Karena jebakan yang dilakukan oleh kakak tirinya, Pagi itu Anggun mendapati dirinya berada di dalam selimut yang sama di atas tempat tidur bersama dengan seorang CEO yang dia tahu berwatak kejam dan bengis.
Satu bulan kemudian Anggun mengetahui dirinya sedang hamil. Karena tidak ingin hidup dia dan juga Papanya berada dalam bahaya, Anggun memilih untuk pergi ke luar negeri. Dan di sanalah Anggun melahirkan seorang anak yang genius.
Tetapi Anggun memilih menyembunyikan identitas putranya, karena tidak ingin CEO yang kejam itu mengetahui keberadaannya yang mungkin akan berbahaya bagi nasib dia dan putranya
Enam tahun kemudian dia bertemu kembali dengan pria itu, yang ternyata juga mencarinya selama ini.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka, Apakah keduanya bisa bersatu dan hidup dengan bahagia?
Ikuti kelanjutannya dalam ; CEO itu AYAH ANAKKU
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
"Tok tok tok, boleh aku masuk ?!"
Anggun tersentak kaget, lalu mendongak. Sedetik kemudian dia mendengus kesal. Lagi lagi siang ini ketenangannya terganggu. Seorang pria dengan tubuh tinggi menjulang telah berdiri di depan meja kerjanya.
"Anda sama sekali tidak memiliki sopan santun! Tidak bisakah mengetuk.pintu dulu sebelum masuk ke ruangan orang lain?" geram Anggun.
Walaupun terkadang dia sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Benyamin, akan tetapi dia tetap merasa tidak nyaman. Anggun tidak bisa memungkiri bahwa kehadiran pria konglomerat itu membuat jantungnya berdebar kencang. Dan untuk menyembunyikan debaran itulah Anggun bertransformasi menjadi wanita yang bersikap kasar.
"Aku sudah melakukannya tadi kan?" jawab Benyamin santai.
"Sudah melakukan? Apanya sudah melakukan? Mengetuk pintu itu di depan sana dan menggunakan tangan. Bukan sudah berdiri disini dengan mulut mengucap tok tok tok!!" Anggun merasa kesal karena pria di hadapannya sama sekali tak menampakkan rasa bersalah. setidaknya minta maaflah!
"Dan aku sudah melakukan apa yang kau katakan barusan! Kalau tidak percaya tanya saja pada Ella! Kau saja yang tidak mendengarku karena terlalu fokus pada pacarmu itu!!" Benyamin lalu duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa kesal. Apakah laptop di hadapannya lebih menarik bagi gadis itu timbang dia yang hadir di sana.
"Benar Nona, tadi Tuan Jordan sudah mengetuk pintu berulang kali Tetapi Anda tidak menyahut. Lalu Tuan Jordan langsung masuk begitu saja!" Ella yang berdiri di belakang Benyamin ikut menimpali karena memang begitu adanya.
Wajah Anggun merah karena malu. Tadi dia memang benar-benar hanya fokus kepada pekerjaannya dan benar-benar tidak mendengar jika ada suara seorang yang sedang mengetuk pintu
"Baiklah. Anda yang benar, dan saya yang salah. Tapi apa yang Anda maksud dengan pacar? Saya hanya sedang bekerja seorang diri di sini, tak ada siapapun di ruang ini!" Anggun tidak terima karena dia dikatakan seolah sedang berpacaran.
"Mesin kotak di hadapanmu itu. Bukankah dia pacarmu buktinya kau menungguinya siang dan malam, setiap hari tanpa bosan!" perkataan Benyamin malah semakin Anggun membuat merasa geram. Bagaimana bisa seorang manusia dikatakan berpacaran dengan laptop.
"Ya Anda betul, setidaknya pacar saya ini membantu saya mencari uang setiap hari. Dan setidaknya pacar saya ini tidak pernah membuat Saya kesal!" ketus Anggun .
"Aku juga bisa memberimu uang sebanyak yang kau mau!!" Benyamin tidak rela dirinya di bandingkan dengan sebuah benda mati. Sedangkan dia bahkan bisa menciptakan benda mati tersebut.
Anggun memutar bola matanya malas. Apa maksudnya dengan mengatakan bisa memberikan sebanyak yang dia mau.
"Lalu apa yang Anda lakukan di sini sekarang? Anda sudah tahu kan kalau saya sedang sibuk pacaran. Untuk apa datang mengganggu? Bukankah Anda juga memiliki pekerjaan? Tapi saya lihat Anda berkeliaran setiap hari, seolah-olah Anda adalah seorang pengangguran!"
Benyamin mengibaskan telapak tangannya, memberi isyarat kepada Ella agar dia keluar dari ruangan itu, dan membiarkannya berdua saja dengan Anggun. Tanpa berani membantah Ella pun keluar dari ruangan tersebut.
"Kalau Anda mengatakan bahwa maksud kedatangan Anda di sini adalah bahwa Anda ingin mengajak saya untuk menjemput Arthur, itu tidak perlu. Karena Adam sudah menjemputnya!!" ucap Anggun lagi. karena biasanya Tuan Jordan menjadikan Arthur sebagai alasan untuk dia datang dan merusuh.
"Aku sudah tahu, dan aku datang ke sini bukan untuk Arthur. Tetapi untuk mengejar Mommynya Arthur!" Benyamin berbicara sambil menatap lekat ke arah anggun membuat wanita itu salah tingkah.
