Cerita Di Balik SERAGAM SMA
"Elvin, apa yang kamu lakukan nak?" tanya granma dengan suara pelan dan lembutnya. Ia menatap cucunya yang sedang duduk di depannya.
Cucu satu-satunya itu telah membuat keributan sehingga mengundang aparat kepolisian. Polisi datang ke rumahnya dan membawanya untuk dimintai keterangan kerena sudah melukai anak laki-laki yang sesuai dengannya.Sekarang dia sudah keluar berkat pengacara pribadii granma.
"Mereka anak-anak pengganggu granma. El benci dengan anak seperti itu"
Granma tersenyum. Ia sangat tahu seperti apa cucunya. Elvin tidak mungkin melukai orang lain jika bukan mereka lebih dulu mengganggunya atau dia melihat sesuatu yang tidak adil terjadi di depannya.
"Sini, duduk di sebelah granma!" granma menepuk di sebelahnya.
Elvin pindah dan merebahkan kepalanya di paha granma. Walaupun dia granma sudah tau, ia masih bisa memangkunya. Granma mengusapnya dengan sayang.
"Granma tahu. Cucu granma tidak mungkin menyakiti orang lain tanpa alasan, tapi kami harus kembali besok, nak"
"El tahu granma. Mommy dan daddy pasti . yang menyuruhku pulang kan? El akan pulang besok. Palingan mereka akan menghukummu seperti biasa"
"Iya. Mereka menelpon granma untuk menyuruhmu pulang dan pindah sekolah disana"
"Apa maksudnya granma?" Elvin seketika bangun dan menatap granma.
"Aku meninggalkan granma disinj. El nggak mau pulang kalau begitu" lanjut Elvin.
"Teruti keinginan orang tuamu!"
" El nggak mau granma. Kalau El menetap di sana, granma akan sendirian disini. El nggak mau ninggalin granma" Elvin sudah 3 tahun menemani granma di negeri k setelah kepergian granpa 2 tahun yang lalu.
Elvin selalu melihat grabma sedih, maka dari itu ia selalu menghiburnya. Jika ia kembali, siapa yang akan menghiburnya lagi.
"Ada Sarah di sini. Kamu harus pulang. Kasian orang tuamu. Kalau kamu tidak mau menuruti keinginan mereka, teruti keinginan granma"
"Tapi granma..." granma menggeleng melarang Elvin untuk menolak permintaannya.
Elvin menghembuskan nafasnya dan pasrah menyetujui keinginan sang granma.
......................
Elvin tengah duduk menatap keluar jendela pesawat. Sebentar lagi pesawatnya akan mendarat di tanah kelahirannya.
Pesawat telah mendarat dengan sempurna di landasan. Seluruh penumpang keluar dari pesawat dan berjalan ke mobil mereka masing-masing.
Elvin telah di jemput oleh salah satu supir milik orang tuanya. Meninggalkan bandara menuju mansion. Sesampainya di mansion Elvin melihat kedua orang tuanya telah berdiri di teras menunggu kedatangannya.
"Mommy, daddy" Elvin memeluk mereka secara bergantian, lalu masuk.
"Kenapa? kalian mau marah?" ucap Elvin ketika melihat tatapan kedua orang tuanya.
"Tidak. Mommy tahu alasanmu" mommy menatap putra semata wayangnya yang terlihat sangat tampan dan gagah. Sudah 3 tahun ia tidak pernah bertemu dan ia seperti tidak mengenalinya.
"Kalau mommy tahu kenapa meminta El pulang? kasian granma sendirian disana" El menyandarkan punggungnya di sofa dengan malas. Ia sangat berat meninggalkan sang granma di sana.
"Tidak ada. Mommy hanya rindu dengan putra mommy. Apa itu salah? mommy cemburu melihat kamu begitu perhatian pada granma, tapi tidak dengan mommy. Mommy cuma punya kamu El" Mommy sedih mendengar perkataan putranya. Ia meninggalkan putranya yang tidak ada perasaan rindu sama sekali pada dirinya.
