Allesia Cestaro adalah gadis seorang siswi kutu buku sekolah yang mengalami sebuah tragedi di malam perpisahan sekolah. Ia sengaja di beri racun gairah oleh teman-temannya untuk sekedar menjadikan momen perpisahan yang unik.
Tidak di duga ia akan di selamatkan oleh pria nomor 1 di sekolah dengan kekayaan keluarga mencapai triliunan, ia adalah Zigga Wirelless Allison.
Zigga membawa Allesia menjauh dari anak-anak nakal menggunakan mobilnya ke sebuah pinggiran sungai besar yang berada di sudut kota.
"Kamu tidak pernah minum, kenapa minum?" tanya Zigga.
"Calista bilang kalo ingin mendapatkan kamu aku harus bisa minum!" jawabnya malu-malu.
"Tolong aku?" lanjutannya dengan lirih gelisah.
"Dasar wanita bodoh!" Zigga melepaskan kemeja putihnya. "Alle, ingat satu hal, aku akan menolong mu tetapi aku tidak akan bertanggung jawab apapun yang terjadi ke depan!?" tegas Zigga.
Bagaimana nasib Alle selanjutnya, tragedi kenikmatan akankah membawa malapetaka atau keindahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamaperi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerjasama antara anak dan ayah
Sebuah kertas yang tertulis beberapa pasal terlihat masih aman di tangan Zigga. Keraguan menyeruak di hati Zigga. Apakah dirinya bisa meminta sedikit toleransi.
"Putraku, aku katakan padamu, aku adalah seorang pengusaha dengan banyak musuh mengerikan di luar sana, bagaimana tanggapan mereka jika melihat aku menari balet. Gini saja, bagaimana kalo aku akan menyerahkan 90% hartaku pada mommy-mu untuk membeli semua kesalahanku yang kemungkinan tidak sengaja aku lakukan di masa depan, bagaimana?" ujar Zigga bahkan dengan mudah memberikan 90% hartanya yang mana itu bernilai ratusan triliunan.
Namun Alga adalah sosok yang tidak mudah. Segala sesuatu tidak bisa dibeli dengan harta.
"Daddy, mommy ku tidak akan kekurangan uang karena setelah menikah Daddy akan memberikan 50% harta Daddy, dan juga Daddy akan memberikan 90% kekayaan Daddy jika sampai bercerai dengan mommy!" tegas Alga benar-benar tidak mudah di taklukan.
Zigga terdiam penuh keraguan. Masalah harta bukan lagi menjadi menjadi alasannya, tetapi ada hal yang lebih tidak bisa di terima jika itu menyangkut soal harga diri.
"Daddy, anda terlihat ragu, apakah anda tidak yakin bisa membujuk mommy jika mommy marah? Emm... Sepertinya itulah masalahnya, anda tidak pandai merayu seorang wanita, karena jika anda pandai membujuk seorang wanita kemungkinan mommy tidak akan pernah bersembunyi sampai 10 tahun lamanya agar tidak mudah di temukan oleh anda!" ejek Alga menyimpulkan permasalahan ke dua orang tuanya.
"Bukan seperti itu masalahnya. Waktu itu ada sedikit masalah yang cukup rumit dan juga ada kesalahan pahaman. Aku mengira jika ibumu sudah meninggal, tetapi ternyata seseorang membohongiku. Sungguh aku tidak tahu jika ibumu masih hidup." jelas Zigga.
"Ada pasal 2 yang berisi, jika ada yang merundung mommy atau pun yang menyakitinya maka Daddy dan aku harus membelanya. Jadi, tugas kita adalah membereskan seseorang yang sudah berbohong pada Daddy, gara-gara pembohong itu mommy harus menangis di malam hari seorang diri. Apakah Daddy mampu membereskan orang itu?" Alga benar-benar sangat menantang ketegasan dari Zigga. Dia harus mendapatkan jawaban yang tepat untuk menentukan kelangsungan hidup mommy-nya yang lebih baik lagi.
Zigga terdiam sesaat. Alga tidak tahu jika orang yang telah berbohong adalah Prilliya, tantenya. Zigga tidak dapat memberi tahu putranya yang hebat nan pintar siapa dalang kerusuhan ini. Apalagi jika Alga tahu bagaimana asal-usul dirinya bisa lahir ke dunia, pasti Alga akan sangat sedih.
"Baiklah, aku akan menandatangani kontrak ini. Tapi-!?" Zigga ingin mencoba untuk meminta sedikit pengecualian.
"Tidak ada tapi-tapian!" sahut Alga tegas dengan keputusannya.
"Aku hanya ingin, ketika aku menandatangani kontrak ini, kalian akan tinggal bersamaku dan selalu ada di pihakku sebagai mana aku akan selalu ada di pihak kalian?" ujar Zigga.
"Baiklah, kita adalah sebuah keluarga, sebuah keluarga akan selalu melindungi satu sama lain," jawab Alga meyakinkan.
