Pengawal Tampan

Pengawal Tampan

Episode 1 ARTIS CANTIK ANDINI

"Hah, bosan sekali hampir tiap hari hanya makan semangkuk bakmie saja," ucap Varel sambil memakan mie dengan lahap.

Walaupun bakmie di tempat ini terkenal begitu enak, tapi tetap bosan juga jika harus memakannya setiap hari.

"Sudah tiga bulan aku belum mendapatkan pekerjaan, jika terus seperti ini aku juga bakalan di usir oleh pemilik rumah karena tidak bisa membayarkan uang sewa," sambung Varel sendiri.

Beberapa saat kemudian Varel juga telah selesai makan dan meminum sebotol air mineral.

Varel bangkit dari tempatnya dan mulai berjalan menuju ke meja kasir untuk membayar makanannya.

"Berapa semuanya?" tanya Varel kepada penjaga kasir.

"Seperti biasanya," jawab penjaga kasir sambil tersenyum.

Penjaga kasir itu adalah seorang gadis muda dengan menggunakan kacamata yang lumayan cantik dan bernama Rini. Rini harus mengakui bahwa Varel terlihat sangat tampan walau hanya menggunakan sebuah kaos dan celana pendek saja.

Varel mulai merogoh ke dalam saku celana dan mulai mengeluarkan beberapa lembar uang. Akan tetapi beberapa lembar uang itu hanya senilai 150 ribu saja.

"Hah uangku benar-benar akan segera habis," pikir Varel menghela nafas.

Varel mulai memberikan pecahan uang 50 ribu kepada Rini untuk membayar makanannya. Akan tetapi Rini justru mengembalikannya kepada Varel.

"Tidak usah hari ini biarkan aku yang mentraktir saja," ujar Rini tersenyum kepada Varel.

Rini juga mengetahui bahwa Varel sedang kekurangan uang dan belum mendapatkan pekerjaan.

"Wah, kalau begitu terima kasih, lain kali aku akan mentraktir mu balik," jawab Varel sambil tersenyum.

Seketika pipi Rini sedikit memerah mendapatkan senyuman dari Varel ini dan membuatnya menjadi grogi.

Namun tiba-tiba saja di luar kedai terdengar suara orang berteriak dengan keras. Varel yang penasaran juga langsung menuju ke luar untuk melihat apa yang sedang terjadi.

"Pencuri!" teriak salah seorang yang sedang berlari mengejar.

"Cepat kejar dia," teriak orang yang lain yang juga ikut mengejar.

Varel yang sudah berada di luar kedai melihat seorang pria berlari dengan cepat sambil membawa sebuah tas mewah berwarna hitam.

Dalam sekejap Varel juga langsung mengetahui apa yang telah terjadi, dimana pria itu sudah mencuri dan sedang di kejar oleh beberapa orang.

Varel secara tiba-tiba saja sudah muncul dan berada di hadapan si pencuri itu. Alhasil pencuri itu tampak terkejut dengan kemunculan Varel dan menghentikan langkahnya.

"Brengsek, bocah beraninya kamu menghalangiku," ujar pencuri itu.

"Cepat kembalikan tas yang kamu ambil itu kepadaku!" ujar Varel.

"Bocah beraninya kamu, apa kamu sudah bosan hidup," balas pencuri.

Beberapa orang yang mengejar pencuri itu juga telah sampai dan mulai berhenti di belakangnya.

"Kamu sudah terkepung, cepat menyerah lah!" teriak salah seorang di sana.

Mengetahui dirinya sudah tidak bisa melarikan diri lagi, pencuri itu mulai mengeluarkan sesuatu dari balik pakaiannya.

Sebuah parang yang cukup panjang di keluarkan dan di acungkan kepada semua orang.

"Gawat dia memiliki senjata," ucap salam seorang perlahan mulai berjalan mundur.

"Kita jangan gegabah," ucap orang yang lain.

"Sial, apa kita harus membiarkannya pergi begitu saja?" ucap orang yang lain lagi.

Orang-orang mulai mundur perlahan karena merasa takut terhadap pencuri itu.

"Jika ada yang berani ikut campur, aku akan membunuh kalian!" ujar pencuri dengan mengacungkan parangnya.

Orang-orang pun semakin berjalan mundur dan tidak ada yang berani mendekat kecuali Varel yang masih terlihat tenang dan begitu santai.

"Kamu lebih baik menyerah saja sekarang," ujar Varel kepada pencuri itu tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"Haha, sialan kamu masih berlagak sok jadi pahlawan," balas pencuri itu.

