Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Jalan Jalan.
Sehingga mereka pun langsung tersenyum Ketika melihat pria tua, yang berdiri di belakang mereka.
" Opa...hehehe, kami hanya bermain," kata Aura yang segan pada opanya itu.
" Baiklah, apa opa juga boleh ikut bermain.," kata pria tua itu. Yang tidak lain tuan Fuad.
" Yey....asyik. boleh opa, kenapa tidak," kata Aura senang. Karena opa mereka jarang bisa berkumpul dengan para cucunya. Sebab tuan Fuad masih menjadi komisaris perusahaan miliknya.
" Astaga pi, awas encok ya. Umi ngak mau tahu," kata mami Aisyah tersenyum. Yang tahu suaminya itu juga pasti sangat rindu ingin bermain dengan para cucunya.
" Santai mi," kata tuan Fuad.
" Lho Albi mana, kok ngak kelihatan?" tanya mami Aisyah mencari putra bungsu putrinya
" Ade ngak ikut oma, karna tadi katanya mau nungguin papi pulang," kata Bian.
" Oh ya, apa papi kalian pulang hari ini?" tanya tuan Fuad.
" Ya opa, mami bilang papi dalam perjalan pulang tadi pagi," kata Brian.
" Ya sudah, kalo malam ini kita jalan jalan saja selepas magrib bagaimana? Tapi kalian harus mandi dulu," kata tuan Fuad
" Hah ...apa kita mau main ke time zona juga opa? Asyik... ya siap opa" teriak Bian sangat senang. Membuat opa dan Oma mereka tersenyum. Tuan Fuad yang duduk merangkul Aura dan Alan yang duduk santai di sofa. Hanya tersenyum melihat tingkah Bian dan Brian.
Disisi lain Al baru saja selesai memimpin rapat para dokter senior rumah sakit siang ini Lalu Al tersenyum pada Bee. Ketika melihat istrinya itu juga ikut rapat. Untuk mewakili para dokter jantung wanita.
" Hai ..maaf tadi belum sempat menelpon mu Bee " kata Al mendekati Bee.
" Apa kau bertemu Albi dirumah?" kata Bee sembari merapikan berkasnya.
" Ya...tapi aku hanya melihatnya dari jauh. Aku akan menjemputnya nanti. Sekalian mengantar buah untuk papi dan mami. Bukannya anak anak pulang kesana?" kata Al menarik kursi dan duduk disebelah Bee.
" Hmm...ya tadi Bee minta sopir papi untuk menjemput mereka. Sekali kali mereka harus main kesana. Biar bisa menghibur mami. Karena kak Rasyid bilang, mami sering menanyakan anak anak," kata Bee.
" Ya tidak masalah, apa kita harus menginap disana. Agar bisa berkumpul bersama. Lagi pula mumpung banyak oleh oleh yang di bawa dari Surabaya," kata Al
" Ok ngak masalah, lagi pula anak anak pasti akan senang. Biar aku ikut pulang kak Rasyid saja nanti. Jika kau masih ada urusan," kata Bee.
" Ya mungkin aku akan mengecek laporan Jack dan Bil dulu," kata Al sembari mencium pipi Bee.
" Al, ada.. " kata Bee melirik Jack dan Billy Yang sedang mengumpulkan dan melihat berkas dokter senior di meja terpisah.
" Tidak masalah, Anggap saja mereka tidak ada. Mereka juga sudah punya istri," kata Al santai sambil tersenyum.
" Ya begitulah dokter Al nona, pastinya dunia ini serasa miliknya. Apa lagi dia baru saja pulang. Pasti sangat rindu pada mu" sindir Jack tanpa menoleh kepada kedua.
" Hahaha.....biasa Jack, apa kita ini di anggap patung hidup. Padahal kita juga ingin jadi pria romantis.Tapi sayang, karna tugas dan pekerjaan jadi jarang pulang," kata Billy ikut menyindir.
Sedangkan Al hanya tersenyum bersama Bee. Memang awalnya Al terlihat dingin dan cuek.Tapi setelah cukup lama bekerja bersama Jack dan Billy. Mereka cukup dekat . Hingga sindiran dan candaan bagi mereka, sudah biasa bagi mereka setiap hari.
" Hehehe...kalian ini, sudah ayo Bee kita keruangan ku saja. Takut nanti mereka iri. Aku kangen nih," kata Al meraih tangan Bee untuk beranjak dari kursi.
" Al malu.. Ih kok ngomong begitu sih." bisik Bee pelan. Membuat Jack dan Billy menoleh pada kedua pasangan itu.
" Biarin," balas Al berbisik. Sehingga kedua bawahan Al itu memasang kuping tajam mereka karna penasaran. Membuat Bee terkekeh melihat keduanya.
" Aish kenapa bisik bisik?" tanya Jack
" Ih kepo, sana bereskan dulu pekerjaan kalian. Ayo Bee...," kata Al sembari mengandeng tangan Bee. Sedangkan Bee hanya tersenyum manis pada suaminya itu. Sambil keduanya melangkah meninggalkan ruangan rapat.
" Astaga mereka tidak berubah, selalu saja bikin orang iri," kata Jack.
