Banyak cerita yang terjadi di saat Elvin Zayyan Pradipta masih duduk di bangku SMA. Beberapa kali ia di tangkap oleh polisi, tapi tak mampu menahannya di dalam walaupun ia terlibat dengan kasus yang besar.
Ia juga terlibat dengan sebuah organisasi saat berada di negara K tempat sang granma. Kedua orang tuanya pun tidak mengetahui hal itu, tapi granma tahu tentangnya.
Sampai suatu ketika ia di paksa oleh orang tuanya untuk menikah, yang di mana dirinya belum terpikirkan untuk melakukannya.
Apakah Elvin akan menuruti atau bahkan memberontak?
Dan siapakah wanita yang akan di jodohkan dengannya?
BACA CERITANYA SEKARANG!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Secara bersamaan motor mereka terparkir di depan rumah kecil itu. Mereka turun dan masuk ke dalam. Duduk di bangku yang terbuat dari kayu. Ada beberapa dari mereka berdiri dan duduk di bawah lantai yang beralaskan semen dan plastik.
Prok...prok..prok
Suara tepuk tangan dari satu orang temannya mengalihkan tatapan mereka.
"Lo hebat banget tadi saat mendahului Hayden" ucap Fara yang masih bertepuk tangan di depan wajah Clara.
Yah... Queen adalah Clara. Balapan sudah menjadi dunianya setelah sang ibu meninggal. Ia tidak sering ikut balapan, hanya balapan jika ada yang harus di luruskan dan ada taruhan besar.
Fara mengetahui Clara ikut balapan dan bergabung dengan the Hite ketika Clara baru satu bulan bergabung, karena ia tidak sengaja melihatnya.
"Benar banget Queen. Lo emang gak terkalahkan" ucap Kevin.
Fara hanya tersenyum kecil dan tidak menanggapinya. Setiap ia memenangkan balapan pasti teman-temannya memujinya seperti itu.
"Kapan lo akan mengajukan permintaan dan perintah untuk semua tim?" tanya Rama salah satu tim Clara.
"Nanti. Belum saatnya. Kita hanya akan memberi pesan terlebih dahulu. Kalau kita terlalu cepat menggunakan, kita tidak tahu hal urgent apa yang akan kita hadapi kedepannya. Dan saat itu waktu yang tepat kita bisa mengajukan permintaan dan perintah" jawab Clara.
Mereka semua mengangguk setuju. Bagi mereka perhitungan Clara tidak pernah meleset.
"Kita apakan uangnya?" tanya Kevin seraya mengangkat tas berisi uang hadiah dari balapan.
"Seperti biasa, berikan setengah ke anak panti. Sisanya kalian gunakan" ucap Clara.
Setiap hadiah balapan the Hite selalu memberikan setengah ke anak panti. Di mana panti itu adalah panti yang mereka bangun bersama. Anak-anak panti tidak terlalu banyak hanya ada 12 orang saja dan 1 ibu panti.
"Yaudah gue balik. Udah jam 9, nanti ayah mencariku" Clara berdiri dari duduknya dan mengambil kunci motornya yang tergantung di dinding.
"Perlu kami antar?" Kevin mengajukan diri untuk mengawal Clara dan Fara pulang.
"Boleh deh. 2 orang aja" Clara setuju. Ia hanya takut di jalan ada yang berniat macam macam. Mengingat hari sudah malam dan rawan kejahatan. Walaupun ia bisa beladiri tapi rasanya sangat malas.
Kevin dan Rama yang mengawal kedua wanita itu sampai di depan rumah Clara. Setelah keduanya masuk, Kevin dan Rama kembali ke rumah kumpul.
"Kalian baru pulang?" tanya ayah ketika melihat keduanya baru masuk.
"Iya ayah. Maaf Clara pulang terlalu malam" ucap Clara sambil mencium tangan sang ayah, disusul Fara.
"Kalian besok sekolah seharusnya jangan pulang larut seperti ini. Apalagi kalian perempuan"
"Maaf ayah" Clara menunduk. Ia merasa bersalah membuat ayahnya khawatir. Ia belum bisa memberitahu sang ayah tentang apa yang ia lakukan. Ia belum siap.
"Yasudah kalian bersihkan diri lalu tidur!"
"Iya. Good night Yah" ucap Clara lalu meninggalkan menuju kamar di ikut Fara yang hanya diam.