"Karena kamu sangat ingin mati, maka matilah!" teriak pencuri itu.

Pencuri itu langsung menuju ke arah Varel dan menyerang dengan parangnya.

"Gawat pria itu akan segera mati," ujar salam seorang yang melihat itu.

"Pria itu begitu gegabah, seharusnya dia biarkan saja pencuri itu pergi," ujar orang yang lain lagi.

Sebuah tebasan parang dari pencuri itu langsung melayang ke arah Varel. Akan tetapi Varel dengan santai menggeserkan tubuhnya ke samping, sehingga parang itu tidak mengenainya dan hanya menebas angin saja.

Dengan cepat Varel langsung melayangkan tinjunya ke arah wajah pencuri itu.

"Buk," tinju Varel menghantam wajah pencuri itu dengan keras.

Seketika pencuri itu langsung terpental dan menggusur jalan hingga beberapa meter. Pencuri itu langsung tergeletak dan tidak sadarkan diri.

"Hebat sekali," ujar salah seorang yang terkejut melihat itu.

"Tidak di sangka ternyata pria itu sangat hebat dalam berkelahi," ujar orang yang lain juga kagum dan terkejut melihat itu.

Varel mulai menghampiri pencuri yang tergeletak itu dan mengambil tas berwarna hitam.

Dari kejauhan seorang wanita tampak mendekat dengan tergesa-gesa. Wanita itu terlihat begitu cantik dengan rambut sebahu dan kemeja berwarna putih.

Wanita cantik itu bernama Andini dan merupakan pemilik dari tas yang dicuri.

"Apakah ini tas nona?" tanya Varel kepada andini.

"Iya, itu milikku," jawab Andini.

"Kalau begitu ambillah," Varel memberikan tas itu kemudian mulai berbalik badan hendak berjalan pergi.

"Eh, tunggu!" panggil Andini.

"Ada apa?" tanya Varel kembali menoleh ke Andini.

"Ada baiknya jika mungkin dia memberikan beberapa lembar uang sebagai imbalan," pikir Varel setelah dirinya berhasil mengembalikan tas milik Andini.

"Terima kasih, namaku Andini," jawab Andini sambil memajukan telapak tangannya.

"Eh, aku Varel."

Mereka mulai berjabat tangan dan Varel seketika merasakan kulit tangan Andini yang begitu halus dan lembut.

"Bukankah itu Andini, artis tercantik di kota ini," ujar salah seorang di sana.

"Pria itu beruntung sekali bisa menyentuh tangannya," ujar orang yang lain.

Andini adalah seorang artis yang sangat terkenal dengan kecantikannya dan perannya yang begitu memukau. Sementara Varel sama sekali tidak mengenal dan mengetahui tentang Andini.

"Sebagai rasa terimakasih ku bagaimana jika aku mentraktir mu makan, bagaimana?" tanya Andini.

"Aku baru saja selesai makan, lain kali saja," jawab Varel kemudian mulai berjalan pergi.

Varel masih harus segera mendapatkan pekerjaan agar bisa segera menghasilkan uang.

"Pria itu benar-benar bodoh, bagaimana dia bisa menolak ajakan seorang wanita cantik seperti Andini," ujar salah seorang melihat Varel telah pergi.

"Aku rasa dia idiot," ujar orang yang lain.

Sementara Andini terlihat kesal, ini pertama kali baginya mengajak seorang pria untuk makan bersama. Akan tetapi pria itu justru menolaknya di depan banyak orang.

"Sudahlah," ucap Andini sendiri kemudian juga berjalan pergi dari sana.

Malam hari Varel sedang berada di kamar kontrakannya. Varel sedang berbaring di atas ranjang sambil memegang beberapa lembar koran di tangannya.

"Sial sekali, seharian pergi mencari pekerjaan akan tetapi sama sekali tidak mendapatkan pekerjaan yang cocok untuk diriku," ucap Varel sendiri.

Varel mulai membaca koran dan melihat sebuah kolom pengumuman. Di mana di kolom itu tertera tulisan.

"Sedang di butuhkan seorang pengawal profesional dengan kemampuan hebat untuk bekerja dengan gaji 100 juta."

Begitu membaca itu seketika Varel menjadi langsung bersemangat kembali. Menjadi seorang pengawal adalah sesuatu yang sangat cocok untuknya.

"Wah besar sekali bayarannya, aku harus mendapatkan pekerjaan ini," ucap Varel.

Terpopuler

Comments

AbhiAgam Al Kautsar

AbhiAgam Al Kautsar

awal yg berkesan

2024-07-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!