Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 20 — Yun Mao
Tiga hari berlalu semenjak Liu Yuwen dan lainnya berangkat mengerjakan misi dari Keluarga Yun, mereka telah menempuh sekitar 30 persen dari perjalanan ini.
Rombongan kereta Liu Yuwen biasanya akan berhenti dan membuat api unggun ketika malam hari, selain mengistirahatkan kuda-kuda mereka, melakukan perjalanan dimalam hari cukup beresiko jika terus dilanjutkan.
Untungnya semenjak mereka berangkat, tidak ada halangan atau bahaya yang mengincar rombongan kereta tersebut selain hewan buas yang terkadang bisa diusir dengan mudah.
Liu Yuwen akan memisahkan diri ketika malam tiba, berbeda dengan Senior Bai, Lin Rou serta lainnya yang terkadang asik mengobrol dengan para penjaga di dekat api unggun, pemuda itu memilih menyendiri.
"Kenapa anda selalu menjauh? Apa mengobrol dengan kami tidak terlalu nyaman?"
Baru Liu Yuwen hendak memisahkan diri, seorang gadis anggun tiba-tiba menghalangi langkahnya.
Gadis itu memakai gaun merah yang biasanya digunakan seorang pengantin perempuan, ia adalah putri dari Yun Xia yang bernama Yun Mao, gadis inilah yang nanti akan menikah dengan keluarga bangsawan besar di Kota Diva.
"Nona Yun salah paham..." Liu Yuwen tersenyum dengan sopan. "Aku hanya sedang melakukan latihan."
"Latihan? Dalam perjalanan seperti ini?" Yun Mao keheranan.
Liu Yuwen mengangguk. "Jika ada kesempatan biasanya aku menggunakan waktuku untuk berlatih, ini bisa membuatku bertambah kuat lebih cepat."
Gadis itu memangut-mangutkan kepalanya, "Pantas saja anda sangat kuat di usia yang muda, anda ternyata seseorang yang tekun."
Liu Yuwen hanya mengangguk, ia kembali melanjutkan langkahnya dan melewati gadis itu.
Ketika Liu Yuwen melaluinya, gadis itu langsung mengikutinya di belakang, Liu Yuwen mengerutkan dahi, dia pikir setelah memberitahu ia akan berlatih, gadis tersebut akan membiarkannya sendiri.
Liu Yuwen duduk di bawah salah satu pohon sementara Yun Mao duduk di pohon tak jauh darinya. Gadis itu tidak berkata apapun menunjukkan bahwa ia hanya ingin melihat Liu Yuwen latihan namun tentu saja pemuda itu merasa tak nyaman di tonton seperti itu.
"Apakah ada sesuatu yang Nona butuhkan dariku?" Tanya Liu Yuwen.
"Tidak ada, aku hanya ingin melihat bagaimana anda berlatih."
Liu Yuwen tersenyum canggung, "Tidak ada yang istimewa ataupun menarik, aku hanya menelan pil ini lalu diam bersila cukup lama untuk mengekstrak khasiatnya."
Liu Yuwen menunjukkan pil berwarna keperakan kepada Yun Mao, ia langsung menelan pil itu lalu bersila dan memejamkan matanya.
Cukup lama menunggu hingga Liu Yuwen membuka matanya lagi, Yun Mao benar-benar menontonnya selama hampir dua jam.
"Apa menjadi seorang kultivator harus seperti itu, duduk diam selama berjam-jam, kurasa itu membuat tubuhku pegal jika melakukannya."
Yun Mao bukanlah seorang kultivator, ia sebenarnya penasaran bagaimana Liu Yuwen memiliki kekuatan yang tinggi sebab itu ia ingin melihat latihannya.
"Jika Nona yang berlatih maka waktu dua jam akan terasa sebentar karena konsentrasi Nona Yun akan terfokus pada satu hal, seperti kondisiku sekarang, perhatianku terfokus untuk menyerap pil yang aku konsumsi tadi..." Liu Yuwen sadar gadis itu ingin mengetahui banyak hal tentang kultivator.
"Begitu ya, kalau begitu bisakah anda-..."
Yun Mao belum selesai mengucapkan kalimatnya saat salah satu penjaga mendatangi keduanya.
"Maaf Nona, hari sudah larut, sebaiknya anda berisitirahat." Ucap penjaga itu yang merupakan kepala penjaga di Keluarga Yun.
Yun Mao menghela nafas sebelum tersenyum dengan tipis, ia kemudian berpamitan pada Liu Yuwen lalu masuk ke dalam kereta untuk beristirahat.