......................
Pagi-pagi sekali Clara bangun dan beribadah. Setelah selesai ia membiarkan Fara yang masih lelap. Ia keluar dari kamarnya dan langsung menuju dapur. Ia akan membuat sarapan.
Semenjak ibunya meninggal, ia yang memasak untuk ayahnya. Terkadang juga ayahnya atau membelinya di luar.
Ketika sedang asik ayah masuk ke dapur dan tersenyum melihat putrinya. Ia jadi merindukan sosok istrinya. Jika di lihat dari belakang seperti itu, ia seakan melihat istrinya, tapi dari depan tidak. Wajah Clara adalah campuran ayah dan ibunya.
"Fara belum bangun, nak?" tanya ayah.
"Belum yah" jawab Clara dengan menoleh sebentar.
Ayah kemudian membuka lemari dan berniat ingin membuat kopi, tapi Clara melarangnya.
"Jangan minum kopi pagi-pagi ayah. Mending ayah minum teh, tapi lebih baik ayah minum air putih saja"
"Ayah mau yang hangat-hangat pagi ini. Ayah minum teh saja yah?" ayah meminta izin.
"Baiklah. Mau Cla buatkan?"
"Tidak perlu. Ayah bisa bikin sendiri"
Setelah beberapa menit masakan Clara telah siap. Ayah juga sudah menghabiskan tehnya dan bersamaan dengan itu Fara muncul dengan seragam sekolah.
"Sudah bangun nyonya?" goda Clara pada Fara.
Fara cengegesan dan menggaruk lehernya. "Aku capek banget rasanya"
"Sudah. Kalian makanlah!" pinta ayah.
Mereka pun makan dengan santai. Setelah selesai Clara mandi dan berganti pakaian lalu berangkat ke sekolah setelah berpamitan pada ayahnya.
Sepeninggalan putrinya ayah akan bersiap ke warung, tapi Handphonenya berbunyi. Ia melihat nomor baru disana.
"Halo, assalamualaikum" ucap ayah setelah mengangkat telponnya.
"Waalaikumussalam. Apa benar ini Josep"
"Ya, saya sendiri. Siapa ini?" ayah belum bisa menebak siapa suara itu.
"Ohh...kawan. Bagaimana kabarmu? aku sahabatmu Albert Einstein"
"Ohhh... Albert, lama tak mendengar kabarmu. Aku baik, bagaimana denganmu" ayah akhirnya tahu siapa yang menelponnya.
Albert Einstein adalah sahabat ayah sejak kuliah. Mereka kehilangan kontak setelah Albert pindah ke negara K. Ia sekarang sudah kembali setelah 5 tahun berada di sana.
"Aku baik kawan. Aku sudah sangat lama mencarimu. Aku pernah ke tempat kerjamu, tapi kata mereka kamu sudah lama berhenti"
"Aku memang sudah berhenti karena membangun usaha bersama istriku"
"Waw...itu hal yang luar biasa Josep. Begini, aku mau kita bertemu untuk mengingat kembali masa muda kita. Dimana aku bisa menemui mu"
"Kita bertemu di rumah makan milikku. Apa kau tidak masalah?"
"Tentu saja tidak. Kirimkan aku lokasinya, nanti aku akan ke sana"
"Baiklah. Sampai ketemu Albert"
Tut..
Sambungan telpon berakhir. Ayah tersenyum senang. Sudah bertahun-tahun mereka tak bertemu dan ia sangat yakin Albert sekarang sudah menjadi pria yang sukses.
Ayah kemudian mengambil kunci motornya dan pergi ke warung makan miliknya. Ia sungguh tak sabar untuk bertemu.
Di sekolah
Semua murid sedang makan di kantin begitupun dengan Elvin, Felix dan Gama. Mereka duduk di meja yang sama. Tak berselang lama Clara dan Fara memasuki kantin. Gama memanggil mereka untuk bergabung. Fara, Clara bergabung dengan mereka dan memesan bakso.
"Lo gak bosen makan bakso ,Cla? Lo kan punya rumah makan bakso" ucap Gama heran Clara memesan bakso, padahal ia punya rumah makan bakso yang bisa saja dia makan setiap hari.
"Emang, tapi gua jarang makan. Soalnya baksonya habis di warung, Kecuali kalau gue sendiri yang ke warung"
"Ohh...boleh dong sesekali traktir kita. Iya nggak?" Gama tersenyum centil dengan menaik-turunkan alisnya.