Usai menandatangani kontrak dua orang pun berjabat tangan seakan-akan sebuah melakukan bisnis besar dalam hidup mereka.
Setelah kontrak di tanda tangani terlihat Alga melihat ke lantai atas untuk memastikan ibunya aman.
"Mommy-mu sedang tidur, dia butuh istirahat," ujar Zigga mengetahui pikiran sang putra.
"Aku tahu jika anda sangat mencintai mommy-ku. Itu sebabnya aku tidak memberi tahu mommy kalo rumah kita telah Daddy sadap," jelas Alga.
"Terima kasih, kita berdua sama-sama mencintai orang yang sama, aku harap kerja samanya," ujar Zigga menganggap putranya adalah partner yang cukup hebat.
"Tidak sulit asalkan Daddy bisa memegang janji."
"Em, kalo boleh tahu, apa alasan anda memanggil saya kucing sangar? Apakah mommy-mu yang mengatakan itu?" tanya Zigga.
Zigga membayangkan masa lalu mereka. Di saat Zigga melihat potret dirinya yang diedit menjadi singa namun malah terlihat seperti kucing, Zigga memujinya jika itu terlihat seperti kucing sangar.
"Hahahaha!" Alga tiba-tiba tertawa membuat Zigga ikut tersenyum heran.
"Mommy benar-benar tidak pandai mengedit. Sepertinya aku harus mengajarinya dengan benar," sahutnya tidak kuasa menahan tawa.
"Maksudnya?" tanya Zigga.
"Sebenarnya saat itu aku bosan dan ingin membaca buku, tapi buku di kamarku sudah ku baca semua, aku berniat meminjam buku mommy tapi malah tidak sengaja melihat ponsel lama mommy. Aku membukanya dan memulihkan sampah yang sudah mommy hapus, tidak aku percaya, aku justru menemukan poto Daddy yang di edit banyak oleh mommy, editan singa yang seperti kucing membuat aku ingin tertawa, itulah sebabnya aku menjuluki Daddy seperti kucing sangar, hahaa!" jelas Alga.
Zigga benar-benar terpaku oleh kepintaran putranya. Bahkan cara dia menyimpulkan sesuatu itu sangat persis dengannya.
"Jadi selama ini ibumu tidak pernah memperlihatkan foto-foto ku?" tanya Zigga.
"Itu tidak penting!" sahut Alga langsung memudarkan senyumnya.
"Huft, baiklah, yang terpenting sekarang aku sudah melihatmu dan kamu sudah melihatku. Sekarang, kita harus bagaimana agar mommy-mu bersedia menikah denganku?" ujar Zigga.
"Itu bukan tugasku!" sahutnya kembali.
Zigga terdiam. Sepertinya percuma saja jika dia mencari perhatian putranya, karena sepertinya putranya masih belum ingin terbuka banyak dengannya.
"Baiklah, aku akan berusaha sendiri. Sekarang aku akan menunjukkan kamar untukmu, kamar ini masih polos karena aku ingin kamu mendesign sendiri sesuai keinginan mu," ujar Zigga mengajak Alga naik ke lantai atas.
"Apakah Daddy tinggal sendiri? Daddy yatim piatu seperti mommy?" tanya Alga.
"Tidak, aku memiliki ibu, ayah dan kakak perempuan, seorang paman dan juga seorang bibik dan juga sepupu perempuan. Mereka adalah keluarga besar kita," jelas Zigga.
"Lalu, di mana mereka?" tanya Alga.
"Mereka ada di Mansion utama keluarga Allison." jawab Zigga.
"Apakah mereka tahu tentang mommy?"
"Mereka akan segera tahu."
"Apakah mereka menerima mommy?"
"Terima atau tidak aku akan selalu ada untuk kalian!"
"Apakah anda yakin?"
"Jika aku tidak yakin, aku tidak akan menandatangani kontrak dengan anda!"
"Kita buktikan nanti! Jika tidak, maka anda akan kehilangan 90% harta anda!"
"Itu tidak akan terjadi!"
Seorang anak dan ayah berdebat di sepanjang lorong lantai dua membuat Alle yang tidak bisa tidur dapat mendengar percakapan mereka.
_Apa, itu adalah suara Alga dan Zigga. Mereka sudah bertemu? Apa yang mereka bicarakan? Kenapa mereka terdengar sangat akrab? Perjanjian apa yang mereka tanda tangani?Alga, apakah Zigga telah mengancam mu?_
Alle terlihat sangat cemas tetapi dia tidak tahu harus berbuat apa karena Zigga menguncinya dari luar.
"Zigga, apa sebenarnya yang kamu rencanakan, kenapa kamu berbicara sama Alga terdengar kalian saling berambisi. Apa sebenarnya yang terjadi?"
Alle terlihat semakin tidak tenang. Padahal dia baru saja merasa tenang dan ingin membuka hati kembali kepada Zigga, namun entah kenapa kini Alle merasa cemas dan ragu setelah mendengar nada percakapan antara Zigga dan Alga yang terdengar saling mengancam.
.....