NovelToon NovelToon
Pelabuhan Cinta (Paksa) Sang Letnan

Pelabuhan Cinta (Paksa) Sang Letnan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:207.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Hasna_Ramarta

Setelah Danton Aldian patah hati karena cinta masa kecilnya yang tidak tergapai, dia berusaha membuka hati kepada gadis yang akan dijodohkan dengannya.

Halika gadis yang patah hati karena dengan tiba-tiba diputuskan kekasihnya yang sudah membina hubungan selama dua tahun. Harus mau ketika kedua orang tuanya tiba-tiba menjodohkannya dengan seorang pria abdi negara yang justru sama sekali bukan tipenya.

"Aku tidak mau dijodohkan dengan lelaki abdi negara. Aku lebih baik menikah dengan seorang pengusaha yang penghasilannya besar."

Halika menolak keras perjodohan itu, karena ia pada dasarnya tidak menyukai abdi negara, terlebih orang itu tetangga di komplek perumahan dia tinggal.

Apakah Danton Aldian bisa meluluhkan hati Halika, atau justru sebaliknya dan menyerah? Temukan jawabannya hanya di "Pelabuhan Cinta (Paksa) Sang Letnan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Akal-akalan Haliza

    Setelah penolakan Aldian tempo hari, Haliza benar-benar jadi orang rumahan. Terlebih kini di dalam rumah, jika Aldian pergi ke kantor, Haliza tidak sendiri lagi. Aldian memperkerjakan salah seorang asisten rumah tangga. Sebenarnya ART itu bukan orang baru. Dia merupakan orang yang sesekali diperbantukan di rumah Aldian jika di dalam rumah sudah terlihat kotor.

    Bi Kenoh nama ART itu, dia bekerja cukup sampai jam tujuh malam. Namun, jika mau menginap pun tidak masalah, Aldian justru senang sebab di rumah akan terasa lebih ramai. Tapi berhubung rumah Bi Kenoh tidak terlalu jauh dari kediaman Aldian, Bi Kenoh memutuskan pulang pergi saja setiap hari.

    Haliza memilih bermalas-malasan. Pekerjaannya hanya duduk sambil ngemil, bahkan rebahan sembari memainkan Hp dan membaca novel online kesayangannya. Sebetulnya Haliza kesal juga dengan sikap Aldian yang egois. Aldian seolah mengurungnya di dalam rumah tanpa boleh berinteraksi dengan dunia luar.

    "Siapa bilang aku melarang kamu berinteraksi di luar lingkungan rumah? Kamu boleh keluar rumah menyapa tetangga, tapi tidak untuk merumpi atau gosip. Kamu bisa juga menyapa tukang bakso atau tukang apa saja jika kamu sesekali pengen beli jajanan." Aldian menegaskan, itu artinya dia tidak memberi kekangan terhadap Haliza.

    Haliza tidak bisa berkutik dengan sangkalan Aldian. Toh dia sebenarnya tidak benar-benar dilarang bekerja, hanya saja Aldian tidak mengijinkan dirinya bekerja di luar atau pergi kerja kantoran.

    "Sayang banget ilmuku ini jika dianggurin begini. Lagipula usiaku masih produktif dan tenagaku kuat untuk bekerja. Apa salahnya aku kamu ijinkan kerja, Mas? Kalau di rumah terus, aku akan sangat bosan," protes Haliza lagi.

    Aldian kembali meradang dengan sikap Haliza yang kembali protes dan menuntut bekerja.

    "Sudah aku katakan aku tidak mengijinkan kamu bekerja di kantoran atau di luar. Kamu paham tidak, sih, dengan apa yang aku ucapkan? Kalau kamu tetap membantah, terserah kamu. Sudah aku katakan, silahkan kamu bekerja di kantor orang, tapi ingat mulai saat itulah kamu sudah bukan penghuni rumah ini lagi," tegas Aldian lagi. Kali ini dia mengatakan itu dengan sungguh-sungguh.

    Haliza terhenyak dan kembali merenung sedih mendengar penolakan Aldian yang kedua kalinya. Meskipun pernikahan ini atas dasar perjodohan, dan Haliza belum bisa membuka hati bagi Aldian, tapi jika Haliza harus menjadi janda dalam waktu singkat, ia sungguh tidak siap dan tidak rela.

    Haliza pun pergi dan berlalu meninggalkan Aldian, dengan wajah yang kecewa.

    "Sudah aku katakan, kamu bisa bekerja lewat Hp atau laptop, buat apa kamu buang-buang tenaga di kantor orang yang tentu saja berseliweran teman laki-laki. Asal kamu tahu, aku kurang suka jika membiarkan kamu lebih banyak interaksi dengan teman laki-laki di luar. Alasan ini aku buat bukan karena aku cemburu atau apa, tapi sebagai suami aku risih jika melihat istri banyak bergaul dengan teman laki-lakinya," tegas Aldian lagi keras.