Lagi lagi tuan Jordan mengucapkan kata kata yang membuat wajahnya menjadi merah. Ingin rasanya Anggun bersembunyi ke lobang semut, agar pria di hadapannya ini tidak tahu jika dia sedang tersipu.
Ben tersenyum tipis melihat wajah yang merona itu. Terlihat begitu menggemaskan
*
"Apa yang sudah uncle dapatkan?!" Arthur baru saja masuk kedalam mobil milik Adam saat Adam menjemputnya pulang sekolah. dan sudah bertanya hal yang demikian.
"Setidaknya ucapkan selamat siang dulu pada uncle!" ketus Adam .
"Memangnya itu penting?!"
Ingin rasanya Adam melempar anak kecil itu ke jalan raya, jika saya bocah menyebalkan itu bukanlah anak Anggun.
"Ngomong ngomong mobil pilihan Uncle boleh juga!" ucap Arthur sambil meneliti setiap desain dan vitur yang tersedia dalam mobil tersebut. "Apa Arthur boleh mencobanya?!"
"Jangan berani macam macam!" pertanyaan yang sangat ditakutkan oleh Adam terlontar juga.
"Ayolah uncle.,.?!" Arthur menunjukkan wajah memelas.
"Cih .. jangan harap. Uncle tidak akan tertipu dengan wajah polos palsumu itu!"
Arthur mendengus kesal, karena kini wajah imutnya tak lagi berlaku di hadapan Adam. Padahal dia benar benar ingin. Dari luar mobil uncle Adam tampak biasa saja. Tapi di dalam, mata jeli Arthur bisa melihat segala kelebihan dari mobil tersebut. Termasuk salah satunya adalah, bahwa mobil tersebut dirancang khusus anti peluru, senjata tajam dan panas api .
"Putar music dan tambah suhu AC !" ucap Arthur tegas.
Lalu terdengar music mengalun merdu dan suhu di dalam mobil menjadi lebih sejuk dari sebelumnya.
"Hei .. ini mobil Uncle, kenapa jadi kamu yang seenaknya memberi perintah?!" geram Adam pada tingkah Arthur yang semaunya sendiri. Adam juga merasa kesal dengan mobilnya. Seharusnya mobil itu hanya menuruti perintahnya saja. Tapi kenapa mobil itu bisa menuruti perintah Arthur juga. Akan tetapi lagi lagi Adam sadar, Arthur memang lain dari yang lain. Arthur anak yang super spesial.
Mobil yang baru saja dibeli oleh Adam sehari yang lalu itu memang di lengkapi vitur canggih. Salah satunya adalah bisa menerima perintah berupa suara.
"Ayolah uncle, jangan pelit!" sahut Arthur yang sudah membaringkan tubuhnya di sandaran kursi yang direbahkan, dan juga sudah memejamkan.mata.
Adam melirik saja tingkah menyebalkan bocah yang dulu dia anggap imut.
"Anak ini benar benar layak di tenggelamkan di samudera Pasifik!"
gumamnya dalam hati. Bukan karena takut, tapi lebih pada dia tak ingin mendengar sahutan bocah itu yang tentunya akan berpotensi membuatnya terkena hipertensi.
"Uncle..!" tiba saja Arthur bangkit dari posisi berbaringnya. Adam hanya diam tak menyahut. Juga enggan untuk menoleh. Dia masih kesal .
"Jadi apa yang sudah uncle dapatkan?!" Arthur dalam mode serius.
"Orang yang bekerja sama dengan nenekmu lolos dari hukuman. Dia hanya terkena sanksi sedikit saja. Padahal dia juga termasuk cuilan otak dari kematian Grandma-mu. Tetapi dia punya bukti kuat, jika dia hanya menjalankan perintah nenekmu, bahkan menempatkan diri sebagai korban, dan menyatakan bahwa nenekmu mengancam keselamatan keluarganya!"
"Ini tidak bisa dibiarkan. Dia juga harus dihukum dengan setimpal!" geram Arthur
"Semua file bukti yang Uncle dapat sudah Uncle transfer ke akunmu. Kau bisa memeriksanya nanti begitu sampai di rumah!" ucap Adam .
"Hem..!" mata Arthur berkilat marah .
"Setidaknya ucapkanlah terima kasih!" Adam sebal. Anak disampingnya sungguh hilang etika.
"Cih... ucapan terima kasih saja tidak akan membuat Uncle kenyang. Aku akan membayar Uncle dengan uang yang banyak nanti. Itu yang lebih Uncle butuhkan untuk bertahan hidup di negara ini!" ledek Arthur
"Kau pikir Uncle semiskin itu? Kau bahkan bisa melihat Uncle mampu membeli mobil baru disini!, lagipula, memangnya kapan kau akan membayar Uncle? Seperti kau punya uang saja?!" ejek Adam
"Nanti lah , kalau Mommy sudah menikah dengan DaddyKu!" jawab Arthur santai.
"Itu akan lebih lama dari pada menunggu ayam jantan bertelur. Kau tahu?, Kau, Mommy mu, Daddy mu, semua adalah orang orang aneh. Kalian sudah tahu hubungan antara kalian tapi tidak juga gerak cepat dan segera bersatu, tapi malah seperti orang main kucing kucingan?!"