Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin peribahasa ini sangat cocok untuk menggambarkan kehidupan gadis ini.
Meyva Maharani Nareswari, gadis muda, cantik nan mandiri, kini tengah di hantam dengan kepahitan yang luar biasa dalam hidupnya. Kecewa yang berlipat karena melihat sang kekasih hati yang berselingkuh dengan saudari tirinya sendiri. Di tambah lagi dengan fitnah keji yang di lempar sang mantan dengan tujuan untuk membuat playing victim agar pria itu tak di salahkan dan berbalik semua kesalahan justru jatuh pada Meyva.
Di selingkuhi, di fitnah, di tikung dari belakang, di usir dan satu lagi ... harus menikah dengan seseorang yang baru dia kenal secara mendadak.
Apakah Meyva bisa melewati semuanya?
Apakah kehidupan Meyva bisa jauh lebih bahagia setelah menikah atau justru sebaliknya?
Penasaran dengan kisah kehidupan Meyva?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
❤️ Happy Reading ❤️
Setelah apa yang terjadi di rumahnya, disinilah Meyva saat ini.
"Mam, sebenarnya ada apa?" tanya Dave saat baru masuk kedalam rumah kedua orangtuanya.
Mamanya menelpon dirinya dengan suara yang panik dan memintanya untuk segera datang tanpa menunggu jawaban apa yang di berikan sang putra, langsung saja sambungan ponselnya di matikan begitu saja. Hal itu tentu saja membuat Dave merasa penasaran sekaligus ikut panik dengan menerka-nerka sebenarnya ada kejadian apa di kediaman orangtuanya. "Dave sampai membatalkan meeting loh ini." sambung Dave.
"Meyva Dave." kata mama Lira yang membuat Dave mengernyitkan dahinya. Dalam benaknya saat ini berputar pertanyaan, kenapa mamanya itu malah menyinggung nama Meyva, kekasih pura-puranya ... apakah mamanya itu sudah mengetahui yang sebenarnya, tapi mana mungkin karena kesepakatan tentang hubungannya dengan Meyva tak ada yang mengetahui, kecuali antara dia atau Meyva ada yang membocorkannya.
"Ish Dave, kok kamu malah bengong sih." sentak mama Lira yang melihat putranya itu malah seperti orang melamun.
"Eh maaf mam." ucap Dave. "Meyva kenapa mam?" tanya Dave.
"Meyva pingsan Dave." jawab mama Lira.
"Hah." beo Dave.
"Iya Meyva pingsan, tadi mama dari arisan, eh lihat Meyva hujan-hujanan di jalan, kayaknya mobilnya mogok begitu mau pak Sapri samperin tiba-tiba Meyva pingsan." cerita mama Lira. "Tapi matanya kelihatan bengkak banget Dave, kayak habis nangis lama." sambungnya yang memberi tahu bagaimana keadaan Meyva. "Kalian ada masalah Dave? Kamu yang buat Meyva nangis?" tanya mama Lira beruntung.
"Mama kok nuduh Dave." sahut Dave yang merasa tak terima karena memang sejak pulang semalam dari rumah ini, Dave dan Meyva belum berhubungan kembali, mau ketemu langsung ataupun via telpon dan chat. "Dave gak tau apa-apa mam." sambungnya.
"Nyonya, ada dokter Naya." kata seorang art yang menghampiri mama Lira, juga Dave dan ada juga papa Delon di sana plus Reta yang memang semalam menginap di sana bersama suaminya.
"Suruh masuk Bi." sahut mama Lira.
"Selamat sore." sapa dokter Naya.
"Sore dok, mari dok saya antar ke kamar untuk memeriksa seseorang." kata mama Lira yang langsung mengajak dokter Naya ke kamar dimana Meyva berada.
Dokter Naya pun langsung memeriksa keadaan Meyva yang tergeletak di ranjang dalam keadaan masih belum sadarkan diri.
"Bagaimana dok?" tanya mama Lira yang merasa tidak sabar, begitu melihat dokter selesai memeriksa.
"Hem kalau boleh tau ini siapa nyonya?" tanyanya yang merasa penasaran dengan sosok Meyva.
Dokter Naya adalah dokter pribadi keluarga Anderson yang khusus menangani kalau para wanita keluarga itu ada yang sakit.
Sekedar informasi, ada dua dokter keluarga yang menangani keluarga mereka, dokter Naya dan dokter Andre yang khusus di datangkan kalau yang sakit para pria.
"Oh dia itu calon menantu keluarga ini dok, kekasih dari Dave." jawab mama Lira. "Jadi bagaimana keadaannya?" tanya mama Lira lagi.
"Sepertinya nona terlihat seperti sedang dalam keadaan stres atau tertekan dan sepertinya beliau juga belum makan nyonya, di tambah lagi tubuhnya juga sedikit demam." papar dokter Naya.
