Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9.
Victor mematung lagi di tempatnya, kali ini karena mendengar apa yang barusan di katakan Debora.
Gadis yang di anggapnya, masih gadis ingusan itu, ternyata seorang gadis yang kasar dan tidak berperasaan.
Dia berpikir, seperti apa jadinya rumah tangga yang akan di jalaninya, menghadapi istri yang masih belum dewasa.
Debora tidak ingin melayaninya, dan bersikap bermusuhan dengan dirinya.
"Ayo, cepat pergi sana masak, Tuan tercinta mu mau makan lagi, katanya dia masih lapar!" sahut Debora menatap Pelayan bernama Ira itu.
Victor sudah tidak tahan lagi, dia pun mendorong kursinya ke belakang, lalu bangkit dari duduknya.
Victor kemudian keluar dari ruang makan itu, dengan perasaan jengkel.
"Bukannya lapar, kenapa malah pergi? ah, masa bodoh lah!" kata Debora dengan cueknya.
Sementara itu, pelayan yang bernama Ira itu masih berdiri di tempatnya.
Debora cuek saja, tidak memperdulikan pelayan itu, dan kembali melanjutkan makannya.
Pelayan yang bernama Ira itu, akhirnya kembali lagi ke Mansion belakang, untuk mengerjakan tugas lainnya.
Debora dengan santainya menyelesaikan makan siangnya, dan setelah selesai, kemudian membersihkan piring kotornya.
Setelah Debora selesai makan siang dan bersih-bersih, dia pun menuju kamar Arthur.
Ternyata Arthur baru saja bangun, dan begitu melihat Debora, ponakannya itu terlihat begitu senang.
Dia menggerak-gerakkan tangan dan kakinya, menunjukkan betapa senangnya dia melihat Debora.
"Putra Mama, senang yaa...!" sahut Debora tersenyum lebar melihat Arthur, yang semakin cepat menggoyangkan tangan dan kakinya.
Debora kemudian mengangkat tubuh kecil Arthur, dan membawanya ke dalam gendongannya.
"Pergilah makan siang, Nita!" sahut Debora kepada pengasuh ponakannya itu.
"Baik Nyonya, ini susu Arthur!" kata Nita memberikan botol susu kepada Debora, yang baru saja dia seduh, lalu kemudian pergi untuk makan siang.
Debora membawa Arthur ke sofa, lalu duduk untuk memberi Arthur minum susu.
Arthur senang sekali, begitu Debora memberinya, meminum susu botolnya.
Arthur terlihat seperti kelaparan, susu dalam botol itu pun habis setengah dengan cepat.
Debora dengan tersenyum senang, mengelus kepala Arthur dengan lembut.
Sepuluh menit kemudian, Arthur pun menghabiskan susunya.
"Anak pintar!" ucap Debora tersenyum senang, dan meletakkan botol susu yang sudah kosong ke atas meja sofa.
Debora kemudian menaikkan kakinya ke sofa, dan kemudian meluruskan kakinya.
Setengah berbaring, dengan menyanggah punggungnya ke tangan sofa, Debora meletakkan tubuh kecil Arthur di kedua pahanya.
Debora pun mulai mengajak Arthur bercanda, menutup ke dua wajahnya dengan telapak tangannya.
Setelah itu membukanya dengan tiba-tiba, sambil berkata 'cilukba', yang membuat Arthur cekikikan kesenangan.
Suara tawa bayi itu terdengar begitu enak sekali di dengar, sampai tubuh kecilnya berguncang, saat tertawa.
Sepasang mata yang sedari tadi, saat Arthur selesai minum susu, memandang pemandangan itu tidak berkedip.
Terlihat begitu menyenangkan, dan sangat enak di lihat.
Wajah galak yang tadi dilihatnya, sekarang terlihat begitu bahagia, dan sangat ceria.
Mata itu terus saja memandang tidak bosan, rasanya dia ingin juga bergabung dan ikut bercanda.
"Tuan, kenapa tidak masuk?" sebuah suara di belakangnya, membuat si empunya sepasang mata itu tersentak.
Debora menghentikan tawanya, dan menoleh ke pintu kamar begitu mendengar suara Nita.
Di ambang pintu kamar, tampak Victor berdiri memegang gagang pintu, dan Nita di belakang pria itu, hendak masuk ke dalam kamar.
"Tidak!" ujar Victor, lalu berbalik pergi dari sana.
Nita masuk ke dalam kamar, dan menutup kembali pintu kamar.
Bersambung.....
Apa debora aslinya anak orang kaya yg hartanya do rebut orang tua riska 🤔
Riska tau makanya dia memanipulasi keadaan supaya dia yg di jodohin sama viktor
Pdhl tak kenal maka tak sayang 😁