"Mommy" Panggil El seraya berdiri. Ia menghembuskan nafasnya.
"Itulah resikonya menjadi anak dan cucu satu-satunya di keluarga Pradipta. Susul mommy mu, kamu terlalu sibuk di negara k sampai lupa untuk menghubungi mommy mu" daddy menepuk-nepuk pundak El, lalu meninggalkannya.
El menyusul mommy ke belakang. Ia melihatnya tengah duduk di gazebo sambil menatap bunga-bunga yang ada di sana. Ia menghampirinya dan duduk di sebelah sang mommy.
"Maafin El Mom. El gak bermaksud menyakiti hati mommy. El hanya kasian pada granma karena setelah granpa meninggal granma sendirian makanya El mau menemani granma di sana. Sedangkan Mommy ada daddy yang menemani di sini" El menggenggam tangan mommy.
"Iya mommy mengerti, tapi mommy juga mau dekat dengan putra mommy. Kamu hanya punya mommy. Mendengar kamu membuat keributan disana sampai di panggil pihak kepolisian membuat mommy gelisah. Mommy juga tahu kamu sangat sering membuat ulah, balapan yang tidak jelas"
"Tapi aku balapan di arena mom, bukan balapan liar"
"Itu sama saja. Mommy selalu khawatir dengan kelakuan mu disana. Makanya mommy meminta granma untuk menyuruh mu pulang karena mommy tahu alami pasti tidak akan menuruti jika mommy yang memintamu pulang"
El diam menatap mommy-nya. Bohong kalau ia tidak rindu dengan orang yang melahirkannya keduanya. Ia tidak menyangka keputusannya menetap di negara k membuat mommy sedih dan sekarang dia berbicara tidak menatapnya sama sekali.
"Maaf mommy. El menyayangi kalian" El memeluk mommy dari samping.
Mommy mengusap tangan El yang memeluk pundaknya. "Kamu mau tinggal di sini?"
"Tentu. Aku akan menuruti permintaan mommy untuk pindah sekolah"
Mommy tersenyum mendengarnya. "Pergilah istirahat!"
"Baik, mom" El mencium pipi sang mommy dan pergi ke kamarnya.
Melihat kepergian putranya membuat mommy menghembuskan nafas berat. Melihat putranya yang sudah besar bahkan lebih tinggi darinya. Ia berusaha lebih mendekatkan diri, karena selama 3 tahun di negara k Elvin sangat jarang menghubunginya walaupun hanya sekedar menanyakan kabar.
Dia sudah memiliki kesibukannya sendiri. Ia juga tahu seperti apa kehidupan putranya disana. Memiliki geng motor yang selalu saja ada keributan dengan geng motor lainnya. Bukan hanya sesama anak motor, tapi dengan sesama satu sekolahnya pun sering berkelahi.
Di sekolah pun dia sering bolos dan hanya berkumpul dengan teman-temannya. Ketika ditanya alasannya selalu sama 'membosankan' dia sangat tidak betah duduk di kursinya.
Dan kemarin adalah puncak dari perkelahiannya dimana dia membuat 2 teman satu sekolahnya masuk rumah saki dengan keadaan berdarah-darah. Walaupun rata-rata yang dia lawan masuk rumah sakit, tapi hanya sekedar mengobati luka saja dan tidak perlu di rawat.
Ia sangat berharap putranya bisa berubah dan menjalani sekolahnya dengan santai ketika dia pindah sekolah.
Mommy memilih masuk kembali ke dalam rumah. Namun saat ia pergi ke kamarnya, ia melihat Elvin sudah berganti pakaian dan seperti akan pergi.
"Mau ke mana kamu El?" tanya mommy saat Elvin sedang menuruni tangga.
"Jalan-jalan mom"
"Kamu baru saja sampai. Kamu tidak capek?"
