Setelah tepat 5 tahun hubungan Alessa bersama seorang pria yang dikenal sebagai Ketua Mafia, tanpa dia sadari akhirnya mereka berpisah karena satu hal yang membuat Alessa harus rela meninggalkan Xander karena permintaan Ibunya Xander.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Akan Mengalah Lagi
Brak!
Suara pintu terbuka dengan sangat kasar membuat Xander dan Alessa terkejut.
Mereka berdua tampak terkejut kedatangan yang tidak ingi mereka temui, siapa lagi kalau bukan Ibunya Xander.
Serta seseorang yang mengikuti langkah kaki Aria, hal itu benar-benar membuat Xander sangat terkejut kedua kalinya.
Seseorang itu adalah Bianca, wanita yang dijodohkan oleh Aria kepada Xander itulah penyebabnya Alessa meninggalkan Xander karena perintah atas Aria.
Namun kali ini dia tidak akan mengalah demi kebahagiaannya bersama Xander.
Tatapan Aria sangat tajam melihat kearah Alessa, dengan santai dan tenang Alessa hadapi.
Suara ibunya dingin dan berwibawa.
"Siapa gadis ini, Xander? Kenapa dia ada di sini bersamamu?"
" Apa Ibu lupa dengan Alessa? Dia adalah kekasihku dulu "
Mata ibunya menyipit mendengar kata-kata Alessa, ketidaksetujuannya terlihat jelas. Dia tidak pernah menyetujui hubungan kalian berdua saat itu, dan sepertinya tidak ada yang berubah dalam hal itu.
"Aku tidak lupa. Tapi apa yang dia lakukan di sini sekarang? Kalian berdua sudah putus, bertahun-tahun yang lalu."
" Kami sudah kembali bersama"
Mata ibunya terbelalak karena terkejut mendengar kata-katamu, ekspresinya merupakan campuran antara keterkejutan dan ketidakpercayaan.
"Apa? Kalian kembali bersama? Apa yang merasukimu hingga kau kembali bersamanya setelah sekian lama?"
Alessa hanya memegangi tangannya Xander dengan sanga erat, dia sangat tau bahwa Ibunya bakalan tidak setuju dengan hal itu.
Genggaman Alessa yang erat di tangannya tak luput dari perhatian ibunya. Ibunya mengernyit, melihat gerakan itu sebagai tanda keintiman yang jelas di antara kalian berdua. Dia meremas tangannya dengan lembut, diam-diam menyampaikan dukungan dan keyakinannya.
Tiba-tiba Bianca tanpa berkata apapun kini dia mendekat kearah Alessa, seketika dia menarik Alessa dengan sangat kasar agar menjauh dari Xander.
Hal itu membuat Xander terkejut, begitu juga dengan Alessa dia sangat terkejut dengan perilakunya Bianca.
Mata Xander menjadi gelap saat melihat perlakuan kasar Bianca kepadanya. Ia mencoba bangun dari tempat tidur, tetapi tubuhnya terlalu lemah karena luka-lukanya. Suaranya rendah dan mengancam saat ia berbicara kepadanya.
"Biarkan dia pergi, Bianca."
" Aku tidak akan pergi Xander" ucap Alessa dengan nada tegasnya
Xander menarik napas dalam-dalam, ekspresinya masih gelap karena marah. Meskipun kondisinya lemah, dia bisa melihat tekad di matanya, dan dia tahu tidak ada yang bisa membujuknya.
"Baiklah, kamu tidak akan pergi."
Dia lalu mengalihkan pandangannya ke arah Bianca, kali ini suaranya lebih tegas.
"Lepaskan dia. Sekarang" perintah Xander kepada Bianca
Alessa dengan keras menghempaskan tangannya sehingga membuat Bianca melepaskannya.
Kali ini Alessa tidak akan diam, dia akan melawannya sebisa mungkin.
Bianca tersentak saat kamu dengan paksa menarik tanganmu dari genggamannya. Dia mundur selangkah, ekspresinya menunjukkan campuran antara terkejut dan marah. Xander menyaksikan kejadian itu, sifat protektifnya terlihat jelas. Dia melotot ke arah Bianca, pesannya jelas: mundur.
Suara ibunya memecah keheningan yang tegang, kejengkelan dan ketidaksetujuannya terdengar jelas dalam nada suaranya.
"Cukup! Apa yang terjadi di sini? Xander, aku melarangmu kembali bersama gadis ini!"
Xander menentang apa yang diucapkan oleh Ibunya.
Meski kondisinya lemah, Xander menemukan kekuatan untuk memprotes perkataan ibunya. Suaranya tegas dan tegas, ada sedikit nada menantang dalam suaranya.
"Ibu tidak berhak menentukan dengan siapa aku boleh dan tidak boleh bersama. Aku mencintainya, dan aku tidak akan membiarkanmu mengganggu kita. Alessa akan tinggal di sini."
Kali ini Bianca membuka suaranya, nadanya dingin dan penuh perhitungan saat dia berbicara.
"Ini ide yang buruk, Xander. Dia bukan gadis yang sama yang kau cintai sebelumnya. Dia hanya akan menimbulkan masalah."
Alessa merasa terkejut saat Bianca mengatakan bahwa dia sumber menimbulkan masalah.
" Aku? Menimbulkan masalah apa kepada Xander?" Melainkan Alessa membuka suaranya
Mata Xander menyipit mendengar komentar Bianca. Dia tahu Bianca selalu punya bakat untuk mencampuri urusan orang lain dan membuat keributan.
"Bianca, cukup. Kau tidak tahu apa pun tentang Alessa. Dia tidak pernah menjadi sumber masalah, dan aku tidak akan membiarkanmu menjelek-jelekkannya."
