pada kisah di masa lalu yang membahayakan mereka.
Akankah kisah cinta mereka berakhir bahagia atau malah justru sebalik nya.
Kisah ini penuh dengan konflik dan penghianatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yunita dania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
COUPLE IN LOVE # PART6
Dua pasang manik kembar yang tak sengaja melihat Lian mencium kening Shafira adalah Dania dan Rafael.
Dua orang yang berada ditempat itu sama-sama terkejut bukan main.
"Kalau Lo emang mau sama Shafira kenapa gak ngomong aja terus terang sama gue , kenapa harus main belakang kayak gini ?" ucap Rafael Kesal tanpa bisa mendengar pembicaraan mereka karena jarak yang cukup jauh.
"Lo selalu bisa dapetin apa yang Lo mau Julian , tapi kali ini gue akan pertahanin Shafira " kata Rafael lalu meninggalkan tempat itu segera dengan mengepalkan tangannya kesal dan kecewa.
Melihat kejadian Julian mencium kening Shafira barusan membuat Dania makin tersadar , sikap Lian yang cuek , dingin bagai balok es dan selalu tampak tanpa ekspresi bila berhadapan sama wanita jauh lebih baik di banding Yuda. Padahal kalau di lihat dari luar Yuda terlihat jauh lebih perhatian dan baik di banding Lian.
"Huuufffttt...." Dania membuang nafas Alot lalu duduk salah satu bangku. "Kenapa sejak kemarin gue malah selalu kepikiran Yuda Gimana bisa...?" batin Dania tak karuan.
"Gue gak tau sejak kapan nama itu selalu muncul dalam pikiran gue , apa mungkin sejak gue benar-benar berniat memperbaiki hubungan gue sama Dia " batinnya lagi makin tak karuan.
"Haayoooo....bengong aja , ntar kesambet Lo " Dania menatap Shafira yang berusaha mengagetkannya namun usahanya gagal. Memperhatikan mukanya yang tampak biasa dan seolah tidak terjadi apa-apa di depan Dania.
" Rasanya gue ingin memarahi gadis ini , kenapa dia bisa bersikap biasa aja padahal baru aja mendapat sebuah ciuman di kening dari laki-laki yang gue yakin pasti di cintai Shafira"
"Haaiii....Bu !! Jangan kebanyakan Bengong , Lagi mikirin apa sihhh ?" tanya Shafira lagi merasa di acuhkan.
"Mikirin Lo tau gak " jawab Gue ngasal sambil memanyunkan bibir.
"Mikirin aku...? Kamu lagi gak demam kan ?" Shafira menyentuh kening gue pelan.
"Gak demam Ko ..." kata Shafira Polos berhasil membuat gue terkekeh.
"Mikirin Lo yang bersikap biasa aja setelah di cium pangeran berkuda putih pujaan Lo itu ?" Rasanya tak puas jika gak menggoda sahabatnya ini.
Benar saja Shafira hanya diam sambil menahan semu merah yang muncul di pipinya. Membuat Dania makin tertawa puas.
"Walaupun gue belum kenal cowo kutub itu tapi gue sedikit punya keyakinan kalau Cowo kutub yang super duper cuek itu peduli sama sahabat gue ini"
***
Yuda , Rey dan Alfa berjalan cepat mencari Rafael.
"Ngilang kemana sih tuh anak ?" omel Rey kesal "Jangan-jangan dia mau nyari Shafira sama Julian lagi" lanjut Alfa dengan nada khawatir.
"Susah banget bilangin itu anak , keras kepala " Rey ikut kesal.
"Siapa yang keras kepala...???"
"Jul... " Seru Yuda , Rey dan Alfa berbarengan.
" Kompak amat " ucap Julian.
"Shafira mana ? Lo gak apa-apain dia kan ?" tanya Alfa panik.
"Eee...mana mungkin gue ngapa-ngapain dia. Ngarang aja Lo " jawab Lian mengusap muka Alfa yang tampak mencari-cari Shafira.
"Ya juga siihh... ! Tapi Rafael gak nyamperin kalian kan tadi ?" Rey kembali bersuara. Julian mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban.
"Kenapa kita gak kasih tau Rafael aja sih kalau Shafira itu tinggal sama Lo , tunangan Lo " kata-kata Rey membuat Julian menatapnya menyadari sesuatu.
"Eehhh sorry-sorry...salah ngomong kan gue !" kata Rey melirik Alfa dan Yuda yang sudah terkekeh.
"Seneng Yaa Lo berdua..." Rey mencoba memukul kedua temannya yang masih menahan tawa namun Yuda dan Alfa secepat Kilat menghindar ke belakang tubuh Lian.
"Biar dia tau sendiri...Lagian dia itu gak tau apa-apa, tapi udah merasa paling tau aja " kata Julian cuek.
