Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~32
Andrea yang tak bisa tidur nampak mengambil ponselnya di atas nakas, gadis itu menyadari jika ada yang lain dengan tubuhnya karena hingga saat ini belum juga mendapatkan tamu bulanannya. Kini gadis itu pun langsung berselancar ke situs pencarian di internet untuk mencari tahu kemungkinan apa yang sebenarnya terjadi dengannya.
"Penyebab terlambat haid," ucapnya pada mesin pencarian dan beberapa artikel pun langsung bermunculan di sana.
"Kehamilan? Mana mungkin aku kan tidak pernah tidur dengan siapa pun." Gumamnya tak percaya, mana mungkin ia hamil karena selama ini selalu menjaga kesuciannya.
"Menyusui, apalagi ini." Imbuhnya lagi sembari terkekeh bahkan menikah saja jauh dari rencananya apalagi hamil dan menyusui pikirnya.
"Gaya hidup seperti olahraga berlebihan, merokok dan stres. Akhir-akhir ini aku memang sedikit stres sih," ucapnya menyetujui artikel tersebut.
"Perubahan berat badan, rasanya tidak ada yang berubah dari berat badanku." Sanggahnya seraya memperhatikan tubuhnya dari pantulan cermin, berat tubuhnya selalu terjaga bukan karena ia tak bisa gemuk hanya saja ia sering berhemat dengan tidak membeli banyak makanan enak.
"Efek samping obat-obatan, tapi yang ku minum bukannya vitamin ya." Ucapnya ketika mengingat akhir-akhir ini selalu minum vitamin yang di berikan oleh sang kekasih, lagipula sejak minum obat tersebut ia merasa lebih sehat dan bugar.
"Perimenopause, tidak mungkin aku bahkan masih 19 tahun." Gumamnya lagi.
"Gangguan hormon, bisa jadi." Imbuhnya lagi.
Kemudian gadis itu kembali mengeklik artikel berikutnya. "Stres dapat menyebabkan metabolisme hormon-hormon di tubuh menjadi kacau, termasuk hormon yang mengatur siklus menstruasi." Ucapnya membaca penjelasan dalam artikel tersebut.
"Mungkin ini penyebab aku terlambat haid," ucapnya memutuskan dan karena mulai mengantuk gadis itu pun segera meletakkan ponselnya kembali.
Keesokan harinya...
Pagi itu Lucy nampak terbangun dan tak melihat suaminya itu ada di sisihnya bahkan tempat tidurnya masih nampak rapi seperti tak di tempati, semalam ia memang tidur lebih cepat karena kelelahan dan tak mengetahui jam berapa pria itu datang.
Karena penasaran wanita itu pun urung kembali tidur meskipun hari masih pagi buta dan memutuskan untuk mencari keberadaan pria itu, suaminya tidak mungkin tidak pulang tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Mungkin saja pria itu ketiduran di ruang kerjanya dan benar saja ketika ia mengeceknya suaminya tersebut nampak baru bangun.
"Kenapa tidur di sini?" Tanyanya seraya melangkah masuk.
"Bukankah sudah ku bilang aku tidak suka dengan aroma parfummu," terang Gerard seraya memijit pelipisnya yang kembali nyeri. Entah jam berapa semalam pria itu baru tertidur karena baru kali ini tidur tanpa wanita itu di sisihnya.
Lucy nampak heran dengan perubahan sikap pria itu, sejak kemarin selalu mempermasalahkan parfumnya benar-benar aneh pikirnya. "Bukankah sejak dulu parfum ini adalah favoritmu, please jangan berlebihan deh sayang. Aku tidak mungkin memakai parfum aroma kopi." Tegasnya tak mau tahu.
Gerard pun langsung menatapnya. "Bisa tidak sekali ini saja tidak membantahku? Aku hanya ingin kamu mengganti parfum bukan yang lain," ucapnya dengan menaikkan oktaf suaranya, istrinya itu benar-benar tak mengerti keadaannya sama sekali.
Lucy yang baru kali ini di bentak oleh pria itu nampak terkejut, selama lima tahun ini suaminya tersebut selalu memaklumi apapun yang ia lakukan dan tiba-tiba kini pria itu berubah.
Karena tak terima wanita itu pun langsung pergi dari hadapan pria itu begitu saja dan ia takkan kembali sebelum pria itu meminta maaf padanya, wanita yang biasa selalu di manja itu pun kini merasa sakit hati.
Gerard nampak kembali duduk di kursinya lantas mengacak rambutnya dengan kesal, untuk pertama kalinya ia benar-benar tak bisa mengendalikan dirinya hingga membuat istrinya itu marah dan pergi. Jika sudah seperti itu maka tak ada cara lain selain ia kembali membujuknya dan bukankah memang selalu seperti itu?
Akhirnya dengan kepala yang masih nyut-nyutan Gerard meninggalkan ruangannya tersebut dan saat baru keluar ia melihat istrinya itu nampak berlalu dengan membawa tas di tangannya.
