EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Geana adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya. Ia menikah dengan seorang pria bernama Bion.
Awal pernikahan mereka baik-baik saja, kedua orang tua Bion menerima Geana dengan senang hati. Tapi sampai akhirnya, Geana melahirkan 2 buah hati yang di mana kedua anak itu cacat.
Mulai saat itu Mama mertuanya selalu menyinggungnya secara terang-terangan, bahwasanya jika ia malu punya cucu cacat.
Pada akhirnya, ia pun meminta anaknya untuk menikah dengan anak temannya yang saat itu janda anak satu.
Geana merasa sakit hati dan ia pun terpaksa memutuskan hubungan ayah kepada kedua anaknya karena dari Bion maupun keluarga besarnya tidak menyukai keberadaan kedua anaknya yang cacat itu. Geana akhirnya bertemu dengan pria lain, tapi siapa sangka jika pria itu adalah seorang pengusaha kaya dan kedua anaknya disembuhkan dan keduanya menjadi anak Genius.
Akhirnya Bion melihat kedua anaknya di TV dan su
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
...☃️☃️☃️ Happy reading ☃️☃️☃️...
...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...
Geana mengambil sisa uang yang ada di dalam tasnya, ia pun pergi berjalan kaki menuju ke rumah sakit.
"Zeky, Sayang kamu bertahan ya Mak," ucap Geana menangis.
Berharap Zeky tidak mengalami kejang di jalanan.
"Tuhan, selamat anak hamba mu ini. Tolong jangan biarkan dia kesakitan lagi," ucap Geana terus berjalan sambil meneteskan air matanya.
Geana pasang langkah kaki lebar, ingin naik ojek uangnya hanya cukup untuk berobat karena uang yang seharusnya buat jaga-jaga jika Zeky sakit di ambil oleh Bion dan diberikan kepada Lena.
Ini hanya sisa uang yang berhasil Geana simpan.
"Sayang bertahan ya, sebentar lagi kita sampai rumah sakit. Zeki anak kuat kan, bertahan ya Sayang," ucap Geana berharap dan penuh was-was.
Sedikit lagi sampai ke rumah sakit, tiba-tiba Zeky mengalami kejang-kejang.
"Dokter! Tolong anakku!" teriak Geana berlari sambil menangis.
Semua orang melihat ke arah Geana dan tiba-tiba kaki Geana terkilir membuat ia terjatuh.
"Dokter! Tolong anakku!" teriak Geana meraih kedua anaknya dan berusaha berdiri, tapi tidak bisa karena kakinya sakit sekali.
Seorang pria berlari ke arah Geana dan mengambil Zeky karena Zeky yang sangat butuh penanganan darurat dan secepatnya ia berlari masuk ke UGD.
"Dokter! Tolong anak ini cepat!" pinta pria itu.
Seorang dokter dan para perawat berlarian ke arah Zeky dan langsung di tangani.
Pria itu kembali keluar dari UGD untuk melihat Geana.
Terlihat Geana dibantu oleh orang yang sedang berobat di sana dan Zeco juga digendong oleh seorang ibu-ibu.
"Ibu tidak apa-apa?" tanya pria itu kepada Geana.
"Tidak apa-apa, tidak apa-apa," jawab Geana menggeleng cepat, padahal ia berjalan saja dalam keadaan pincang.
"Bu, berikan anak ini kepada ku," pinta pria itu kepada seorang ibu yang menggendong Zeco.
Zeco pun di beri kepada pria tersebut dan pria itu menggendongnya. Ia juga membantu memegang tangan Geana tertatih-tatih berjalan.
"Bagaimana anakku? Apa dia sudah mendapatkan penangan?" tanya Geana tak sabaran.
"Sudah, ibu yang tenang ya. Tidak perlu khawatir, dokter pasti akan membantunya," ucap pria itu menenangkan Geana agar tidak panik.
"Suster, tolong ada satu pasien lagi!" teriak Pria itu.
Suster itu berlari ke arah pria tersebut.
"Siapa yang sakit?" tanya suster itu cepat.
"Tolong ibu ini juga, kakinya terkilir," jawab pria itu.
"Sebentar ya, tunggu dokternya keluar," ucap suster itu.
"Anakku di mana?" tahya Geana secepatnya ingin melihat Zeky.
Sebuah tirai terbuka, Geana melihat Zeky dengan tangan yang sudah di infus.
"Buk, anak ibuk harus di rawat ya," ucap dokter itu.
"Iya." Agguk Geana cepat meskipun ia keberatan, keberatan karena jantak punya uang, uang yang ia bawa hanya cukup untuk obat jalan saja.
"Dokter, tolong kali ibuknya juga," ucap pria itu mengingatkan.
"Oh, iya Direktur." Dokter itu mengangguk.
Dokter itu melihat kaki Geana dan terlihat bengkak.
"Kaki ibu ini terkilir, nanti saya kasih obat untuk menghilangkan rasa nyeri dan untuk mengurangi bengkaknya ya," ucap Dokter itu berjalan menuju mejanya dan mencatat resep obatnya.
Dokter itu menuliskan tulisan obat apa saja yang diperlukan oleh Geana.
"Ini catatannya, langsung ke apotik ya Buk," ucap dokter itu.
"Tapi dokter anakku bagaimana?" tanya Geana yang masih khawatir tentang anaknya.
"Anak ibuk biar aku urus ya, ibuk pergi aja ke apotik dulu," ucap pria itu.
"Tapi …." Geana masih ragu-ragu, bagaimana ia bisa meninggalkan anaknya dengan orang asing meskipun ia terlihat baik.
Pria itu melihat Geana terdiam dan terlihat ragu-ragu itu, pria itu pun mengerti.
"Begini saja, ibuk tinggal di sini dulu, obatnya biar aku yang ambil ya," ucap pria itu mengambil catatan di kertas tersebut dari tangan Geana.
"Biar saya aja yang ambilkan Direktur," ucap dokter itu.
"Tidak apa-apa, aku saja yang ambilkan," ucap pria itu melangkahkan kakinya lebar keluar dari ruangan tersebut dan tanpa sadar ia tetap mengendong Zeco menuju ke apotik.
"Eh itu anakku …!" Geana berusaha berteriak agar Zeco jangan di bawa tapi pria itu sudah keluar dari ruangan tersebut sehingga tidak mendengar teriakan Geana.
"Tidak apa Buk, dia adalah Direktur rumah sakit ini," ucap dokter itu agar Geana tenang.
Tapi Geana malah makin panik, bagaimana mungkin Direktur rumah sakit malah mengurus dirinya yang hanya seorang pasien.
"Anu ta-tapi …." Geana sungguh tak bisa berkata-kata dan ia tetap merasa khawatir.
Dengan perlahan-lahan, Geana mendekati brankar Zeky dan memeluknya.
"Sayang kamu nggak ngerasa sakit lagi kan?" tanya Geana mengelus rambut Zeky.
Geana mencium pipi Zeky terus menerus.
Pria itu bernama Albezro, ia bukan hanya Direktur rumah sakit, ia juga CEO sebuah perusahaan besar.
...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...
...☃️☃️☃️☃️ Bersambung☃️☃️☃️☃️...