"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Siska berjalan mengendap, takut ada yang melihat ketika ia habis keluar dari mobil Aldo.
Di rasa aman, kemudian Siska berjalan normal seperti tak sedang terjadi apa-apa.
"Astaghfirullah.. Istri gue random banget!" Aldo tertawa tanpa henti melihat kelakuan Siska yang seperti sedang main petak umpet.
Mobil Aldo berjalan pelan untuk mengimbangi langkah Siska.
"Ya ampun.. Tuh nenek lampir mau ngapain lagi coba" Viona datang dari arah berlawanan dan sedang menuju ke Siska.
Setelah mendekat, Viona langsung menarik tangan Siska secara paksa. Membuat Aldo terkejut saat istrinya dibawa pergi oleh Viona dengan tergesa-gesa.
"Lepasin gue!" Siska meronta.
Tapi Viona tak mau mendengarkan ucapan Siska begitu aja. Ia tetap menarik tangan Siska meskipun banyak mahasiswa yang melihat aksi mereka cukup mengundang banyak pertanyaan.
"Lo budeg ya!" Dan kini sudah sampai di parkiran belakang kampus. Viona melepaskan pegangan tangannya dan mendorong Siska agak keras, sampai hampir terjatuh.
"Ngapain kita kesini? Mau lo apa?" Siska dapat menyeimbangkan tubuhnya yang hampir terjatuh.
"Gue mau lo jauhin Aldo! Ternyata lo mantan pacarnya dia? Pantes aja sok-sok an ikut campur urusan gue sama Aldo! Gue ingetin ya sama lo, Aldo itu udah jadi milik gue. Jadi, mendingan lo jauh-jauh deh!! Atau jangan-jangan Aldo jauhin gue karna terpengaruh sama lo?" Viona mendorong bahu Siska sampai terpentok ke dinding.
"Tenang dulu Vi.." Siska mencoba berbicara baik-baik.
"Nggak bisa! Jangan jadi cewek murahan loz!! Kalo udah jadi mantan ya udah terima aja, nggak usah deketin Aldo lagi. Nggak usah kegatelan sama cowok orang, dasar ja**ng!" Viona sudah meluap-luap.
Siska tak dapat membalas perkataan Viona, ia justru kasian sekali dengannya. Siska pun juga tak bisa berbuat apa-apa, mana mungkin ia menjauhi suaminya sendiri.
Sedangkan Aldo tadi memarkirkan mobilnya dahulu, ia kehilangan jejak istrinya yang dibawa pergi oleh Viona.
"Lo tau nggak, Viona dimana?" Aldo bertanya ke mahasiswa yang sedang duduk di halaman kampus.
"Nggak kak, kita belum lihat"
"Oke, makasih" Aldo lalu berlari menuju koridor fakultas ekonomi bisnis.
Disana ia melihat Raka dan Miko sedang berjalan sambil membawa beberapa dokumen.
"Do, ngapain lo pagi-pagi udah lari-larian.. " Raka terheran melihat Aldo yang berlari kecil dan mukanya sangat panik.
"Kalian ada lihat Viona nggak?"
"Kenapa emang?" Miko malah tanya balik.
"Tau nggak?!!" Aldo sedikit berteriak.
"Nggak, Do. Kita juga baru nyampe kok dan langsung ke ruang dosen" Raka yang menjawab.
"Siska di bawa Viona, tadi dia maksa Siska buat ikut sama dia. Gue kehilangan jejak mereka karna gue parkir mobil dulu" Aldo menjelaskan dengan penuh kekhawatiran.
"Tenang, Do.. Tenang" Raka mencoba menenangkan sahabatnya itu.
"Mana bisa gue tenang, sedangkan istri gue aja dalam bahaya. Kalian bisa bantuin gue nyari... "
"Kak.. Kak Aldo, itu kak Viona sama cewek nggak tau siapa namanya. Mereka lagi berantem kak, itu di parkiran belakang kampus" Seorang mahasiswa yang sepertinya adik tingkat Aldo memberi tahu jika dia melihat Viona dan Siska sedang bersiteru.
"Buruan kesana guys!!" Aldo tanpa pikir panjang langsung berlari sangat cepat.
"Oke, makasih infonya" Miko dan Raka langsung menyusul Aldo yang sudah lari lebih dulu.
Dengan perasaan cemasnya, ia takut jika Viona bertindak di luar nalar. Makanya ia harus cepat-cepat datang menyusul sang istri.
"Lo berani sama gue? Gue ini kakak tingkat lo ya! Nggak sopan lo, harusnya lo tuh kalo di bilangin baik-baik ya langsung nurut. Dasar nggak tau diri, cewek murahan!!" Viona sudah hilang kendali.
Plaaakkkk
Tamparan keras mendarat di pipi kanan Siska "Aaaaawwww" Siska merintih.
"Rasain lo! Itu hukuman buat lo kalo masih berani sama gue, dan masih deketin Aldo!"
Viona mengayunkan lagi tangan kirinya untuk memberikan tamparan di pipi yang satunya, tapi Aldo buru-buru mencekal kuat.
"Siapa nih! Lepasin nggak!!" Viona yang baru sadar jika itu Aldo langsung mengubah mimik mukanya.
"Eh, sayang.. Kamu ngapain disini?" Suaranya berubah menjadi agak manja.