"Mau kemana?" Tanyanya kemudian, namun wanita itu nampak menutup rapat mulutnya.
Gerard yang di abaikan begitu saja langsung mengejar wanita itu lalu meraih tangannya. "Aku bertanya padamu, kamu mau kemana?" Ulangnya lagi.
"Menenangkan diri," sahut Lucy singkat.
"Maafkan aku," ucap Gerard pada akhirnya. Bukankah memang seperti itu biasanya? Selalu ia yang meminta maaf dan menurunkan egonya.
"Sudah ku bilang aku ingin menenangkan diri," Lucy langsung melepaskan cekalan tangan pria itu kemudian ia segera berlalu menuruni anak tangga.
Gerard langsung membuang napas kesalnya dan tak lagi mengejarnya, mungkin wanita itu butuh waktu untuk sendiri pikirnya. Toh ia bisa mencarinya di rumah sang mertua nanti, karena biasanya istrinya kalau lagi kesal selalu seperti itu.
Akhirnya Gerard pun segera membersihkan dirinya karena pagi ini ada meeting penting yang harus ia hadiri meskipun tubuhnya kurang begitu sehat.
"Ini buah yang anda pesan, tuan." Ucap Henry sesampainya pria itu tiba di kantornya.
"Terima kasih, nanti setelah meeting baru ku makan." Ucapnya meskipun rasanya tak sabar untuk segera menghabiskannya.
Kemarin setelah memakan buah itu pusing dan mualnya langsung hilang meskipun menjelang malam kambuh lagi, tapi paling tidak itu bisa membantunya tetap kuat bekerja seharian.
Setelah meeting pria itu pun segera menuju ruangannya, mengambil box buahnya yang sebelumnya ia simpan di dalam lemari pendingin dan segera memakannya meskipun hari masih pagi. Namun hingga beberapa suap, pusing dan mualnya pun tak kunjung menghilang seperti kemarin.
"Mungkin aku bisa memakannya di luar seperti kemarin," gumamnya. Akhirnya ia pun pergi ke rooftop kantornya, di sana pasti banyak angin sepoi-sepoi pikirnya.
Sesampainya di sana pun pria itu mencoba menikmati suasana rooftop dengan semilir angin tapi mual dan pusingnya malah makin menjadi.
"Tuan, bagaimana jika kita periksa ke dokter saja." Henry pun memberikan saran karena tidak tega melihat keadaan pria itu.
Akhirnya Gerard pun menyetujuinya dan sesampainya di rumah sakit dokter segera memeriksanya tapi diagnosanya pun sama seperti sebelumnya hanya gangguan lambung ringan.
Di perjalanan Gerard nampak menghubungi nomor sang istri namun tak kunjung di jawabnya dan pesannya pun hanya di baca tapi tak di balasnya. Sepertinya wanita itu masih marah padahal ia ingin kembali meminta maaf padanya, ia butuh istrinya saat ini dan hanya wanita itu yang ia inginkan.
"Apa anda mau makan siang tuan?" Tawar Henry setelah mereka meninggalkan rumah sakit tersebut mengingat jam makan siang telah tiba.
"Hm, kita makan di Hilton saja." Sahutnya, entah kenapa pria itu tiba-tiba memikirkan tempat itu.
Masih tetap mampu berpikir dengan akal sehatmu Ndre, meskipun dalam keadaan yang sedang tidak baik2 saja...
Bisa berdamai dengan keadaan dan terlintas dalam benakmu untuk menyisihkan uang dari pemberian Lucy...
Tak mengapa Ndre, uang itu tidak seberapa buat dia jika dibandingkan dengan kerugian dan deritamu 👌...
Kagak nyaman ya Pak rasanya, selalu hadir dalam ingatan 😂...
Terutama untuk wanita2 yang memang niatnya bekerja bukan untuk menjadi penggoda...
Bisa menghormati bawahanmu terkususnya wanita dengan menerapkan peraturan untuk outfit kerja yang sopan ...
Secara tidak langsung "menjaga" mereka dari para lelaki yang terkadang matanya jelalatan...
Sekaligus meminimalisir si wanitanya agar "tau diri" sekaligus bisa menempatkan diri ...
Meskipun di satu sisi mulutmu terkadang pedasnya serasa bon cabe level sepuluh 😱...
Bukan tipe lelaki mata keranjang yang demen lirik sana sini mencari mangsa, ngga neko-neko,,,
Terlebih circlemu dikelilingi wanita2 cantik dan bening...
Biasanya pria berduit ibaratnya mau apapun bisa apalagi jika tentang wanita...
Kalau mau wanita level high class nan elegan pun mudah kamu dapatkan...
Tapi kamu punya komitmen jika dirimu adalah pria beristri ...
Yang mencoba setia dengan satu wanita untuk Lucy istrimu..
Sayang sekali dapat partner hidup yang ngga tau diri 🤦...