Perjuangan seorang pemuda yang bernama Barata untuk balas dendam karena di hina oleh tunangannya.Dia dianggap tidak cocok oleh tunangannya yang merupakan murida dari salah satu perguruan terkenal.Karena bercita-cita ingin menjadi kuat dan tidak mau di remehkan ia pun mencoba mendaftarkan diri ke suatu perguruan.Namun di tengah jalan tanpa dia sadari tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menabrak dirinya hingga membuatnya pingsan.Hal itulah yang membuat dirinya terlambat untuk mendaftar sebagai murid baru.
Secara pelan tapi pasti Barata terus berlatih dan melangkah dari titik lemah sampai menuju ke titik yang paling kuat.Dia pun akhirnya menemukan sebuah perguruan yang mau menerima dirinya dan menjadi murid utama di sana.
Setelah berlatih beberapa bulan akhirnya ia pun oleh gurunya diikutsertakan dalam sebuah pertandingan yang mana di sana ia bertemu dengan tunangannya yang juga ikut dalam pertandingan itu.Bagaimana cerita selanjutnya ikuti saja dalam sang penerus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kota Sandara
Siang itu susana di kota Sandara terlihat begitu sangat ramai banyak orang yang berjualan disekitar jalanan kota.Orang orang yang hilir mudik memenuhi jalanan di kota tersebut untuk melihat lihat dagangan para penjual yang mereka tawarkan.Kebanyakan barang yang dijual oleh pedagang disana adalah berupa senjata dan barang barang kuno lainnya.
Bagi para pendekar dunia persilatan kota Sandara adalah tempat yang cocok bagi mereka untuk mencari barang barang yang butuhkan selain banyak pilihan harganya juga terjangkau.
Dari arah sebelah barat jalan itu terlihat tiga orang sedang berjalan menuju ke sebuah pedagang ,mereka bertiga adalah Bajra,Ludira dan Pasopati para guru dari perguruan Harimau Api.Rupanya mereka bertiga berniat untuk mencari barang yang berharga diantara para pedagang itu.
"Aku tidak yakin dapat menemukan barang bagus di sini kakang."Ucap Ludira.Sambil mengedarkan pandangannya ke arah para pedagang yang ada di kanan kiri jalan tersebut.
"Kau jangan langsung putus asa begitu Ludira,kita kan belum melihat lihat semuanya barang yang ada di para pedagang itu."Ucap Bajra.
"Kakang di sana sepertinya ada barang yang menarik."Ucap Pasopati.
"Kalau begitu ayo kita lihat ada apa saja di sana "Ucap Bajra.Kemudian menghampiri seorang pedagang di pinggir jalan yang berada ditengah-tengah pedagang lain.
"Silahkan dilihat-lihat tuan tuan barang kali ada barang yang menarik bagi tuan bertiga."Ucap pedagang itu dengan ramah.
Bajra dan kedua temannya memperhatikan barang dagangan yang ada di atas meja itu, mereka memperhatikan dengan cara seksama.Tapi setelah memperhatikan beberapa saat barang barang itu ternyata tidak ada satu pun barang yang membuat mereka tertarik.Sehingga mereka bertiga langsung pergi melihat lihat ketempat lain.
"Apa saya bilang barang di sini memang tidak ada yang berkualitas mendingan kita cari saja di tempat lelang meskipun harga mahal mutunya sudah jaminan kakang."Ucap Ludira.
"Kita coba ke sana,jika memang tidak ada yang bagus apa boleh buat kita cari di tempat pelelangan."Ucap Bajra.
Ketiga orang itu kemudian menghampiri pedagang yang berada di ujung jalan.Jika di sana mereka tetap tidak menemukan barang bagus makanya mereka akan mencarinya di tempat lelang.
Pedagang yang Bajra dan kedua temannya tuju itu sedang melayani seorang pemuda yang tidak lain adalah Barata adanya.Dia tertarik dengan sebuah benda yang berupa batu berwarna merah.Batu itu adalah batu merah delima yang naga kebetulan naga Welang butuhkan.
Barata mengambil batu merah itu dan memperhatikannya dengan seksama ada rasa ketertarikan dalam hatinya.
"Barata cepat kau beli batu ini, karena batu ini mengandung sebuah pusaka didalamnya."Ucap Naga Welang.
"Jadi yang kau bilang ada pusaka di sebelah barat itu ini Naga Welang."Tanya Barata.
"Ya cepat kau bayar batu ini lalu segera pergi."Ucap Naga Welang.
"Baiklah ."Ucap Barata.
"Itu harganya murah tuan muda cuma sepuluh koin emas saja."Ucap pedagang itu.
"Hmmm..... apa tidak boleh kurang paman, sepertinya harga segitu terlalu mahal untuk ku."Ucap Barata mencoba untuk menawar.