"Tadi dia sempat kehujanan dok, apa itu yang menyebabkan dia demam?" tanya mama Lira kembali.
"Sepertinya iya nyonya." jawab dokter Naya. "Ini ada resep obat sekaligus multivitamin yang bisa di tebus di apotek." sambungnya sambil memerahkan secarik kertas yang bertuliskan resep obat.
Begitu dokter Naya pulang, tanpa membuang waktu ... Mama Lira langsung meminta pak Sapri untuk ke apotek menebus obat untuk Meyva.
"Wah pada ngumpul ni, ada apa?" tanya Daniel yang baru pulang dari kerja.
"Mama nemuin kak Meyva pingsan di jalan." jawab sang istri, Reta. "Dokter Naya baru aja pulang." sambungnya lagi.
"Wah parah lo kak, bikin anak orang pingsan." kata Daniel pada kakaknya.
Maksudnya sedikit bercanda agar tak begitu tegang, eh malah dapat pelototan dari mata tajam Dave.
"Daniel." tegur mama Lira.
"Sorry mam, bercanda." kata Daniel.
❤️
Mereka semua menunggu di kamar sampai Meyva sadarkan diri. Mereka benar-benar perduli dengan wanita yang akan menjadi bagian keluarga mereka.
"Eugh ... ish." lenguh Meyva dan sedikit meringis ketika merasakan kepalanya begitu pusing. Mau membuka mata saja rasanya begitu sangat berat sekali.
"Mey, nak." kata mama Lira yang langsung mendekat ke arah Meyva, begitu pula Dave dan yang lainnya.
Entah kenapa melihat kondisi Meyva yang seperti ini membuat hati Dave terasa sakit. Tanpa buang waktu, Dave meraih sebelah tangan Meyva dan menggenggamnya.
"Aku dimana?" saat Meyva baru membuka mata, walau belum sepenuhnya.
"Kamu ada di rumah kami nak." kata mama Lira.
"Tante, Dave." lirih Meyva saat melihat sosok wanita paruh baya yang sedikit membungkuk dengan tangan terulur mengelus surai kepala Meyva. Meyva juga menjatuhkan pandangan pada orang yang duduk sambil menggenggam tangannya.
"Iya ini kami." sahut mama Lira dengan suara yang lembut.
"Kenapa bisa seperti ini?" tanya Dave.
"Aku ... " lirih Meyva yang sedetik kemudian air matanya malah meleleh begitu saja.
"Shut ... sudah, nanti saja ceritanya." kata mama Lira yang seperti merasakan akan kesedihan yang Meyva rasakan. "Sekarang kamu makan dulu ya dan minum obatnya." sambung mama Lira.
"Mam, ayo kita bersih-bersih dulu." ajak papa Delon. "Kamu juga Niel." katanya lagi.
Mereka pun semua akhirnya keluar dari kamar menyisakan Dave juga Meyva. Papa Delon cuma ingin memberikan waktu untuk mereka berdua, siapa tau kalau hanya berdua ... Meyva mau menceritakan apa yang dia alami.
❤️
"Makan dulu ya, aku suapi." kata Dave sambil mengambil semangkuk bubur yang sudah berada di nakas.
Dengan telaten pria itu menyuapi Meyva hingga bubur habis hampir separuh, padahal biasanya mana pria itu peduli dengan orang lain sampai segininya.
"Gak mau ceria sama aku?" tanya Dave begitu Meyva menelan obatnya. "Aku ini kekasih kamu loh, ya walaupun dalam konteks ... " kata Dave yang tak melanjutkan kalimatnya.
''Kalau kamu diam dan tak cerita, bagaimana aku bisa tau masalah kamu? Apa kamu gak ingin membalas orang-orang yang sudah bikin kamu kayak gini?" kata Dave lagi.
"Dave, aku ... aku ...." lirih Meyva yang kembali menangis. Rasanya hatinya terasa sangat sakit bila mengingat apa yang terjadi tadi.
"Siapa yang melakukan ini?" tanya Dave dengan tangan menyentuh pipi Meyva yang masih terlihat merah meskipun sudah sedikit samar. "Siapa yang menamparmu?" tanyanya lagi.
"Ayah." jawab Meyva dengan lirih dan kepala yang tertunduk.
"Kenapa?" tanya Dave yang ingin tau lebih banyak lagi.
"Aku ... aku ...hiks ... hiks ... aku di usir dari rumah Dave ... hiks ... hiks." kata Meyva.
Dave langsung merengkuh tubuh ringkih itu dalam pelukannya.
"It's oke, ada aku." bisik Dave dengan salah satu tangan yang mengelus punggung Meyva agar gadis itu sedikit lebih tenang.