Varel adalah seorang mantan prajurit yang berhenti karena suatu insiden yang besar.
Kini dia menjadi seorang pengawal dari seorang wanita cantik yang bernama Cintia. Cintia adalah wanita yang terkenal begitu cantik bak seorang Dewi di kota itu.
Cintia selain cantik juga begitu arogan terhadap Varel. Tapi Varel juga dengan profesional menjalankan tugasnya untuk melindungi Cintia.
"Kamu jangan terlalu dekat dengan ku!" marah Cintia kepada Varel.
"Oh, baiklah," jawab Varel.
Seorang pembunuh tiba-tiba saja muncul dan langsung menembakkan pistolnya ke arah Cintia. Cintia tampak terkejut dan begitu ketakutan.
Peluru itu melesat dan akan menembus dada Cintia, akan tetapi Varel sudah lebih dulu menarik dan memeluk tubuh Cintia, lalu jatuh bersama untuk melindunginya.
"Kamu... beraninya memelukku," marah Cintia yang sedang terbaring di lantai sambil di peluk Varel.
"Eh..." Varel seolah tidak percaya dirinya baru saja menolongnya, tapi justru malah di makinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 6 WAJAH BARU VAREL
Kakek Gunawan mulai masuk berjalan ke arah Cintia dan Alex di ikuti oleh beberapa bawahannya.
Alex yang melihat itu segera melepaskan kerah kaos Varel dan berjalan menghampiri Gunawan.
"Tuan besar Gunawan, apa kabar, tidak menyangka saya akan bertemu dengan anda di sini," sapa Alex begitu ramah dan hormat kepada kakek Gunawan.
"Pria itu ada hubungan apa dengan orang besar seperti tuan besar Gunawan?" ujar seseorang yang melihat tingkah Alex itu.
"Tampaknya pria itu sangat hebat jika mempunyai hubungan dengan tuan besar Gunawan," ujar orang yang lain lagi.
Mendengar orang-orang terlihat kagum kepadanya, Alex terlihat begitu bangga.
"Kamu siapa?" tanya kakek Gunawan yang tampaknya tidak mengenal Alex.
Alex kemudian mulai menjelaskan bahwa dirinya adalah putra dari Arya Sukmawan. Perusahaan mereka juga merupakan perusahaan penyediaan bahan baku kosmetik, dan memiliki kerja sama dengan group Gunawan.
Dapat di katakan bahwa Alex sebenarnya ingin menjilat kakek Gunawan dan memperlihatkan bahwa dirinya memiliki hubungan erat dengan tuan besar Gunawan.
"Oh," ujar kakek Gunawan mendengar penjelasan Alex.
Kakek Gunawan terlihat tidak begitu memperdulikan Alex dan justru terkejut melihat sosok Varel yang sedang berdiri diam.
Sesaat setelah melihat varel, kakek Gunawan menjadi sangat bersemangat dan langsung berjalan menghampirinya.
"Anak muda, kita bertemu lagi," ujar kakek Gunawan kepada Varel.
Seketika semua orang terlihat terkejut dengan apa yang di lakukan tuan besar Gunawan ini.
"Iya, kebetulan sekali," balas Varel sambil tersenyum.
"Tuan besar Gunawan, apa anda mengenal pria lusuh ini?" sela Alex yang terkejut dan penasaran.
"Jaga ucapanmu, atau aku akan menghajarmu," bentak kakek Gunawan.
Seketika Alex juga langsung diam dan tidak berani berbicara lagi. Sementara Cintia sendiri hanya diam dan bingung dengan yang terjadi.
"Anak muda, karena kebetulan kita bertemu di sini, aku ingin mengajakmu ngobrol sekaligus ingin berterima kasih atas kejadian sebelumnya," ujar kakek Gunawan.
"Sebentar tuan besar, saya harus bertanya kepada seseorang dahulu," balas Varel.
Varel mulai bertanya kepada Cintia dan mengatakan bahwa dia akan ikut sebentar dengan tuan besar Gunawan.
"Pergilah, jangan membuat tuan besar Gunawan kecewa," ujar Cintia kepada Varel.