Liu Yuwen memandang cukup lama kereta yang dimasuki Yun Mao, ia menggelengkan kepalanya pelan ketika gadis itu mengingatkannya pada masa-masa ia kecil dulu.
Liu Yuwen kemudian melanjutkan latihannya hingga matahari terbit, setelah sarapan rombongan kereta mereka kembali melanjutkan perjalan.
***
"Suara gemuruh apa ini?" Yun Mao membuka jendela depan keretanya yang terhubung ke sang kusir.
"Air terjun Nona, tidak jauh dari sini ada air terjun besar." Kata sang kusir.
Yun Mao merasa antusias, ia kemudian meminta kusir itu menghentikan keretanya.
"Maaf Nona, hari masih terang, kita masih bisa melanjutkan perjalanan sebelum gelap."
"Tidak apa, kita istirahat lebih cepat hari ini, aku ingin melihat pemandangan air terjun itu."
Kusir itu mengangguk, tidak berani menolak permintaan majikannya. Meski matahari tingga satu jam lagi untuk terbenam, hari itu rombongan kereta mereka berhenti sebelum waktunya.
Para penjaga melakukan pemeriksaan di tempat itu terlebih dahulu khawatir ada hewan buas atau sejenisnya yang membahayakan.
Liu Yuwen, Senior Bai, dan lainnya turun dari kereta, hal pertama yang menarik perhatian mereka ketika keluar adalah suara gemuruh dari air terjun.
"Ada air terjun?" Han Ziwei cukup bereaksi.
"Iya, dulu aku pernah kesini, sekitar empat ratus meter dari titik ini, ada air terjun yang indah dari bukit sana." Tunjuk Senior Bai pada salah satu arah.
"Wah, kalau begitu kita bisa pergi ke sana."
Senior Bai dengan cepat menolaknya. "Tidak, kita sedang melakukan misi, prioritas utama kita adalah keselamatan Nona Yun."
Han Ziwei merasa kecewa tapi tidak bisa berbuat banyak, Lin Rou yang ingin berkata serupa langsung mengurungkan niatnya segera.
Disisi yang berbeda, Yun Mao tengah berbicara dengan kepala pengawal tentang air terjun tersebut. "Aku akan pergi ke air terjun sebentar, bisakah kalian membawaku ke sana?"
"Maaf Nona, demi keselamatan anda sebaiknya Nona tidak pergi ke sana, kami tidak bisa mengawalmu dan menjaga kereta kita dalam waktu bersamaan." Jelas kepala penjaga.
Jika ingin pergi ke air terjun itu, kereta tidak bisa dibawa ke karena kondisi jalannya yang tidak memungkinkan sehingga satu-satu cara pergi ke air terjun tersebut yaitu dengan berjalan kaki.
Kepala penjaga berpikir objektif, jika ia mengerahkan sebagian penjaganya untuk mengawal gadis itu ke air terjun maka kereta mereka akan dijaga oleh beberapa orang sementara di dalam kereta ada banyak barang berharga yang dibawa.
"Aku tidak akan lama ke sana, sekitar sepuluh menit aku langsung kembali." Yun Mao mencoba membujuk.
Kepala penjaga itu tetap menolaknya, bukannya ia tidak ingin permintaan kecil gadis itu tapi kondisinya memang tidak memungkinkan.
"Kalau begitu biar aku yang mengantarkan Nona Yun ke air terjun?" Tiba-tiba Liu Yuwen ikut dalam pembicaraan tersebut, membuat kepala penjaga dan Yun Mao terkejut.
"Saudara Liu..." Yun Mao membuka mulutnya.
"Apakah boleh?" Liu Yuwen masih bertanya pada kepala penjaga itu.
Kepala penjaga itu batuk pelan, ia merupakan salah satu dari kebanyakan orang yang sudah mendengar kemampuan Liu Yuwen di Kota Yama. "Boleh, tapi anda harus membawa satu orang lagi agar tidak terjadi salah paham."
Membiarkan laki-laki dan perempuan pergi berduaan bukanlah kebijakan yang baik apalagi salah satu dari mereka akan menikah.
Liu Yuwen mengerti, ia mengatakan akan membawa Lin Rou bersamanya sehingga mereka bisa pergi bertiga.
Kepala penjaga itu tak memiliki alasan lagi untuk menolak, ia memperbolehkan Liu Yuwen, Yun Mao, dan Lin Rou untuk pergi ke sana.
"Saudara Liu, bolehkah aku tahu kenapa anda membantuku untuk pergi ke air terjun itu?" Tanya Yun Mao saat ketiganya dalam perjalanan.
"Tidak ada alasan pribadi, aku hanya ingin Nona lebih menikmati perjalanan ini." Jawab Liu Yuwen sambil tersenyum hangat.