Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
Di jakarta Dinda terus mendatangi ruangan Elvan dia terus menanyakan keberadaan Rendra.
"Sudah aku bilang Din Rendra pergi keluar negeri"Kata Elvan.
"Apa Rendra pergi sama Shanum sekretarisnya itu".
"Harus berapa kali aku bilang Din Rendra pergi sendiri sedangkan Shanum pulang ke Surabaya karena ayahnya meninggal kalau tidak percaya tanya pada HRD"Jelas Elvan dengan kesal karena Dinda tidak pernah percaya"Kamu kenapa sih seperti ini Rendra tidak akan suka sama kamu melainkan dia semakin Eiffel sama kamu".
"Buka mata kamu jangan mengejar orang yang sudah tidak bisa kamu kejar itu hanya membuat kamu menderita Din"Nasehat Elvan.
"Nggak Van suatu saat Rendra pasti membalas cintaku".
"Kalau hati Rendra bisa berubah itu sudah dari dulu Din,cobalah untuk tidak mengejar Rendra lihatlah ada banyak pria yang menerimamu dan mencintaimu dengan tulus".
"Tapi aku cintanya cuma ke Rendra Van".
"Itu bukan cinta tapi obsesi,kalau kamu memang mencintai Rendra kamu akan biarkan dia bahagia bukan malah menghalangi kebahagiaannya".
"Terserah apa katamu Van aku akan tetap mengejar cintaku"
"Asal kamu tahu Din Rendra sudah menikah dan itu sudah terjadi hampir tiga bulan".
Sekita Dinda langsung menghentikan langkahnya kali Dinda terasa tidak bisa menopang badannya.
Didalam toilet Dinda mencoba menelpon nomer Rendra tapi tidak diangkat dia semakin marah dan menangis bersamaan.
Sedangkan disebrang sana Shanum masih memandang hp Rendra Yang berdering dari tadi terlihat nama Dinda disana.
Hp Rendra tertinggal di kamar Shanum sedangkan orangnya pergi bersama Agus.
Saat Shanum mau menaruh hp dimeja Rendra membuka pintu otomatis Shanum kaget hampir menjatuhkan hpnya Rendra.
"Maaf tadi ada yang telpon"kata Shanum kikuk.
"Kenapa nggak di angkat?"Tanya Rendra.
"Tadi dari Mbk Dinda mau aku berikan pada pak Rendra keburu mati."Jawab Shanum.
"Biarin aja"Kata Rendra sambil duduk di sofa kamar yang selama disana dijadikan tempat tidur untuknya.
"Kenapa bapak menerima permintaan ayah saat itu?"Tanya Shanum yang menjadi pikiran selama ini.
"Karena aku yang menginginkannya Sha".
"Tapi karena itu juga aku jadi penghalang hubungan pak Rendra sama Mbk Dinda".
"Kata siapa kita punya hubungan".
"Semua orang dikantor pada omongin kalian".
"Tapi kenyataannya siapa yang jadi istriku,kamu kan aku sama Dinda tidak ada hubungan sama sekali,aku sudah mengucapkan janji suci pernikahan denganmu Sha jadi kamu yang akan menjadi pendampingku selamanya".
Mendengar itu hati Shanum menghangat dia jadi salah tingkah dan itu disadari Rendra, Rendra hanya menyunggingkan senyuman.
"Oh ya Sha disini aku bukan atasanmu jadi berhenti memanggilku pak"Pinta Rendra.
Shanum hanya mengangguk.
...****************...
Sudah tujuh hari pak Irawan meninggal hari ini Rendra dan Shanum akan kembali ke jakarta rasanya Shanum berat meninggalkan tempat itu,tempat yang banyak kenangan tentang bunda dan ayahnya semenjak hidup.
Tapi bagaimana lagi sekarang kehidupannya ada di jakarta dengan status berbeda menjadi seorang istri dari CEO nya sendiri.
Sepanjang perjalanan Shanum lebih banyak diam dan melamun.
Sampai di jakarta hari sudah malam Rendra mengajak Shanum ke rumah nya.
"Ini kamarmu Sha kalau ada apa-apa kamarku itu"Jelas Rendra.
"Apa kita pisah kamar"
"Aku nggak mau membuat kamu tidak nyaman,aku akan menunggu sampai kamu membuka diri kamu untukku".
"maafin aku mas!,ini terlalu mendadak buat aku kasih waktu untuk menerima semua ini"Pinta Shanum sambil menangis.
"kok malah nangis sih,aku kan udah bilang aku akan menunggu sampai kamu mau menerimaku"Kata Rendra sambil mengelus pipi Shanum"Ya udah sana tidur ini sudah malam".