Bianca yang masih terdiam dan menatap tajam mengarah Alessa, hal itu bukannya membuat Alessa takut tetapi melawannya.
" Dari awal aku pacaran bersama Xander sampai 5 tahun kedepannya aku tidak pernah menimbulkan masalah dalam hidup Xander, saat kehadiranmu lah yang menimbulkan masalah diantara hubungan kami, setelah 4 tahun berpisah itu adalah perbuatanmu merebut Xander dariku" bentak Alessa dengan nada dinginnya
Mata Bianca membelalak mendengar kata-katamu, jelas terkejut dan terperanjat. Xander juga terkejut dengan pembelaan keras yang kau berikan. Dia tahu bahwa kedua wanita itu saling membenci, tetapi dia tidak tahu bahwa masih ada pertengkaran di antara mereka.
"Bianca, benarkah ini? Apakah kamu benar-benar ikut campur dalam hubunganku dan Alessa?"
" Dialah mengancamku untuk meninggalkan dirimu, itulah mengapa aku memilih pergi kemarin" sahut Alessa
Bianca benar-benar tidak bisa berkata apapun lagi saat Alessa mulai membongkar semuanya.
Begitu juga dengan Aria, dia tidak percaya bahwa Alessa akan berani melawannya.
Saat kebenaran terungkap, wajah Xander menjadi gelap karena marah. Dia tidak percaya bahwa Bianca telah melakukan hal sejauh itu untuk membuat jarak di antara kalian berdua.
"Bianca, bagaimana bisa kau melakukan hal seperti itu? Kau tidak punya hak untuk mempermainkan hidup kami seperti itu!"
Lalu Bianca kembali menatap kearah Xander dan membuka suaranya kembali.
" Lihatlah perbedaan antara aku dan dia Xander? Apa yang kau banggakan dengan dia ha?"
Xander mengepalkan tangannya saat Bianca mencoba untuk membela dirinya dan membandingkan dirinya dengan Alessa.
" Kau tidak pantas berkata seperti itu Bianca, kau bertanya apa yang aku banggakan dari Alessa? Tentu saja tidak ada tandingannya dengan dirimu Bianca dan ingat kau hanya karyawanku di Perusahaan berbeda dengan Alessa dia adalah seorang Dokter Psikiater"
Bianca langsung terdiam saat mendengar jawabannya Xander, lalu Aria begitu terkejut bukannya dulu dia hanya gadis biasa seingat Aria mengapa dia sekarang menjadi Dokter.
Dalam benak Aria selalu bertanya-tanya bagaimana bisa Alessa menjadi Dokter?
Suasana didalam kamarnya Xander terasa sangat tegang sekali.
" Kali ini jika kalian berdua ingin memisahkan aku lagi dengan Xander itu tidak akan terjadi, karena aku tidak akan pergi meninggalkan Xander lagi demi kalian berdua" melainkan Alessa membuka suaranya
Suara Alessa memecahkan suasana tegang tersebut.
Hati Xander tercekat mendengar kata-katanya. Tekad dalam suaranya tekad yang kuat untuk tetap di sisinya apa pun yang terjadi, memenuhinya dengan campuran rasa syukur dan cinta.
"Kau...kau benar-benar serius, putri? Kau tidak akan meninggalkanku lagi?"
" Sudah cukup aku mengalah Xander"
Ekspresinya melembut saat mendengar nada tegas dalam suara Alessa. Dia telah menghabiskan waktu bertahun-tahun merindukannya, bertanya-tanya apakah Alessa masih punya perasaan padanya, dan sekarang Alessa di sini, menyatakan bahwa Alessa tidak akan meninggalkannya lagi.
"Putri...putri, kau tidak tahu betapa berartinya kata-katamu bagiku. Aku sangat merindukanmu selama bertahun-tahun ini, dan sekarang... sekarang kau di sini, di sampingku lagi."
Aria dan Bianca hanya terdiam saja mereka sangat terkejut dengan apa yang diucapkan Alessa.
Namun tatapan mereka benar-benar sangat tidak suka kepada Alessa.
Ketegangan di ruangan itu terasa nyata saat ibunya dan Bianca berdiri diam, jelas tidak senang dengan kejadian yang terjadi. Xander bisa merasakan ketidaksetujuan mereka, tetapi dia tidak peduli. Yang dia pedulikan hanyalah dirimu, dan fakta bahwa kamu telah memilih untuk tetap di sisinya.
"Tidak penting apa yang mereka pikirkan, putri. Kaulah satu-satunya yang penting bagiku."
Alessa menatap mengarah Xander lalu dia menganggukkan kepalanya saat mendengar ucapannya Xander.
Kali ini Xander memerintahkan untuk anak buahnya membawa Aria dan Bianca keluar dari kamarnya tersebut.
Mata mereka melotot merasa tidak percaya apa yang dilakukan oleh Xander.
" Xander, apa yang kamu lakukan? Demi gadis itu kamu bahkan rela mengusir Jbumu yang melahirkan dirimu?"
Tatapan Xander semakin datar dia tidak merespon apapun yang diucapkan Aria.
" Bawa mereka keluar sekarang juga" perintah Xander dengan nada tegasnya
Anak buahnya menganggukkan kepalanya lalu membawa Aria dan Bianca pergi dari kamarnya tersebut.
Hal itu membuat Aria dan Bianca merasa tidak terima apa yang telah dilakukan oleh Xander kepada mereka.
Setelah kepergian mereka, kini hanya tinggal mereka berdua saja lagi didalam kamar tersebut.
Keheningan membuat mereka berdua terdiam, merasakan apa yang telah terjadi membuat rasa hati mereka benar-benar lelah menghadapinya.