"Baiklah untuk penglaris saya akan kurangi, bagaimana kalau sembilan koin emas, saya kira harga segitu sudah cocok melihat barang sebagus itu."Ucap pedangang itu karena dengan harga segitu ia sudah dapat untung besar .
"Baiklah kita sepakat."Ucap Barata.Kemudian mengambil uang dari balik bajunya.
"Ini uangnya paman."Ucap Barata.
"Tunggu...!!!"Teriak seseorang secara tiba-tiba dari arah belakang yang tidak lain adalah Bajra dan kedua temannya.
"Ada apa tuan."Tanya pedang itu.
"Aku tertarik dengan barang itu berapa kau menjual barang itu pada pemuda ini."Tanya Bajra.
"Sembilan koin emas tuan."Ucap pedagang itu.
"Aku berani membayar dua puluh koin emas pada mu jika kau mau menjualnya pada ku."Ucap Bajra.
Pedagang itu terkejut mendengar tawaran dari Bajra yang begitu sangat tinggi dan merasa sangat bingung karena terlanjur menjalin kesepakatan dengan pemuda yang ada dihadapannya itu.Karena berfikir akan mendapatkan keuntungan yang besar pedagang itu kemudian tanpa malu langsung berniat membatalkan kesepakatan tadi.
"Tuan muda seperti kita harus membatalkan kesepakatan kita tadi sebaiknya tuan pilih barang yang lain saja."Ucap pedagang yang sudah tergiur dengan penawaran Bajra.
"Maaf paman karena aku adalah pembeli pertama maka barang ini sekarang menjadi milikku."Ucap Barata.Seraya meletakan uang itu kemudian segera berlalu pergi tanpa menghiraukan ucapan pedagang itu.
Pedagang itu tanpa bisa berbuat apa-apa dengan terpaksa ia menerima sembilan keping uang emas yang Barata tinggalkan.
"Dari mana pemuda itu berani sekali bertingkah di hadapan kita Kakang."Tanya Pasopati dengan perasaan tidak suka kepada Barata.
"Ayo kita tawar lagi benda itu berapa pun yang dia minta ."Ucap Bajra berniat mengejar Barata karena dia juga sangat tertarik dengan batu itu.
"Kalau dia tetap saja ingin mempertahankan benda itu kita rebut saja secara paksa kakang."Usul Ludira.
"Benar apa susahnya merebut benda itu dari tangan seorang yang tingkat bela diri masih tingkat awal tahap pertama seperti dia."Ucap Pasopati.
"Kalau begitu ayo kita bergegas sebelum dia jauh."Ucap Bajra.
Ketiga orang orang langsung melesat mengejar Barata yang sedang melangkah ke arah selatan.Barata yang tidak mengetahui dirinya sedang dikejarnya oleh ketiga orang itu berjalan cukup santai karena barang yang dicarinya sudah dia dapatkan.
"Aku baru tahu kalau di kota Sandara ini banyak sekali orang orang yang berjualan benda pusaka,hmmm tapi dari mana kira kira mereka mendapatkan semua benda benda itu."Gumam Barata.Sambil terus melangkah.
"Berhenti anak muda."Teriak seseorang yang tidak lain adalah Bajra dan dua temannya.
Barata segera membalikkan badannya dan mendapati tiga orang yang tadi di lihatnya.
"Ada apa tuan."Tanya Barata.
"Cepat katakan pada ku berapa harga yang kau tetapkan untuk batu tadi."Ucap Bajra.
"Sekali lagi maaf tuan aku tidak berniat untuk menjual barang ini pada kalian."Ucap Barata.
"Haii...anak muda buka telinga mu lebar lebar,kami bertiga adalah orang orang dari perguruan Harimau Api,kau pasti sudah dengar nama perguruan itu."Bentak Ludira.Mencoba membuat takut Barata.
"Jadi beginilah watak dan sikap orang orang dari perguruan yang terkenal itu sungguh tidak aku duga sikap mereka tidak ada bedanya dengan para perampok."Ucap Barata dalam hati.
"Saya rasa ini tidak ada sangkut pautnya dengan perguruan kalian,perlu saya tegaskan pada kalian bahwa batu ini saya tidak akan menjualnya pada kalian,maaf aku harus segera pergi."Ucap Barata.Seraya membalikkan badannya dan melangkah pergi.
"Kurang ajar ,dia benar benar tidak menandang kita kakang."Ucap Ludira.
"Kalau begitu kita rebut paksa barang itu dari pemuda ingusan itu."Ucap Bajra.
"Serahkan dia pada ku kakang."Ucap Ludira.Seraya mengejarnya.