    Haliza tidak bisa berkata-kata lagi, dia bergegas meninggalkan Aldian yang meradang. Haliza pergi menyendiri menuju balkon ruang tamu yang jarang Aldian tempati, dia menumpahkan kekecewaannya di sana dengan menangis.

    "Kenapa mama dan papa justru menjodohkan aku dengan laki-laki egois dan psikopat? Mereka hanya menilai dari luarnya saja, tanpa mengenal kalau dalamnya seperti apa," batin Haliza menyesal.

***

    Sudah sebulan berlalu, pernikahan Aldian dan Haliza masih hambar. Antara mereka belum terjalin komunikasi dua arah yang baik. Keduanya masih memperlihatkan egonya masing-masing. Namun, sejak Aldian teguh melarang Haliza bekerja di luar untuk yang kedua kalinya, baik Haliza maupun Aldian, kini jarang terlibat obrolan yang awal-awal sering menegangkan.

Haliza mengalah dan lebih banyak diam. Waktunya kini dia habiskan dengan duduk diam atau rebahan sembari memainkan Hp. Kadang Haliza berselancar dengan media sosialnya. Bertegur sapa dengan teman-temannya.

    Berbeda dengan Aldian, dia lebih suka melihat Haliza berdiam diri di rumah, atau duduk santai dan rebahan main Hp atau nonton drama Korea kesukaannya daripada membiarkan Haliza bekerja di luar. Tanpa Haliza harus bekerja, Aldian sama sekali tidak keberatan asal Haliza patuh atas perintahnya.

    Sunggingan senyum itu terbit di bibir Aldian, dia masih merayakan kegembiraannya karena Haliza akhirnya menerima keputusannya.

    Aldian menghampiri Haliza bermaksud pamit untuk bekerja. Namun, keberadaan pembalut bersayap di atas nakas membuat Aldian lagi-lagi termenung. Sebagai lelaki normal dan sudah beristri, perasaan ingin itu begitu saja muncul. Namun, dalam sebulan ini Aldian hampir genap bisa menahan keinginannya, sebab pada kenyataannya Haliza selalu mempergunakan pembalut itu.

    Namun kali ini Aldian begitu risau, dia berpikir kenapa Haliza datang bulannya hampir sebulan penuh. Apakah memang siklus bulanan perempuan muda bisa selama itu dan dalam sebulan tidak berhenti-berhenti?

    "Liza, kamu masih datang bulan?" tanya Aldian tanpa basa-basi lagi. Aldian memang tipe yang kalau bicara suka langsung pada pointnya.

    Haliza menoleh lalu mengangguk. "Apakah siklus bulanan kamu memang selalu begitu, dalam sebulan tanpa jeda darahnya datang terus?" heran Aldian khawatir.

    "Iya, Mas. Aku juga tidak tahu."

    "Kamu harusnya diperiksa ke Bidan. Jangan-jangan darah yang kamu keluarkan bukan darah mens, melainkan darah penyakit. Aku tidak mau dibilang membiarkan kamu di rumah tanpa membawanya berobat. Sebaiknya kamu ke Bidan sekarang, ya. Aku antar kamu, aku khawatir melihat kamu datang bulan terus. Kalau begitu, kapan aku bisa menjamahmu?" Akhirnya inti dari kerisauan Aldian terjawab sudah. Aldian tidak bisa menyalurkan inginnya jika Haliza datang bulannya tidak henti-henti.

    Haliza awalnya tertawa geli dalam hati mendengar kekhawatiran Aldian. Haliza merasa Aldian benar-benar mengkhawatirkannya. Tapi ujung dari kalimatnya justru menohok. Aldian bukan khawatir betulan, melainkan dia khawatir karena belum bisa menyalurkan keinginannya.

    Haliza tersenyum smirk, mengingat sikap Aldian yang terlalu egois, maka dari itu rencananya akan terus ia mainkan selama Aldian tidak curiga.

    "Tidak, aku memang kadang-kadang begini, Mas, siklus haidnya. Kadang sebulan haidnya tidak berhenti-henti, lalu bulan depannya sambung haid lagi. Nah bulan depannya baru berhenti, tapi hanya beberapa hari," jelas Haliza tanpa memperlihatkan rasa was-was.

    "Serius?" Aldian benar-benar memperlihatkan kekhawatirannya yang diangguki Haliza dengan cepat.

    Namun, sepandai-pandai menyembunyikan bangkai, akhirnya kecium juga bau busuknya. Setelah Aldian pulang dari kantor dan langsung masuk kamar, Aldian tanpa sengaja melihat sebotol obat merah dan pembalut yang sepertinya lupa dimasukkan kembali ke dalam kotak make up.

    "Apakah Haliza pura-pura datang bulan hanya untuk menghindar aku gauli? Keterlaluan Haliza. Dia sengaja ternyata." Aldian mendengus kesal dengan akal-akalan Haliza.

    "Tunggu saja pembalasan dariku. Akan kubuat kamu mati kutu," ancam Aldian dalam hati.