"Plakkk...nggak usah kayak gitu juga kali. Jijik gua liatnya" Fara memukul bahu Gama.
"Ckk...Lo ma suka geplak orang sembarangan" ucap Gama seraya mengusap bahunya yang terkena pukul.
"Lagian Lo aneh Gam, minta traktir sama Clara. Orang dia lagi usaha, bukannya dibantuin biar laku, Lo malah buat bangkrut" ucap Felix.
"Yee...kan sekali doang. Cuma semangkuk pula. Clara nggak akan bangkrut lalu cuman semangkuk"
"Kok cuma. semangkuk?" tanya Fara heran. Padahal mereka ada 5 orang.
"Kan cuman gua. Kalian mah enggak"
"YEEEEE...." ucap Fara dan Felix bersamaan. Mereka tak habis fikir dengan pikiran Gama. Kirain dia mikirin teman-temannya, ternyata enggak.
Clara tertawa cekikikan mendengar Fara dan Felix mengucapkan kata yang sama dengan raut wajah yang sama.
Elvin pun sama, namun hanya dirinya yang tahu kalau dia tersenyum. Saking tak terlihatnya
"Kalian berdua kompak benget" ucap Clara pada keduanya.
Fara dan Felix hanya mengangat bahu dan tidak menimpali candaan Clara.
"Boleh kok. Lain kali gua traktir kalian" ucap Clara.
"Nah gitu dong. Kan senang babang nih"
"Iuuuhh..." Fara kembali jijik melihat tingkah Gama.
Tak berselang lama makanan mereka datang. Mereka mulai makan dengan santai dan tenang, namun ketenangan itu rusak tiba-tiba.
"Upss...sore, gua gak sengaja" Rosa menumpahkan eskrim yang sedikit mencari mengenai jilbab dan baju Clara.
Clara membuang nafas kesal sambil memejamkan matanya. Rasa dingin begitu terasa di perutnya. Ia mengambil tisu dan membersihkannya dengan diam.
"Lo apa-apaan sih, Rosa. Sengaja banget gangguin orang. Bisa gak sih Lo nggak bikin ulah sehari aja" protes Fara kesal dengan berdiri menatap Rosa.
"Gue kan udah bilang gak sengaja. Lo tuli yah" Rosa tidak terima disalahkan, padahal ia memang sengaja karena kesal melihat Fara, Clara bisa satu meja dengan Elvin.
Bahkan Clara sendiri tidak pernah menoleh ataupun berbicara dengan Elvin.
"Ckk...Lo emang ngeselin tahu nggak" ingin rasanya Fara menonjok muka Rosa.
Rosa dan kedua temannya tersenyum puas dan meninggalkan mereka.
"Gua ke toilet dulu" ucap Clara. Ia ingin membersihkan sisa eskrim yang menempel dan lengket.
"Lo punya jilbab cadangan?" tanya Gama.
"Nggak ada. Makanya gua mau bersihin pake air"
"Tapi yang ada jilbab lo akan basah, baju Lo juga" ucap Felix.
"Yaa...mau gimana lagi. Disini nggak ada jual jilbab, kecuali di luar"
"Gua beli'in" Gama langsung pergi begitu saja. Padahal Clara ingin menahannya.
"Biarin aja. Mending Lo bersihin dulu, nanti Gama kasi ke Fara, terus kasi ke lo" ucap Felix. Clara hanya mengangguk dan pergi ke toilet untuk membersihkannya.
"Rosa tu emang rese banget deh. Pengen banget gue tonjok mukanya yang sok cantik itu" ucap Fara masih dengan kekesalan yang menggebu-gebu.
"Padahal penuh tepung" lanjut Fara bersama Felix.
Mereka berdua saling tatap lalu tertawa bersama karena satu pemikiran. Sedangkan Elvin hanya diam tanpa ikut berbicara dan tetap melanjutkan makannya.
Fara yang melihat itu merasa heran. " Eh...teman Lo bisu yah?" bisik Fara pada Felix, tapi Elvin masih bisa mendengarnya.
"Nggak. Dia emang gitu. Irit..." Fara ber Oh dengan bibir bulatnya. Felix merasa lucu melihat gaya Fara.
.
.
NEXT
Clara saat balapan.
Elvin