"Tunggu anak muda,kau tidak bisa pergi begitu saja sebelum meninggalkan batu itu!"Teriak Ludira.
"Celaka jika aku sampai bentrok dengan mereka."Ucap Barata.Mengetahui keadaan dirinya yang bukan lawan dari mereka yang merupakan para pendekar kelas atas tingkat awal itu.
Tapi Barata tidak mau menyerahkan batu itu dengan serta merta bagaimana pun dirinya juga membutuhkan batu itu.
"Ada apa lagi tuan, bukankah saya sudah katakan pada tuan kalau saya tidak menjual batu ini."Ucap Barata.
"Aku tidak perduli kau mau menjualnya atau tidak, karena aku akan merebut paksa batu itu dari mu."Ucap Ludira.
"Aku tidak mengira kalau ternyata perguruan Harimau Api hanyalah kumpulan orang orang yang suka merampok."Ucap Barata.
"Kurang ajar, berani sekali mulut mu berkata seperti itu! Sekarang terima ini , hiiiaaaaat."
Ludira langsung menyerang Barata dengan tinjaunya wuuuus....!!Barata mengelak kesamping sehingga pukulan Ludira itu dapat di hindarinya.
Ludira menggeram marah melihat pukulannya luput mengenai pemuda itu.Ia kemudian menyerangnya kembali dengan serentetan pukulannya.
Barata bergerak secepat yang ia bisa untuk menghindari serangan dari Ludira itu.Angin sambaran serangan Ludira terasa sakit saat melewati muka Barata.Ia tahu kalau orang itu menggunakan tenaga dalam dengan tidak main-main.
"Kurang ajar, bagaimana bisa cuma seorang bela diri kelas awal tingkat pertama mampu menghindari serangannya ku."Ucap Ludira dengan rasa tidak percaya.
Hiiiaaaaat......!!Ludira melayang kan jurus tinjau harimau api yang di milikinya wuuuus...!! Barata langsung menyambut tinjau itu karena tidak sempat untuk menghindarinya.
Plaaak.. !!! Deesss...!! Barata dan Ludira pun sama sama terpental ke belakang weeees.....!!!
Akhh...!!Barata merasakan sakit pada dadanya karena memaksakan kekuatannya.Sedangkan Ludira hanya merasakan kesemutan saja pada pergelangan tangannya.Ludira di buat terkejut melihat pemuda itu mampu menahan jurus andalannya dan tidak mengalami cidera apa apa.
Bajra dan Pasopati pun juga tidak kalah terkejutnya melihat Barata mampu menahan pukulan jurus tinjau harimau api itu.
"Barata sebaiknya kau kabur saja dari sini percuma mereka bertiga bukan tandingan mu saat ini."Ucap Naga Welang.
"Ya aku tahu itu, aku sedang mencari cara untuk kabur dari mereka."Ucap Barata.
"Sepertinya aku harus mm membantu Ludira kakang."Ucap Pasopati.
"Ini benar benar memalukan Pendekar kelas atas tidak mampu menundukkan seorang pemuda ingusan yang tingkat beladirinya masih di tingkat awal tahap pertama."Ucap Bajra.
Pasopati langsung melesat dan menerjang Batara dengan mengirimkan tendangannya.
"Celaka rupanya mereka mau main keroyok baiklah akan aku layani mereka."Ucap Barata.Ia langsung melesat menyambut tendangannya plaaak...!!!Desss....!!! Pasopati di buat terpental oleh Barata lewat adu tendangan itu hingga membuatnya terhuyung huyung ke belakang.Sedang Barata terlempar cukup jauh hingga membuat dirinya terjatuh Gedebuuuk....!!!.
"Aku tidak percaya kalau dia seorang bela diri berada di tingkat awal tahap pertama."Gumam Pasopati setelah melihat Barata mampu menahan tendangannya tidak mengalami cidera apa apa
"Apa perlu kita mengeroyok dia Ludira, tapi akan sangat memalukan jika ada seseorang yang melihat tindakan kita ini."Ucap Pasopati.
"Kau benar , tapi aku rasa tidak perlu kita melakukan hal itu karena aku belum mengerahkan seluruh kemampuan ku."Ucap Ludira.
"Kalau begitu baiklah silahkan kau lanjutkan untuk menghajar anak itu."Ucap Pasopati.
Barata yang baru berdiri segera memutar otaknya untuk bisa secepatnya pergi dari orang orang itu,ia akan mengalami kerugian besar jika nekad meladeni para pendekar kelas atas itu.
"Naga Welang apa tidak ada cara untuk kabur dari mereka."Tanya Barata.
"Baiklah akan aku salurkan kekuatan ku bersiaplah."Ucap naga Welang.
Barata mempersiapkan dirinya untuk menerima aliran kekuatan dari Naga Welang itu.
