NovelToon NovelToon
Agent UnMasked

Agent UnMasked

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Roman-Angst Mafia
Popularitas:546
Nilai: 5
Nama Author: mommy JF

“Namamu ada di daftar eksekusi,” suara berat Carter menggema di saluran komunikasi.

Aiden membeku, matanya terpaku pada layar yang menampilkan foto dirinya dengan tulisan besar: TARGET: TERMINATE.

“Ini lelucon, kan?” Aiden berbisik, tapi tangannya sudah menggenggam pistol di pinggangnya.

“Bukan, Aiden. Mereka tahu segalanya. Operasi ini… ini dirancang untuk menghabisimu.”

“Siapa dalangnya?” Aiden bertanya, napasnya berat.

Carter terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Seseorang yang kau percaya. Lebih baik kau lari sekarang.”

Aiden mendengar suara langkah mendekat dari lorong. Ia segera mematikan komunikasi, melangkah mundur ke bayangan, dan mengarahkan pistolnya ke pintu.

Siapa pengkhianat itu, dan apa yang akan Aiden lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Aksara Cerdik

Keringat bercucuran di dahi Aksara ketika ia menekan tombol merah besar itu. Ruangan di laboratorium yang megah itu seketika dipenuhi suara sirine yang memekakkan telinga. Lampu merah berkedip-kedip, membuat suasana semakin kacau. Para penjaga terlihat bingung, saling memberi aba-aba, tetapi tidak ada yang benar-benar tahu harus berbuat apa.

Aksara menggunakan momen kekacauan itu untuk menyelinap keluar. Ia melompat ke belakang salah satu mesin besar, melindungi dirinya dari pandangan para penjaga. Namun, ia tahu ini hanya sementara. Sirine yang terus berbunyi akan menarik lebih banyak pasukan, dan jika ia tidak segera keluar dari sini, hidupnya benar-benar akan berakhir.

Langkahnya gesit, tetapi pikirannya bekerja lebih cepat. Ia mengamati seorang penjaga yang terjatuh akibat ledakan kecil di salah satu sudut ruangan. Dengan cepat, Aksara mendekati tubuh tak bernyawa itu dan menukar bajunya dengan seragam penjaga tersebut. Seragam hitam dengan lambang organisasi di dada kiri itu kini melekat di tubuhnya. Helm pelindung dan masker penutup wajah melengkapi penyamarannya.

“Semoga ini cukup untuk membuatku bertahan,” pikirnya.

Permainan Akal Aksara

Dengan penyamarannya, Aksara mencoba berbaur di tengah kerumunan para penjaga yang kini berlarian menuju sumber kekacauan. Ia mengikuti langkah mereka, mencoba meniru gerakan dan cara berbicara mereka. Suasana di laboratorium itu semakin mencekam. Beberapa orang dengan jelas terlihat membawa senjata yang lebih canggih, sementara yang lain tampak memindahkan dokumen dan barang-barang penting ke tempat yang lebih aman.

Namun, situasi itu tidak bertahan lama. Salah satu penjaga yang terlihat senior tiba-tiba mendapat laporan dari tim keamanan.

“Kami menemukan mayat salah satu agen lawan di area 3B!” serunya sambil memperlihatkan gambar dari kamera pengawas.

Aksara nyaris kehilangan napas saat melihat gambar itu. Agen lawan yang dimaksud ternyata adalah pria yang ia bunuh untuk menyamar. Tidak ada waktu untuk panik, ia harus berpikir cepat.

“Lacak setiap penjaga di sini! Pastikan tidak ada yang menyusup!” perintah penjaga senior itu.

Aksara segera mengambil langkah berani. Ia mendekati kelompok penjaga yang berada di dekatnya dan berpura-pura ikut memberi laporan. “Area ini sudah aman, Pak! Kami memindahkan semua dokumen ke tempat penyimpanan darurat. Tidak ada yang mencurigakan di sini,” katanya dengan nada tegas.

Namun, situasi semakin memburuk. Seorang penjaga lain melaporkan bahwa seragam yang dikenakan oleh mayat agen lawan itu sama persis dengan salah satu penjaga yang kini berada di ruangan itu.

“Ini tidak mungkin kebetulan,” gumam penjaga senior itu, matanya menyapu seluruh ruangan.

