'Gagak pembawa bencana' itulah julukan pemimpin klan mafia Killer Crow, Galileo Fernandez, yang terkenal kejam dan tidak pandang bulu dalam membunuh.
Hidupnya dari saat dia kecil dilatih menjadi pembunuh berdarah dingin oleh ayahnya, sehingga menciptakan seorang Leo yang tidak berperasaan.
Suatu hari dia di jebak oleh musuh bebuyutan dari klan mafianya dan tewas tertembak dikepalanya. Tetapi bukannya pergi ke alam baka, dia justru terbangun kembali di tubuh seorang anak laki-laki berusia 5 tahun.
Siapakah anak laki-laki itu?, Apakah Leo mampu menjalani hidupnya dan kembali menjadi mafia kejam dan membalaskan dendamnya?
Inilah Kisah tentang Galileo seorang mafia kejam yang bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah yang ternyata menyimpan banyak misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADhistY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
10 tahun kemudian...
Tok
Tok
Tok
"Max, apa kau masih belum bangun juga?..." Ujar Zivanna mengetuk pintu kamar putranya berkacak pinggang karena sudah jam segini Max belum bangun juga.
Max yang mendengar teriakkan sang mama yang membangunkannya, membuka matanya.
"Iya ma, ini sudah bangun," teriaknya dari dalam pada sang Mama dengan suara serak khas bangun tidur.
Max meregangkan otot tubuhnya, menatap jam di samping tempat tidurnya, ternyata dia hampir kesiangan. Tetapi Max dengan santai turun dari tidurnya menuju kamar mandi tanpa terburu buru.
Maximilian Louis, Sekarang sudah berusia 16 tahun yang kini sudah berada di bangku ketiganya di sekolah menengah atas, dia naik kelas lebih cepat dari anak seusia nya karena mengambil kelas akselerasi dan juga tentu saja berkat kejeniusan nya. Anak laki laki cantik nan lucu yang diadopsi oleh Zivanna dulu sekarang sudah berubah menjadi anak laki laki tampan dan gagah. Mata elang nan tajam berwarna hitam legam, rahang tegas, Alisnya yang tajam seperti pedang dan jangan lupakan tubuhnya yang tegap dan atletis. Jangan salah, walaupun umur Max masih 15 tahun, dia rutin berolahraga sehingga terbentuk lah otot otot yang sempurna dan pas.
Setelah mandi max menatap dirinya sendiri di cermin.
"Tunggulah sebentar lagi aku akan kembali..."
"Jordan Xanders, tua Bangka sialan, aku Maximilian Louis akan membalaskan kematian raga Galileo dan kakak ku yang dulu mati di tanganmu," ucapnya dengan mata tajam dan tangan mengepal erat.
Lalu dia menghembuskan nafasnya
"Tapi aku tidak bisa meninggalkan mama begitu saja..." Bimbang Max. Sejak dia berusia 13 an, dia bisa saja pergi dari negara ini meninggalkan Zivanna begitu saja dengan meminta bantuan Gavin. Tetapi sejak Tinggal dan dirawat dengan kasih sayang dan cinta oleh Zivanna, Max menjadi luluh dan perlahan benar benar menganggap Zivanna sebagai ibu kandung nya sendiri dan menyayangi nya.
Kehidupannya yang nyaman dan berkecukupan tidak luput dari kerja keras yang dilakukan wanita itu untuk nya. Zivanna menyayangi nya dengan tulus seperti anak kandungnya sendiri dan itu membuat seorang hati Galileo yang beku dan dingin perlahan dapat mencair karena terkena kehangatan kasih sayang itu terus menerus. Dirinya yang awalnya berniat hanya untuk memanfaatkan nya, dia urungkan dan memutuskan untuk tidak meninggalkan Zivanna begitu saja.
*Flashback
"Maa, Max boleh pinjam laptop mama?," ujar Max pada Zivanna.
Zivanna menoleh pada Max dan tersenyum
"Memangnya buat apa hm?," tanya Zivanna
"Ada tugas sekolah yang perlu dikerjakan dengan laptop mam, jadi boleh ya Max pinjam sebentar?," ujar Max dengan mata memohon.
Zivanna yang langsung luluh oleh tatapan max tidak bisa menolak nya, toh dia memang tau jika max adalah anak yang pintar dan cerdas, jadi dia memberikan laptopnya tanpa curiga.
"Yasudah ini laptop nya, apa perlu mama bantu?," tanya Zivanna.