"Keterlaluan lo!!" Muka Aldo sudah merah padam, ia benar-benar sudah tidak tahan dengan kelakuan Viona.
Sementara Siska masih tertunduk, ia mengeluarkan air matanya karna itu benar-benar sakit.
"Kamu nggak apa-apa?" Aldo sangat khawatir.
"Aldo.. Kamu ngapain malah nanya ke dia, dia itu mantan kamu kan? Dia udah mau ngerusak hubungan kita, dasar anak baru kurang ajar!!"
"Cukuuppp Vi!!" Aldo membentak Viona.
Raka dan Miko akhirnya sampai di parkiran belakang kampus. Mahasiswa yang melihat mereka seperti sedang menonton drama yang sangat sayang untuk di lewatkan. Cocok memang jika di buat drama Pacarku Adalah Suami Dari Musuhku.
"Ada apa Do?" Miko melihat situasinya sudah sangat panas. Ia tak pernah melihat Aldo semarah itu.
"Le, Ka.. Tolong bawa Siska ke UKK dulu. Gue mau selesaiin sama Viona" Miko dan Raka mengangguk bersama. Biarlah nanti ia akan cari tahu apa masalahnya, sekarang yang penting istri sahabatnya itu harus di obati terlebih dahulu.
"Ikut gue!!" Aldo menarik paksa tangan Viona seperti sedang menarik barang saja.
Viona sampai kehilangan keseimbangan dan sesekali ia hampir terjatuh karna tenaga Aldo sangat kuat dan cepat.
Aldo membawa Viona ke ruang sekre, karna saat ini ruangan kosong dan semuanya masih berkumpul di acara bazar.
"Aldo.. Kenapa kamu bawa aku kesini? Ah, kamu mau.." Pikiran Viona sudah terlalu jauh, padahal raut wajah Aldo sudah sangat murka.
"Gue harap ini pertama dan terakhir lo ganggu Siska!"
"Emang kenapa sih, Do? Kenapa kamu belain dia? Padahal dia itu udah ngerusak hubungan kita, gara-gara dia kan hubungan kita ini jadi renggang?"
"Cukup Vi!! Gue muak sama lo! Gue nggak suka cewek main kasar, Siska tuh nggak salah apa-apa"
"Itu biar dia sadar, sayang. Kalo dia itu udah kelewatan. Kalo berani nyentuh kepunyaanku"
"Kepunyaan lo? Maksud lo gue? Sorry Vi, gue bukan barang. Lagi pula yang lo lakuin itu udah bikin gue semakin nggak care sama lo!"
"Maksud kamu apa, Do?"
"Lo kan yang udah naruh obat perangsang ke minuman gue? Terus lo juga udah bohongin gue kalo di kos an lo ada kecoa?!"
Viona panik, pasalnya memang ia sudah sengaja menaruh obat perangsang dan menipu Aldo agar datang ke kos nya.
"Eee-eee.. iiitt-uuu, nggak seperti yang kamu pikirkan sayang.. Aku bisa jelasin" Viona memegangi lengan Aldo.
"Alah, bullshit lo!! Gue bener-bener udah nggak respect sama lo lagi, mulai sekarang kita putus!! Jangan ganggu gue!!" Aldo meninggalkan Viona yang sedang berteriak-teriak memanggil namanya.
Aldo tak menghiraukan panggilan Viona, ia sudah panik dengan keadaan Siska sekarang. Aldo berlari kencang menuju UKK untuk melihat sang istri.
Di tengah jalan, Aldo mendapat panggilan telpon dari Raka.
"Sorry, Do.. Kita udah balik ke audit dulu. Tapi lo tenang aja, Siska udah sama Anggi. Tadi, gue udah minta dia buat jagain Siska sampe lo dateng"
"Hmm.. Thank's ya Ka"
Aldo menutup telponnya dan meneruskan perjalanannya menuju ke UKK.
Sampai di UKK, Aldo mencari keberadaan sang istri. Rupanya benar, Anggi sedang ngobrol dengan Siska.
"Sis, Kak Aldo" Anggi melihat Aldo datang.
Sampai di bilik tempat Siska, Aldo melihat sang istri dengan muka sembabnya dan pipi yang memerah.
Anggi tahu diri dan beranjak untuk pamit pergi kembali ke stand.
"Sis.. Gue balik ke stand dulu ya, kasian Rendi sendirian. Lo sama kak Aldo ya, gue tinggal nggak apa-apa kan?"
"Emm.. Iya gapapa. Makasih ya Gi udah nemenin gue. Nanti gue nyusul kalo pipi gue udah agak mendingan" Anggi mengangguk dan berpamitan untuk kembali ke stand.
Di ruangan tinggal Aldo dan Siska, sementara dokter yang bertugas sedang ada rapat di luar tadi berpamitan setelah mengobati memar Siska.
Aldo duduk di kursi dan menggenggam satu tangan Siska. Sebelah tangan Siska sedang digunakan untuk memegangi kompres di pipinya.
Siska tak tega melihat raut wajah Aldo yang begitu mengkhawatirkan dirinya. Padahal kalau bisa, tadi sudah ia balas menampar balik Viona. Tapi Siska mengurungkan niatnya, biarlah Viona meluapkan emosinya. Toh, saat ini memang posisinya sudah merebut Aldo dari Viona. Meskipun itu juga bukan sepenuhnya salah Siska, tapi Siska juga tak bisa berbuat apa-apa.
NEXT...