Aksara tahu bahwa posisinya sangat berbahaya. Jika ia tetap diam, ia akan tertangkap. Tetapi, jika ia bertindak gegabah, ia akan membuat semua orang curiga.

Dengan kecerdikannya, Aksara segera mengalihkan perhatian mereka. Ia menunjuk salah satu penjaga yang berdiri agak jauh. “Itu dia! Saya melihatnya berperilaku aneh tadi!” serunya dengan nada meyakinkan.

Semua mata langsung tertuju pada penjaga yang dituduh Aksara. Penjaga itu tampak kebingungan, tetapi sebelum ia sempat membela diri, para penjaga lainnya sudah mengepungnya.

“Kau tidak bisa kabur lagi!” bentak salah satu dari mereka, sambil mendorong penjaga itu ke dinding.

Aksara diam-diam menarik napas lega. Namun, ia tahu bahwa ini hanya kemenangan kecil. Ia harus segera menemukan sesuatu yang lebih penting—sesuatu yang dapat membantunya menghentikan proyek ini selamanya.

Menyusup Lebih Dalam

Setelah situasi sedikit mereda, Aksara melanjutkan penyelidikannya. Ia berhasil menemukan sebuah pintu kecil di ujung laboratorium, tersembunyi di balik panel yang tampaknya hanya dapat dibuka dengan sidik jari. Beruntung, ia masih menyimpan jari dari penjaga yang seragamnya ia curi sebelumnya.

Pintu itu terbuka, memperlihatkan lorong gelap yang menurun. Aksara melangkah masuk, merasakan udara yang semakin dingin dan lembap. Di ujung lorong, ia menemukan ruang yang lebih kecil namun penuh dengan peralatan canggih. Di salah satu meja, ia melihat tabung-tabung kaca berisi cairan merah yang sangat familiar baginya.

“Ini… darahku?” bisiknya, matanya membelalak kaget.

Darah yang ia pikir telah hancur atau hilang ternyata disimpan di sini, digunakan sebagai bagian dari eksperimen mereka. Di meja lain, ia menemukan dokumen-dokumen yang menjelaskan detail proyek Genesis.

“Ini lebih besar dari yang kupikirkan,” gumamnya sambil membaca dokumen itu. “Mereka tidak hanya menciptakan obat atau senjata biologis. Mereka mencoba menciptakan manusia baru… makhluk yang sempurna, dengan kekuatan dan daya tahan di luar batas manusia biasa.”

Aksara merasa dadanya sesak. Ia sadar bahwa dirinya adalah bagian dari eksperimen ini sejak awal. Darahnya adalah kunci dari semua ini.

Namun, sebelum ia sempat mencerna semuanya, suara langkah kaki terdengar mendekat. Ia segera mematikan lampu di ruangan itu dan bersembunyi di balik salah satu meja.

Pintu terbuka, dan dua orang masuk, berbicara dengan suara pelan namun jelas.

“Kita harus memindahkan semua ini secepatnya. Kalau mereka tahu kita kehilangan kontrol di area 3B, ini akan berakhir buruk.”

“Jangan khawatir. Semua sudah diatur. Tapi pastikan tidak ada yang menyentuh tabung-tabung itu. Darah di dalamnya lebih berharga dari emas.”

Aksara mengepalkan tangannya erat, mencoba menahan diri agar tidak gegabah. Tetapi, ia tahu waktunya hampir habis. Jika ia tidak segera bertindak, ia akan kehilangan kesempatan untuk menghancurkan proyek ini.

Perlawanan yang Menanti

Ketika kedua orang itu pergi, Aksara tahu bahwa ia hanya punya satu pilihan—menghancurkan semuanya. Ia memeriksa isi ruangan, mencoba menemukan cara untuk merusak peralatan dan dokumen di sana. Namun, sebelum ia sempat bertindak, suara alarm berbunyi lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya.

“Ada penyusup di laboratorium utama! Tutup semua akses keluar!”

Aksara menyadari bahwa waktunya habis. Ia harus bertindak sekarang atau tidak sama sekali. Namun, dengan semua penjaga yang kini bergerak ke arahnya, apakah ia bisa keluar hidup-hidup dari sini?

Bersambung...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hi semuanya, jangan lupa like dn komentarnya ya.

Terima kasih.

1
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Erik Andika: mampir di channel ku kak kalo berkenan juga
ziear: oke kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!