Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
**Masih Revisi**
"Sayang, kita pulang ke rumah bapak ya." bujuk Rafael.
"Tapi mas, aku ngak mau, akan akan mencari rumah sewaan untuk kami, malam ini kami akan menginap di hotel, mas pulang saja." tolak Alisa.
"No! Mas ngak akan pulang tanpa kalian, mas akan ikut kemana pun kalian pergi, mas ngak mau kehilangan kalian untuk ke dua kalinya. " tegas Rafael.
Alisa memutar matanya, sungguh males meladeni suaminya itu.
"Besok, mas kan masih bisa ketemu anak anak, biar malam ini mereka istirahat dulu." ujar Alisa memberi alasan.
"Mas, tidak hanya rindu anak anak, sayang. Tapi, juga dengan dirimu, mas sangat merindukan kamu." kekeh Rafael.
"Terserah! aku tetap akan menginap di hotel." kesal Alisa.
"Ngak masalah, mas akan ikut kemana pun kamu pergi." ucap Rafael penuh semangat.
"Bunda, lebih baik kita menginap di rumah lama kakek dan nenek saja, kami ingin melihat rumah kakek dan nenek." bujuk Arsyi dengan mata penuh binar, dia memegang tangan sang bunda, anak kecil itu rupanya harus ikut turun tangan untuk mendamaikan kedua orang tuanya.
"Kalian yakin? " tanya Alisa agak ragu, apa lagi rumah itu sudah sangat lama tidak di huni, pasti sudah sangat berdebu dan rusak sana sini.
"Mmm... kami ingin di rumah nenek saja, ngak mau di hotel." Arsya ikut bersuara.
"Baiklah, kita kerumah nenek." pasrah Alisa, ngak pa apa juga ke rumah lama orang tuanya, klau tidak memungkinkan keadaannya nanti, Alisa bisa mencari hotel terdekat di sana, pikir Alisa.
Rafael tersenyum penuh kemenangan, akhirnya sang istri mau di ajak tinggal di rumah mertuanya.
"Ngak usah kesenangan dulu, aku cuma menurutu keinginan anak anak." ketus Alisa.
"Tidak masalah, apa pun alasannya, mas ngak perduli, yang penting kita bisa tinggal bersama." kekeh Rafael penuh semangat, Alisa hanya memutar mata malasnya.
Beberapa waktu berlalu, mereka tiba di rumah lama orang tua Alisa, mereka turun dari dalam mobil.
"Ini rumah ibu? " tanya Alisa tidak percaya.
"Iya, sayang. Mas sudah merenovasinya." sahut Rafael.
Alisa terbengong melihat rumah lamanya, rumah itu ternyata sudah di pugar oleh Rafael menjadi lebih besar dari yang lama, namun tidak menghilangkan mode lamanya, dan kamarnya pun sudah di tambah lebih banyak oleh Rafael, karena Rafael sangat tau, andai istrinya kembali pasti tidak akan mau tinggal di rumah keluarganya lagi, di tambah saat pergi sang istri sedang hamil, dan entah kenapa Rafael punya ide menambah kamar di rumah itu sebanyak 3 kamar, dan kebetulan saat akan merenovasi rumah mertuanya, tetangga sang mertua sedang butuh uang dan menawarkannya kepada Rafael, Rafael dengan senang hati pun membeli rumah itu, jadi lah rumah mertuanya itu menjadi dua kali lipat dari yang sebelumnya.
Di dinding ruang tamu terpajang foto ke dua orang tua Alisa, dan foto pernikahan mereka, tentu saja Alisa semakin terharu, tidak menyangka Rafael seniat itu.
Bahkan tadi pun Alisa sempat tertegun, saat di parkiran, Rafael masih memakai mobil lama Alisa, padahal mobil tersebut sudah sangat ketinggalan zaman untuk seorang ceo, namun Rafael memakai mobil tersebut tanpa malu, dan bahkan benar saja apa yang di bilang Raffi dan Amora, di dalam mobil tersebut banyak foto Alisa, bahkan bantal kursi mobilnya pun ada foto Alisa, sampai membuat Alisa geleng geleng kepala.
"Bagaimana, kalian suka tidak kamarnya, klau tidak besok kita dekor ulang kamarnya, dan maafin ayah, ayah baru menyediakan satu kamar saja, nanti ayah akan panggil orang untuk mendekor kamar untuk Arsyi yang bertema princess." ujar Rafael penuh sesal.
"Suka ayah, kamarnya tidak ramai, warnanya juga bagus dan ngak bikin sakit mata, tapi.... Bolehkah Arsyi minta ada meja untuk komputer." lirih Arsyi takut sang ayah akan marah.
"Tentu saja sayang, apa pun akan ayah usahakan untuk anak anak ayah." seru Rafael menangkup pipi anak laki lakinya itu, ada sesal di dalam hatinya, akibat kebodohannya saat itu, dia kehilangan momen untuk melihat tumbuh kembang ke dua putra putrinya itu.