"Kita sama-sama tau Rafael itu kayak gimana !" kata Yuda merangkul bahu Julian di ikuti anggukan ketiga temannya.
"Tapi gue rasa kalian juga paling ngerti gue !" jawab Lian membalas rangkulan Yuda dan ketiga sahabatnya lalu kemudian sama-sama berjalan beriringan.
****
Sebuah mobil mewah masuk ke pekarangan Villa keluarga Andromeda . Setelah terparkir sempurna di pekarangan supir bergegas turun untuk membuka pintu mobil itu.
Seorang wanita dengan pakaian rapih keluar dari mobil mewah itu lalu menurunkan sedikit kaca matanya lalu tersenyum sedikit angkuh.
"Silahkan Nyonya..." kata Supir.
Tak perlu menunggu beberapa lama keluar lagi sosok lain yang usinya hampir sama namun terlihat jauh lebih ramah dan sopan sambil menyunggingkan senyum menatap seluruh pekarangan itu.
"Terima kasih Anwar " kata wanita berwajah teduh itu pada supir pribadinya.
"Lihat saja Ka...Villa ini masih saja tampak kuno !" kata Lestari mengejek.
"Tapi cucuku tumbuh dengan baik di sini " katanya mulai melangkah masuk kedalam Villa menghindari omongan adiknya itu.
"Mamah...Tante..." kata Nathan dan Ghina berbarengan . Nathan langsung memeluk Mamahnya yang baru tiba dari Bali , di ikuti Ghina di belakang Nathan dengan senyum mengembang.
"Bagaimana kabar kalian sayang ??" kata Laras mengusap rambut Nathan dan Ghina sambil tersenyum bahagia.
"Seperti yang Mamah Lihat , Fine !! " kata Nathan sambil tersenyum.
"Kenapa rumah ini masih sama seperti dulu , gak banyak berubah masih tetap panas dan sumpek " kata Lestari sambil mengipas-ngipaskan tangannya ke arah wajah. Nathan dan Ghina melirik kearah sang Mamah lalu sama-sam tersenyum mendengar ucapan Tante Lestari yang memang tidak pernah berubah.
"Ayoo Ghina antar ke kamar Mamah , Tante sama Mamah pasti cape " kata Ghina ramah menggandeng tangan Mamah mertuanya itu.
"Gak usah Ghina...Mamah tau kamu masih banyak pekerjaan , jadi teruskan saja. Kami bisa ke kamar sendiri tapi kalau kamar kami masih belum berubah " goda Laras pada mantu kesayangannya itu.
"Gak Mah...gak akan ada yang berubah di rumah ini" kata Ghina tersenyum.
"Yang berubah hanya aku dan Istriku ini yang akan semakin menua " Nathan memeluk Ghina dari belakang membuat Laras memandang bahagia lalu menyusul Lestari yang sudah lebih dulu naik ke lantai dua.
Lestari adik dari Oma Laras yg usia nya tidak jauh dari usia Ghina membuatnya selalu tak suka pada Ghina karena Laras sang kakak lebih percaya pada menantunya itu di banding diri nya .
"Kalau aja Kakak dengerin aku dan nerima saran aku... pasti Nathan gak akan menikah sama anak yatim piatu gak jelas itu sekarang " kata Lestari pada Kakanya saat menaiki tangga.
Kata-kata yang biasa Ghina dengar dari wanita itu setiap kali bertemu. Kata-kata yang di tunjukan untuk dirinya dan kali ini terdengar cukup jelas di telinganya dan Nathan.
Nathan yang menaruh dagunya di pundak Ghina melirik sang istri, Ghina berusaha melepaskan pelukan Nathan sambil tersenyum namun Di tahan oleh Nathan.
"Kamu selalu tau aku gak akan kenapa-kenapa " kata Ghina meyakinkan suaminya itu.
"Sejelek apapun orang lain memandang kamu , dan seburuk apapun mereka menilai kamu But I LOVE YOU "bisik Nathan di telinga Ghina lalu mengecup pipinya sebelum melepaskan pelukannya.
"I Know that...." jawab Ghina
"Sudah hampir dua hari Oma datang ke Bandung, tapi kenapa kamu dan Shafira belum juga pulang untuk menemui Oma Lian ? Apa jarak Jakarta-Bandung terlalu jauh untuk kamu ?" suara Oma Laras sedikit serak.
"Iya Oma..sore ini Lian akan pulang seusai kuliah " jawab Lian ringan Ketiga sahabatnya memandang Lian penuh tanya.
"Ya sudah , Oma tunggu di Villa sore nanti "
"Iya..." jawab Lian singkat. Sambungan telepon pun terputus.
"Siapa...?" tanya Yuda tak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya.
"Oma Laras..." jawab Lian datar sambil memainkan handphonenya.
"Pasti sama Oma Lestari juga !! Pasti Oma Lestari makin gencar tuh ngejodohin Lo sama anak sahabatnya itu kalau tau Aline udah gak ada !!" Ucapan Rey di sambut tatapan tak suka dari Julian.