" Ya...apalagi sekarang Al semakin sibuk. Tapi dia tidak pernah berubah pada Bee," kata Bil. Yang membuat semua orang di rumah sakit. Semua iri dengan pasangan dokter muda itu.
" Hmm...apa yang sedang kalian bicara kan?" kata Deni yang baru saja masuk. Berniat mengambil sesuatu yang tertinggal
" Biasa bos kita Den," kata Jack.
" Astaga, itu sudah bukan pemandangan baru lagi kan," kata Deni yang tahu pasti. Jika temannya itu membicarakan Al dan Bee yang tadi berpapasan dengannya.
" Iya lah, oh ya Den. Bagaimana dengan masalah formula baru itu?" kata Jack terlihat dengan mimik serius.
" Entahlah, itu belum di kaji ulang. Aku harus beri tahu Al dulu, sebelum kita lanjutkan. Apa dokter Ana tidak memberi tahu kalian. Untuk sementara ini, Lab harus di tutup dulu untuk sementara. Sampai minggu depan," kata Deni. Yang memikirkan tentang formula baru itu. Karna mereka menciptakan formula, namun belum ada persetujuan dari Al dan Rasyid.
" Apa ada masalah?" kata Billy menatap Jack dan Deni.
" Tidak, tapi formula belum sempurna itu Cukup berbahaya untuk di jadikan obat ," kata Deni.
" Astaga, hati hati jika bekerja. Kita bisa kehilangan karier jika salah melangkah," kata Billy menatap kearah Deni.
" Ya Bil, kami sedang menelitinya ulang Agar bisa memastikan semuanya. Agar formula itu, tidak berbahaya bagi manusia," kata Deni.Sembari membuang nafas kasar
" Ya itu harus, jangan sampai kita di tuduh menjual obat beracun," kata Billy. Karna kini Lab mereka menjadi incaran para pebisnis obat terbesar. Sekaligus menjadi incaran banyak para musuh. Sebab Lab mereka sudah beberapa kali. Membuat obat obat berkualitas tinggi. Hingga rumah sakit Al. punya nama besar. Hingga bisnis obat mereka semakin sukses.
" Ya bro...kami akan cepat menanganinya. Dan besok aku akan meminta Al untuk mengecek kualitas ulang formula itu," kata Deni sambil mengambil berkasnya.
" Bagus, itu harus sepengetahuan bos kita. Jika tidak kita akan terkena masalah. Karna hanya bos kita yang punya nama," kata Jack yang tahu. Sebab Al cukup disegani di kalangan dokter dokter senior mereka. Bahkan juga dari dokter rumah sakit lain.
**********
Bee dan Al yang berada di ruangan Al. Cukup lama bermesraan untuk melepas rindu mereka. Setelah puas dan selesai keduanya kembali bekerja seperti biasanya. Karena Al masih banyak tugas yang harus di bereskan. Apalagi seminggu berada di tanah air. Hingga pr-nya cukup banyak dan menumpuk di meja kerjanya.
" Al jangan lupa Albi," teriak Bee saat keluar dari ruangan Al dengan rambut basah yang sudah sedikit mengering.
" Ya sayang, pergilah jangan khawatir," kata Al tersenyum. Tahu pasti anak bungsunya itu sudah tidak sabar menunggunya pulang. Hingga Al pun cepat memeriksa beberapa berkas yang harus ia selesaikan hari ini. Setelah itu Al ingin menjemput Albi di rumah.
***********
Sore di dalam rumah. Albi bermain sendiri di ruang tengah. Sesekali ia melihat ke arah pintu depan, berharap papinya pulang.
" Den ayo mandi dulu. Mungkin sebentar lagi tuan dan nona pulang," kata pengasuh Albi mendekati bocah berusia 3'5 tahun itu.
" Ya tapi jangan lama," kata Albi dengan wajah datar.
" Astaga ade Abi yang tampan, rindu banget sama ya sama papi. Habis ini minum jus. Jusnya buatan bibi. Oleh oleh buah yang di bawa papi Albi," kata pengasuh Albi.
" Hmm," jawab Albi mengangguk. Karna Albi sudah tahu papinya sudah pulang. Namun papinya langsung pergi bekerja. Itu laporan dari pelayan yang di tanya Albi.
Albi pun lalu mandi dan setelah rapi ia pun duduk manis di sofa ruang tengah. Sambil menyeruput jus alpukat serta cake favoritnya
" Hmm....anak siapa ya yang pintar di rumah sendiri ya" kata sebuah suara yang membuat Albi menoleh dan ...
" Papi ....!!" teriak Albi senang yang langsung berlari kearah Al.
*****
Maaf telat update karna nyoblos dulu tadi untuk pemilihan gubernur dan bupati di Jateng.
Apa kalian lupa bagaimana jeniusnya Dok Al, cari gara gara cari penyakit saja kalian
Salut sama Albi kok kepikiran bawa kredit card maminya
Tinggal berjuang keluar dari wilayah musuh, jangan sampai ke tangkap lagi
Semoga Dok Al dan anak anak selamat semuanya
Ga sabar nunggu aksi anak anak menyelamatkan Dok Al