"Terimakasih ayah, Arsya sayang ayah. Cup...." Arsya melabuhkan satu kecupan di pipi sang Ayah.
Tes....
Tidk terasa air mata Rafael mengalir di pipinya, baru kali ini dia mendapatkan ciuman hangat dari anak laki lakinya itu, sungguh rasa kecupan sang anak menghangatkan hatinya.
"Jangan menangis lagi ayah, masa sudah ketemu kami ayah masih cengeng, kami bosan melihat wajah cengeng ayah setiap hari." ceplos Arsyi.
"K-kalian tau dari mana ayah menangis, dan siapa yang ngasih tau, apa kalian bersekongkol dengan orang orang di rumah ini." kaget Rafael, bagaimana bisa anaknya tau klau dia menangis.
"Tidak. Kami tidak bersekongkol sama orang lain, tapi abang pintar meretas cctv, jadi abang selalu mengikuti kegiatan ayah di manapun ayah berada." kekeh Arsyi tanpa dosa.
"Haa.... Kalian tau ayah menderita selama ini, kenapa kalian ngak pulang hu... Kenapa kalian tega sekali sama ayah." kesal Rafael tidak menyangka sang anak mengikuti kegiatannya, sungguh Rafael bingung antara senang dan kesal mengetahui kepintaran sang anak, dan yang bikin dia bertambah kesal, sang anak sudah tau dia dari dulu, dan bisa mengawasinya, sementara dia mati kerinduan seorang diri, bertanya tanya bagaimana kabar sang istri dan anaknya, hidup baik atau tidak, sungguh gemes sekali rasanya melihat wajah tanpa dosa ke dua anak anaknya itu.
"Hehe.... Maaf ayah, kami tidak bisa berbuat apa apa, karena bunda yang belum berdamai dengan dirinya dan bunda pun sedang sibuk dengan kuliah dan juga kerja, kami tidak ingin mendesak bunda, dan lihatkan sekarang, bunda jadi dokter terbaik di rumah sakit Mulyo, dan satu lagi, jangan marah sama bunda, bunda sendiripun tidak tau klau abang bisa meretas cctv, yang tau hanya kami berdua, ehhh... Ngak deh, opa Daniel sama oma Rita juga tau sih." kekeh Arsya.
"Astaga.... Kalian ini.... Ayah harus apa coba, harus senang atau harus marah hu...." gerutu Rafael mengusap wajahnya dengan kasar.
"Tentunya ayah harus bangga punya anak genius dan kuat seperti kami." seru si kembar dengan bersamaan.
"Itu sudah pasti, sayang. Sini pelukan, ayah masih rindu kalian." ujar Rafael merentangkan tangannya agar ke dua anak anaknya mau kedalam pelukannya.
Tanpa di minta dua kali pun si kembar sudah berhambur memeluk Rafael.
Alisa mengintip di balik pintu kamar tersebut, air matanya pun ikut menetes melihat kebahagian ke dua anak anaknya, sepertinya keputusannya kembali ke kota ini tidak salah, anak anaknya bisa merasakan kasih sayang dari ayah kandungnya.
"Masuk sayang, ngapain ngintip ngintip di sana, apa ngak mau pelukan bareng kami." seru Rafael terkekeh melihat wajah malu malu sang istri yang terpergok sedang mengintip.
"Apa sih, aku cuma mau ajak makan, pesananya sudah datang, tapi melihat kalian lagi melepas rindu, aku diam dulu memberi waktu." elak Alis yang masih saja sok jual mahal.
"Baiklah baiklah, klau gitu mas saja yang rindu sama kamu, sini kita pelukan bersama." ujar Rafael mengalah, dia tau sang istri masih canggung dengan pertemuan mereka, di tambah istri cantiknya itu sangat lah gengsian, mana pernah mau mengungkapkan isi hatinya.
Sementara si kembar terkekeh dalam hati, mereka sangat tau perasaan sang bunda, bunda merekapun sering menangis merindukan ayah mereka, namun karena gengsi yang gede dan tuntutan pekerjaan dan menyelesaikan kulianya sang bunda menutupi perasaannya kepada sang ayah, dia pikir ayahnya itu sudah menceraikannya, sungguh rumitnya menjadi orang dewasa, pikir Arsyi.
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan vote ya, bintang 5nya jangan lupa😁😁😁😘😘😘😘
takut Rafsel disakiti untuk kedua kalinya tapi dia menyodorkan wanita yg sama untuk menghancurkan pernikahan Alisa dan Rafael kalau org lain msh bs diterima logika
anak kami ber nama Miftahul Aldiansyah.
yang hari2 kami panggil Aldi 😢
bantu doanya temen2 semua semoga anak kami di tempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT Aamiin 🤲.
dan doakan kami selalu sabar dan ikhlas dengan takdir yang Allah tentukan untuk kami 🙏🙏🙏
kami baru di tgl 8 bulan 😢
anak kami pulang tgl 13- 03-2024
awal Romadhon 😭😭😭😢