Cintia juga terkejut dan penasaran apa yang sudah terjadi kepada Varel, sehingga dirinya bisa mengenal seorang sosok yang begitu terkenal seperti tuan besar Gunawan.
Varel dan kakek Gunawan mulai pergi menuju ke ruangan VIP restoran itu.
Sementara Cintia dan Alex kembali membicarakan tentang kerjasama sama mereka. Cintia mengharapkan kerjasama itu, namun dirinya tetap menolak untuk bersama dengan Alex.
Hingga setengah jam berlalu, Alex juga sudah mulai kehilangan kesabarannya.
"Baiklah kalau begitu kamu bersiaplah untuk bangkrut," ujar Alex dengan kesal.
"Jika kamu berubah pikiran, jangan harap harap kamu hanya sekedar bersamaku, tapi kamu juga harus merangkak di ranjang ku setiap malam," sambung Alex.
Cintia yang mendapatkan penghinaan seperti itu juga langsung marah dan berdiri. Harga dirinya seolah telah di injak-injak di depan umum.
"Plak," Cintia langsung menampar Alex dengan keras.
"Jalang, beraninya kamu menamparku," Alex begitu marah sambil memegangi pipinya yang sakit.
Alex segera mengangkat tangannya hendak menampar balik Cintia, Cintia sendiri terlihat memejamkan matanya ketakutan.
Namun di saat yang tepat Varel telah kembali dan langsung memegang tangan Alex lalu memelintirnya.
"Argh, sakit, lepaskan," teriak Alex kesakitan.
"Minta maaf kepada Cintia!" ujar Varel dengan serius.
"Siapa kamu beraninya memerintah ku," jawab Alex.
Varel semakin kuat memelintir tangan Alex sehingga membuatnya kesakitan hingga duduk jongkok.
"Argh, baik... baik... cukup, aku akan minta maaf," ujar Alex.
Alex pun meminta maaf kepada Cintia dan Varel pun melepaskannya.
"Jika kamu berani menghina nona Cintia, aku sendiri yang akan menghajarmu," ujar Varel.
"Kamu pikir kamu hebat, tunggu saja ini belum berakhir," balas Alex segera pergi dari sana.
Varel kemudian mulai menghampiri Cintia dan berkata kepadanya.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Varel.
"Aku baik-baik saja, terima kasih," jawab Cintia.
"Ayo kita kembali ke perusahaan saja!" sambung Cintia.
Mereka berdua pun keluar dari restoran itu menuju ke mobilnya dan pergi dari sana.
"Nona, anda terlihat begitu banyak sekali pikiran," ujar Varel di dalam mobil.
"Tidak apa, hanya saja sebentar lagi aku akan kehilangan perusahaan yang sudah aku rintis dari nol," balas Cintia.
Varel hanya tersenyum kecil mendengar itu, dan kemudian tiba-tiba saja ponsel Cintia berbunyi.
"Halo, ini siapa?" tanya Cintia di telepon karena yang meneleponnya adalah nomor baru.
"Nona Cintia, ini dari group Gunawan, kami ingin bekerja sama dengan perusahaan anda sebagai penyedia bahan baku kosmetik utama anda," jawab seorang wanita di telepon.
"Apa, group Gunawan mau mengajak bekerja sama?" Cintia seketika terkejut mendengarnya.
"Nona tidak usah bingung, semua ini berkat tuan Varel, tuan besar Gunawan berhutang budi kepadanya dan memutuskan untuk membantu anda," jelas wanita di telepon.
Cintia terkejut bukan main dan sama sekali belum mengetahui hubungan apa Varel dan tuan besar Gunawan.
"Kamu besok akan ke perusahaan anda untuk menandatangani kontrak, kalau begitu terima kasih, selamat siang," sambung wanita.
Ketika panggilan berakhir, seketika Cintia kembali bersemangat karena perusahaannya tidak jadi bangkrut. Dapat di pastikan jika perusahaannya bekerja sama dengan group Gunawan, maka masa depan perusahaannya akan semakin terang.
"Varel aku tidak tahu kamu memiliki hubungan dengan tuan besar Gunawan," ujar Cintia.