"Tidak. El suntuk di kamar. Lagian El hanya berkeliling, sekalian liat sekolah yang akan El tempati besok"
"Yasudah. Jangan buat keributan El. Sesuai kata mu, hanya jalan-jalan" mommy memperingati El agar tidak membuat keributan dijalan. Dia baru saja datang jangan sampai terjadi masalah.
"Iya mom" El mengangguk dan mencium pipi mommy lalu berjalan ke garasi.
"Pak Mo, apa tidak ada yang bertugas membersihkan kendaraan di garasi?" tanya Elvin seraya mendorong motor yang penuh debu keluar dari garasi.
"Ada den.Saya sendiri yang membersihkannya"
"Kenapa motor El tidak dibersihkan?"
"Tuan yang mengatakan tidak perlu di bersihkan karena tidak ada yang memakainya"
"Ckk... yasudah" Elvin berdecak. Ia mengambil selang air dan menyiram motornya sampai bersih lalu mengeringkannya. Setelah itu mengisi bahan bakar yang mana di sana memang ada Pertamini khusus di sediakan secara pribadi.
Setelah itu Elvin mengendarai motornya dengan kecepatan normal. Berjalan-jalan melihat kota yang sudah 3 tahu ia tinggalkan. Pasti ada yang berubah dari 3 tahun yang lalu, mulai dari bangunan, keadaan jalan dan para penjual kaki lima yang semakin banyak.
Sampai ia melewati jalan sekolah yang akan ia tempati besok, namun ia malah melihat segerombolan anak SMA tengah berkelahi di depan sekolah yang tidak jauh dari gerbang.
Awalnya ia tidak peduli, tapi ketika melewati mereka, ia melihat satu orang tengah tergelatak tak berdaya di keroyok anak-anak lainnya. Melihat kondisinya yang sudah sangat parah, penuh lebam dan ada darah di kepalanya.
El tidak bisa membiarkan hal itu. Ia kembali memutar motornya dengan kecepatan 60 km ia membuka helm nya dan memukul segerombolan anak itu hingga jatuh.
El kembali memutar motornya menghadap mereka yang kini juga menatapnya dengan marah. Mereka berlari menyerangnya, ia melajukan motornya dan kembali memukul mereka menggunakan helm dengan sangat keras hingga beberapa yang terpental.
"Siapa Lo?" tanya satu dari mereka.
El hanya diam menatap mereka dengan tajam.Melihat beberapa dari mereka sudah ada yang pingsan, El turun dari motor dan menyerang mereka menggunakan tangan kosong. Berbagai umpatan mereka lontarkan pada El. Satu orang yang merupakan taman dari anak yang yang dikeroyok tadi membantu El melawan mereka.
Hingga kedua-nya berhasil melumpuhkan mereka dan pergi dengan motornya.
"Terima kasih sudah membantu. Mereka beraninya main keroyokan" ucap anak itu seraya menatap El yang hanya diam menatap ke arah lain.
Melihat pandangan El kearah lain, ia ikut menoleh dan melihat temannya tergelatak di atas aspal. Ia segera menghampiri tamannya yang sudah tak sadarkan diri.
"Gama" panggil anak itu pada temannya.
"Bisa tolong kami!" ucap anak itu penuh harap pada El.
El hanya diam kemudian melangkah ke motornya, tapi sebelum pergi ia memesan taxi, lalu meninggalkan keduanya.
Dia menghela nafas melihat kepergian Elvin. Ia tidak bisa memaksa, sudah cukup baginya El membantunya tadi. Ketika akan mencari bantuan, taxi berhenti di depannya.
Tanpa banyak bertanya, ia mengangkat temannya masuk ke dalam mobil dan mengikuti menuju rumah sakit.
.
.
NEXT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Muhamad fauzi
kurangi dong iklan lazada nya
2024-11-09
0
Elminar Varida
hi thor, aku izin ikut nyimak novel karyamu ya🙏🙏
2024-11-10
1
Wiwin Winarti
grandma...bukan granma
2024-09-10
0