Sementara itu Ludira yang tidak terima karena pukulannya mampu di tepis oleh Barata sudah bersiap menyerangnya kembali.
Ludira segera mengerahkan kekuatannya,kali ini tidak tanggung tanggung, ia menggunakan kembali jurus tinjau harimau apinya tapi dengan kekuatan penuh, rupanya ia berniat untuk menghabisi Barata.
"Haii anak setan siapa nama mu sampai berani memaksa Ludira mengeluarkan seluruh kekuatannya."Tanya Pasopati.
"Aku Barata, tidak akan gentar menghadapi manusia bangsat macam kalian."Ucap Barata.
Ludira semakin marah mendengar kata-kata Barata yang terdengar sangat kasar itu baru kali ini ada orang yang berani berkata seperti itu didepannya.
"Bersiaplah untuk mati kau anak setan hiaaaatt.....!!!"
Ludira meluncur kearah Barata dengan mengirimkan jurus tinjau harimau apinya.
Melihat Ludira ingin menghabisinya Barata yang juga sudah bersiap dengan jurus cakar naganya langsung berlari menyambutnya.
"Sayang seandainya anak itu mau patuh memberikan benda itu mungkin dia masih bisa melihat hari esok."Ucap Bajra.Karena menilai Barata tidak akan sanggup untuk menahan jurus itu.
Hiaaattt.... !!! Barata dan Ludira pun saling beradu pukulan dan duuuuuaaaarr.....!!! ledakan keras mengguncang tempat itu.Barata terpental cukup jauh, begitu pula dengan Ludira ia pun terpental dan terjatuh cukup keras.
Akh... Ludira mengeluarkan darah kental dari mulutnya bertanda ia mengalami luka yang begitu parah.
"Ludira."Seru Pasopati dan Bajra segera berlari ke arahnya.
"Gawat lukanya sangat serius."Seru Bajra ketika melihat darah kental keluar dari mulutnya.
"Pasopati cepat dudukkan dia."Ucap Bajra.
"Baik kakang."Ucap Pasopati kemudian memposisikan dudukkan Ludira.
Bajra kemudian menyalurkan hawa murni ke dalam tubuhnya untuk meringankan kan lukanya.
"Kemana anak setan itu."Ucap Pasopati dengan menggeram penuh kemarahan.
"Bagaimana keadaan dia Kakang."Tanya Pasopati.
"Lukanya sangat parah cepat kita bawa dia kembali ke perguruan."Ucap Bajra.
"Lalu bagaimana dengan pemuda itu kakang."Tanya Pasopati.
"Kita urus dia lain kali,ayo cepat Kita bawa dia."Ucap Bajra.
Pasopati kemudian segera menggendong Ludira dipunggungnya.Mereka berdua langsung melesat kembali ke perguruan.
Setelah bentrokan tadi Barata langsung meninggalkan tempat itu dengan tertatih tatih.Ia merasakan sakit pada dadanya akibat bentrokan tadi itu,tapi untung tidak mengalami luka dalam.Barata terus menjauh dari tempat itu karena khawatir kalau dua orang itu mengejarnya.
Sementara itu perjalanan Niwang Sari ke desa Randu tidak menemui halangan apa pun hingga dalam waktu setengah hari saja sudah sampai di rumahnya.
Para pelayan menyambut dengan hormat kedatangan putri tunggal Pranajaya itu.
"Selamat datang di rumah nona Niwang Sari."Ucap kepala pelayan.
"Di mana ayah sekarang Paman."Tanya Niwang Sari dengan terus melangkah masuk kedalam.
"Tuan besar sedang berada di ruang tamu nona."Ucap kepala pelayan itu.
Niwang Sari bergegas ke ruang tamu untuk menemui ayahnya,karena sudah tidak sabar untuk berbicara dengannya.
Pranajaya menoleh kearah belakang begitu mendengar langkah kaki didalam ruangan itu.
"Kau sudah sampai Niwang Sari."Ucap pria separuh baya itu.
"Benar ayah aku sudah kembali."Ucap Niwang Sari.
"Duduklah."Ucap Ayahnya.
"Baik ayah."Ucap Niwang Sari kemudian duduk di kursi depan meja yang ada di ruang tamu itu.
"Bagaimana latihan mu di perguruan Harimau Api, apakah sudah ada kemajuan."Tanya Ayahnya.
"Begitulah ayah tingkat bela diri ku sudah mencapai pendekar tingkat awal tahap akhir dan sebentar lagi akan mencapai bela diri tingkat menengah ayah."Ucap Niwang Sari.
Pranajaya mengangguk angguk mendengar perkataan putrinya itu,ia tahu kalau Niwang Sari adalah seorang yang berbakat dalam olah kanuragan.