"Kebetulan saja kami pernah bertemu," jawab Varel.
"Kalau begitu terima kasih, aku berhutang kepadamu," ujar Cintia dengan malu.
Sebelumnya dirinya selalu tidak menganggap Varel, tapi hari ini Varel telah membantunya, sehingga membuat dirinya menjadi tidak enak.
Mereka berdua kembali ke perusahaan, Cintia segera masuk ke ruangan untuk mempersiapkan semua berkas-berkas kerjasama untuk besok.
Sementara Varel berada di luar perusahaan, karena bosan Varel memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar.
Ketika di jalan tiba-tiba saja seorang wanita yang sedang fokus memainkan ponselnya menabrak Varel.
"Aduh," ujar wanita itu terkejut hingga membuat ponsel dan tas kecilnya terjatuh.
"Maaf tidak sengaja, anda yang menabrak lebih dahulu," ujar varel sambil mengambilkan tas wanita itu dan memberikannya.
"Iya aku tahu, aku sedang fokus membalas pesan dan tidak melihat jalan," ujar wanita itu.
Begitu wanita itu melihat Varel, dirinya langsung terkejut karena mereka pernah bertemu sebelumnya.
Wanita itu adalah Andini yang terlihat begitu cantik dan manis.
"Kamu Varel," ujar Andini.
"Eh, kita bertemu lagi," balas Varel.
Andini yang sebelumnya sempat kesal karena di acuhkan oleh Varel kini mulai tersenyum. Andini mulai sadar jika Varel di lihat dari dekat ternyata cukup tampan walau hanya menggunakan sebuah kaos.
"Hem, sebelumnya kamu sudah pernah menolongku, bagaimana jika aku mentraktir mu sebagai ucapan terima kasih?" ujar Andini.
"Boleh, kebetulan aku juga sedang lapar," jawab Varel.
"Baguslah, di depan sana ada sebuah mall, bagaimana jika kita makan di sana saja?" tanya Andini.
"Boleh," jawab Varel.
Mereka berdua mulai berjalan menuju ke mall untuk makan. Sambil makan mereka juga asik mengobrol.
"Pria itu kelihatan begitu lusuh, tapi bisa makan bersama seorang wanita cantik," ujar salah seorang yang makan di tempat itu juga.
"Benar, aku juga jadi iri di buatnya," sambung orang yang berada di sebelahnya.
Varel yang mendengar itu juga tidak memperdulikannya dan fokus untuk makan saja, sementara Andini hanya tertawa kecil saja.
"Varel, aku lihat wajahmu tidak jelek, kamu bisa merubah penampilanmu yang sekarang ini," ujar andini.
"Tidak apa, aku lebih nyaman," jawab Varel.
"Huh, benar-benar payah, setelah ini aku akan membawamu memilih baju dan menata rambutmu agar lebih menarik," ujar Andini.
"Tidak perlu," balas Varel.
"Anggap saja sebagai ucapan terima kasihku lagi," ujar Andini terlihat memaksa.
Setelah makan, benar saja Andini langsung menarik tangan Varel dan membawanya pergi ke salon, lalu memilihkan beberapa pakaian untuknya.
Setelah 1 jam Andini menunggu, akhirnya Varel juga telah selesai dari salon dan berganti pakaian.
"Aku sudah selesai, aku juga harus kembali karena hari sudah mau gelap," ujar Varel.
Andini tampak sangat terkejut melihat penampilan Varel yang sekarang ini. Varel terlihat begitu sangat tampan dan berkarisma.
"Wah, hampir saja aku tidak mengenalimu," ujar Andini.
"Sialan pria ini tampan sekali sekarang," ucap Andini dalam hati.
"Aku harus segera pergi, terima kasih atas makanan dan pakaiannya," ujar Varel.
Varel mulai berjalan pergi dengan tergesa-gesa karena hari sudah mulai gelap. Varel takut jika Cintia sudah keluar dari perusahaan dan tidak menemukannya di luar.
"Eh," Andini hendak menghentikan Varel tapi mengurungkan niatnya.
gk ad next??
kita temukan jawabannya pada chapter2 yg akan datang