1
Aini Asbani
okey semoga sukses selalu...
Nasir: Trmksh byk..
total 1 replies
Novalinda Nur Kholifah
iya gak usah aja thorr sakit hati bgt nyesek jadi haliza 🥲
Ariani Wah
ceritanya bagus. saya suka ❤
Nasir: Mksh byk Kak, sehat selalu ya.
total 1 replies
Rika Setya
lah bukannya Haliza dan halwa/Azizah sudah bertemu sebelumnya di kafe,kok ini mereka baru kenalan
gimana sih Thor?
Nasir: Bukan di kafe Kak, tapi saat di acara Persit. Tapi hari itu Haliza hanya diperkenalkan nama Halwa, sementara dia pikir Halwa bukanlah Azizah. Nah, entah di bab berapa akhirnya Haliza tahu kalau Halwa itu ternyata Azizah. Tp saya lupa babnya, sbb saat ini sedang menggarap karya baru, jadi agak lupa. Mohon maaf ya Kak.
total 1 replies
Wulansari
duh...thor kenapa typo, namanx kebolak²
Nasir: Ohhhhh, beneran Kak.. OTW revisi. Makasih byk koreksinya Kak.... 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Wulansari
gini ni yg bikin meradang...minta istri utk move on sendirinya malah pingin lanjut sampe anak pun hrs ikut...hadeeuuch...😏😏😏
Eko Prasetyo
Lumayan
Nasir: Trmksh byk Kak,,,
total 1 replies
🌸ReeN🌸
bagus ceritanya gak bertele2... semangat thor
Nasir: Trmksh byk Kak...
total 1 replies
julian speed
thor mo tanya. thor dah pernah lahiran blm sih ? dari yang kemarin ceritanya cakar sama ini sama. abis melahirkan lgsg blh pulang.
engga gitu thor aturannya /Sweat//Sweat/ lahir normal maupun cesar sama sama 3hr. kalo cesar ada kendala mungkin bisa lebig dari 3hari
Nasir: Nah, ini kejaidan ponakan sy, pagi dtg ke Bidan, sorenya langsung pulang. Kan sehari aja gak Kak. Tergantung kondisi Kak. Pasien lahiran itu kondisinya beda2, kalau lama itu tergantung berapa jahitannya. Bayangkan saya sesar, tapi besok sorenya sudah boleh pulang sama RS swasta itu, dua minggu kemudian baru disuruh kontrol. Ini gak bohong Kak, sy yg ngalami. Pulang cepat karena kondisi by dan ibu bagus, maka boleh pulang hanya sehari.
Nasir: Pernah dong Kak. Ya ampun Kakak gak tahu ya, BPJS lahiran normal sehari lansgung pulang, klo yg nginap itu yg masuk sore Kak Say. Saya lahiran sesar anak kedua, pakai BPJS. Hari ini lahiran, besok udah disuruh pulang, dicabut selang pipis dan infus pas sorenya, dan langsung disuruh pulang. Saat itu sy kbtln harus sesar dan dirujuk ke RS pemerintah, karena pemerintah penuh katanya dilemparlah ke swasta, nah di swasta di terima, hari itu juga ditindak. Besoknya siang karena kondisi sy katanya bagus, lgsg lepas selang pipis dan infus, sorenya pulang Kak. Asli ini gak ngarang.
total 2 replies
Elly Anindita
Luar biasa
Nasir: Mksh byk... sehat selalu Kak...
total 1 replies
Wulansari
Ya Rabb...ni gambaran istri kurang bersyukur...mudah²an ga berlarut²
pupu
terima kasih author dengan karyanya. saya benar2 terhibur membacanya hihi
Nasir: Alhamdulillah , trmksh byk... 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Wulansari
kayaknya bagus, marathon deh...
Nasir: Trmksh byk Kak. Jgn lupa di vote, subcribe dan berikan hadiah kalo masih byk stok.
total 1 replies
Andjar Rukmini
Luar biasa
Nasir: Mksh Kak..
total 1 replies
HARTINMARLIN
luar biasa
menarik ceritanya
Nasir: Trmksh.... sehat selalu Kakak sekeluarga.
total 1 replies
HARTINMARLIN
menarik
Nasir: Makasih byk Kak... lanjut ya sampai end.
total 1 replies
Ketawang
gedeg bgt sama si Aldian,saking terobsesinya sama cinta masa kecil
Nasir: Sabar Kak...
total 1 replies
Ketawang
part ini aq sbg ssama wanita mnyalahkan Aldian,.egois lbih mementingkan ucapan trimakasihnya drpd Haliza istrinya yg kesakitan... ucapan trimkasih kan bisa besoknya lagi klo ktmu si ceker ayam...
gedeg bgt sama Aldian,cemburu tau qt sbg ssama wanita 😠😡
Ketawang
sekarang giliran Haliza yg brjuang,.Semangat Haliza💪🏻💪🏻
Nasir: Hehhehe.... giliran ya...
total 1 replies
Ketawang
Gak mnyalahkan Aldian,tp gemes sama sikap Haliza
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!