"Sorry...sorry gue gak ada maksud untuk ngungkit-ngungkit masalah Aline lagi" lajut Rey menyesal menyadari kebodohannya beberapa menit lalu ,namun Julian hanya diam tak menjawab.
"Ehhhemm...Eh ngomong-ngomong ko Rafael gak pernah gabung bareng kita lagi yaahh...??" Alfa buru-buru mengalihkan pembicaraan.
Ternyata tak lama Yuda melihat dari kejauhan sosok yang baru saja di bicarakan berjalan ke arah mereka.
"Haii...Raf " sapa Alfa ramah. Julian, Yuda dan Rey ikut melihat ke arah lambaian tangan Alfa.
"Kemana aja Lo , udah beberapa hari ini ngilang terus? gak pernah kumpul-kumpul lagi ?" tanya Rey bangkit dari duduknya dan merangkul bahu Rafael.
Ruben tersenyum tak suka " Masih peduli juga sama Gue ?" Rafael menepis tangan Rey dari pundaknya dengan sedikit kasar.
"Ya Jelas lah kita kan temen !! Lagian kenapa sih Lo sentimen gitu , lagi dapet Lo yah santai aja donk ??" goda Yuda sedikit tertawa.
"Tujuan gue ke sini cuma satu , jadi gue gak mau banyak basa-basi sama kalian !!" kata Rafael cuek.
"Maksudnya...??" Alfa tak mengerti.
"Gue mau nantang Julian Andromeda duel di ring sore nanti " kata-kata Rafael menyentak ketiga orang di hadapannya. Julian sekilas melirik Rafael.
"Raf...gak usah bercanda deh " Rey kembali mencoba merangkul bahu Rafael.
"Apa Lo pikir gue main-main sama ucapan gue sekarang ? Gak , gue serius " Rafael kembali menepis tangan Rey lalu menatapnya tajam.
"Gimana Tuan Andromeda ?" Rafael beralih menatap Lian yang duduk santai di hadapannya. Yuda, Rey dan Alfa menatap ke arah Lian ketika ia bangkit dari duduknya.
"Menurut gue gak ada satu alasan pun yg bikin gue harus nerima tantangan konyol Lo ini " jawab Lian santai lalu mulai berjalan meninggalkan mereka.
"Shafira...itu alasanya Lo harus terima tantangan Gue " Kata-kata Rafael menghentikan langkah Lian.
****
"Kamu kenapa sih Dan ? dari pagi kamu tuh diem terus murung terus kenapa cerita donk ?" Shafira Duduk di samping sahabatnya.
"Apa ini ada hubungannya sama Yuda ?" tebak Shafira setelah tak ada satu jawaban pun keluar dari sahabatnya itu.
"Huuffttt..." Dania menarik nafas berat " Gue berantem sama Nyokap gue . Gue nyesel banget Shaf udah buat Nyokap gue marah , kecewa dan sedih " Air mata yang Dania tahan dari tadipun akhirnya keluar.
Dengan sigap Shafira langsung memeluk Dania erat.
"Ko bisa sih Dan ?" tanya Shafira sambil mengelus rambut panjang Dania. Hanya isak tangis yang keluar dari bibir Dania.
"Apa ini bener-bener ada hubungannya sama Yuda ?" tanya Shafira seolah dapat membaca gelagat sahabatnya itu .
"Gue cuma bilang jujur sama Nyokap gue kalau gue gak mau tinggal bareng Yuda dan minta supaya gue cerai sama Yuda , karena gue sama Yuda gak saling cinta. Tapi...tapi nyokap gue malah nangis " Dania bercerita sambil menangis.
"Nyokap gue bilang , setelah Bokap gue meninggal keluarga Yuda yang udah banyak bantu keluarga gue Shaf " Lanjut Dania.
"Dan , aku rasa nyokap kamu bener. Kamu sama Yuda itu udah nikah dan itu bukan suatu kebetulan kalau menurut aku tapi udah takdir . Semua yang kamu alami sekarang ini udah di takdirkan. Jadi sekarang kamu cuma tinggal jalanin takdir kamu ini dengan ikhlas , maka semua ini akan mudah buat kamu nantinya " Shafira menggenggam tangan Dania erat.
"Kamu harus mulai belajar Dan... Belajar untuk mencintai suami kamu " lanjut Shafira. Membuat Dania menatap sahabatnya penuh tanya.
"Aku yakin bukan gak ada rasa cinta di hati kalian , tapi kalian yang gak mau berusaha untuk menyadari itu " ucap Shafira sambil tersenyum.
" Yuda cowok yg baik Dan, aku bisa jamin itu . Ya walaupun dia itu kelihatan cuek tapi di bandingin sama Lian, Ray dan Alfa Yuda yg terbaik "
BERSAMBUNG....