Max menggeleng
"Tidak perlu mam, Max bisa sendiri," ujar Max tersenyum lalu pergi menuju kamarnya
Dikamar, max terlihat senang karena akhirnya dia bisa mengoperasikan laptop sendirian tanpa pengawasan mama nya.
Jari nya mulai menari di keyboard laptop dengan lincah. Max adalah seorang peretas genius saat hidup sebagai Galileo, jadi mengoperasikan laptop dan komputer adalah hal yang mudah baginya.
Saat ini max tengah membobol sistem keamanan organisasi mafia Killer Crow. Klan miliknya sendiri, tentu saja tujuan nya bukan bermaksud buruk, melainkan mencari informasi apa saja yang mereka lalui selama dia meninggalkan klan. Max juga mencari informasi kontak milik Gavin, karena kontaknya yang dulu sudah dia ganti.
Layar penuh angka Yang rumit itu seketika berubah ketika max berhasil masuk kedalam situs informasi milik klan Killer Crow.
Dia melihat disana tertera informasi bahwa klan Killer Crow menghilang dari permukaan dan bersembunyi tanpa diketahui siapapun sejak pemimpin nya Galileo Fernandez tewas oleh ketua klan Scorpions Jordan Xanders. Dan tidak ada informasi lagi dari saat itu sampai sekarang.
Tangan Max mengepal melihatnya, dia Keluar dari situs tadi setelah mendapatkan informasi kontak milik Gavin dan memeriksa apakah perusahaan nya tidak diambil alih seseorang?
Melihat perusahaan miliknya baik baik saja dan masih dikendalikan oleh Gavin, Max bernafas lega. Lalu dia segera menghubungi Gavin dengan mengirim pesan teks.
[Note: tanda pesan max(>), Tanda pesan Gavin (<)]
>Gavin... Ini aku, Galileo, aku masih hidup.
Pesan max to the point.
Tentu saja Gavin yang melihat pesan asing itu tidak akan percaya begitu saja.
"Siapa bedebah yang mengaku ngaku menjadi Leo ini, benar benar cari mati," gerutu Gavin kesal melihat pesan itu. Bagaimana tidak, dia sudah perlahan mengikhlaskan kepergian sahabat nya, selama bertahun tahun dan malah diingatkan kembali oleh pesan dari orang yang tidak dikenal ini.
Balasnya lalu hendak menutup ponselnya, tetapi ponsel nya kembali bergetar. Gavin kembali melihat pesan itu, dan matanya terbelalak melihat pesan terbaru yang dikirim oleh anonim itu. >Aku tau kau tidak akan percaya. Begini saja, aku ungkap rahasia mu yang hanya diketahui oleh ku saja >Di umur 7 tahun kau buang air besar dicelana, kedua kau memiliki tahi lalat di selangkangan mu dan kau sampai sekarang tidak bisa tidur jika tidak mendengar lagi dari idola kesayangan mu. Melihat itu Gavin segera membalas nya >Tentu saja karena aku Galileo dasar bodoh, tadi kan sudah ku bilang, kau sendiri yang mengatakan rahasia mu dulu padaku. Gavin mulai bimbang setelah melihat pesan itu, apakah itu benar benar Galileo sahabat nya??, tapi bagaimana mungkin. dia sendiri yang melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Galileo tewas tertembak di kepala nya saat dia kembali ke markas dengan membawa bantuan. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena keterlambatan nya yang membuat sahabat nya meninggal. Para klan Scorpions dan Jordan sudah meninggalkan markas killer Crow saat sebelum para elite killer Crow dan Gavin sampai Disana. >Terserah kau mau percaya atau tidak yang jelas aku benar benar Galileo yang dibangkitkan kembali. Gavin tersentak melihat pesan itu, kebangkitan kembali?, apa di Dunia ini benar benar ada hal seperti itu? >Aku saat ini tengah berada di negara yang berbeda dengan mu. Mungkin dalam dua tahun lagi aku akan kembali ke sana. >Aku hidup kembali di tubuh seorang anak laki laki, dan dia disini memiliki seorang ibu, jadi aku tidak bisa meninggalkan nya begitu saja. Gavin mengernyit kan dahinya, sejak kapan seorang Galileo peduli dengan hal seperti itu. >Baiklah terserah kau saja, yang jelas jika kau kembali kesini kabari aku. Max membaca pesan terakhir dari Gavin dan tidak membalas nya kembali. Dia menghela nafas menutup laptop nya, lalu kembali ke ruangan mamanya untuk mengembalikan laptop yang dia pinjam, tak lupa dia sudah menghapus jejak jejak pencarian informasi dan percakapan nya dengan Gavin tadi. *Flashback off . . . . . . . .