Dalam dunia sepak bola yang penuh persaingan, cinta tak terduga mekar. Caka Alvias, bintang tim Warriors FC yang tampan dan populer terjebak dalam perasaan terlarang untuk Bulan Nameera, asisten pelatih nya, yang terkenal tegas dan tangguh. Namun, konflik masa lalu dan juga tekanan karir mengancam untuk menghancurkan cinta mereka. Apakah cinta mereka bisa bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjelyy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jam baru
Di meja makan Caka masih merasa terkejut dan malu, tapi Bulan langsung tersenyum dan mengalihkan topik.
"Hey, aku sudah memasak makan malam untukmu! Pasta favoritmu," kata Bulan sambil menunjuk ke arah meja makan.
"Kamu tau dari mana?" tanya Caka
"Dari Debi mas," ujar Debi menjawab
Caka terpaku, mata tergenang air mata. Rasanya seperti dibawa kembali ke masa saat bersama ibunya. "Bulan, ini... rasanya sama seperti masakan Ibu," katanya dengan suara tergugah.
Bulan tersenyum lembut. "Aku belajar dari internet. Aku ingin kamu merasa nyaman dan tidak kesepian."
Caka mengambil napas dalam, menghargai kebaikan Bulan. "Terima kasih, Bulan."
Ayah Caka masuk ke ruang makan, tersenyum hangat. "Hmm, pasta favoritku! Bulan, kamu memang koki ulung!"
semuanya tertawa bersama.
***
Setelah selesai makan, Ayah Caka berkata, "Caka, anterin Bulan pulang, ya. Sudah malam, takutnya dia kecapean."
Caka mengangguk. "Siap, Ayah. Aku anterin Bulan."
Bulan tersenyum.
Mereka berdua berpamitan dengan Ayah Caka, lalu berangkat menuju mobil.
Caka tersenyum. "Bulan, mau nggak nongkrong di cafe dulu? Lagi ada waktu sebelum kamu pulang."
Bulan mengangguk. "Oke, boleh. Tapi tidak lama, ya. Aku harus pulang cepat."
Caka senyum. "Siap, kita cuma sebentar saja."
Mereka berdua memilih cafe yang nyaman dan berada di dekat rumah Bulan. Sambil menunggu pesanan, mereka berbincang tentang hari ini.
Caka cerita tentang pertemuan dengan Lisa. Bulan mendengarkan dengan saksama.
"Jadi kamu masih cinta Lisa tau tidak?" Bulan bertanya lembut.
Caka terdiam, memandang ke luar jendela. "Aku tidak tahu, Bulan. Aku masih bingung."
Bulan menatap Caka dengan penuh perhatian. "Apa yang membuat kamu bingung?."
Caka menghela napas dalam-dalam. "Entah lah mungkin masih , tapi dia ingin putus. Aku tidak mengerti mengapa."
Bulan mengangguk. "Mungkin Lisa memiliki alasan sendiri. Kamu harus berbicara dengannya lagi, Caka."
Caka menggelengkan kepala. "Aku sudah mencoba, Bulan. Dia tidak mau berbicara tentang itu lagi."
Bulan memikirkan sesaat. "Mungkin kamu perlu memberi waktu dan ruang bagi Lisa. Jangan menyerah, Caka."
Sementara itu, barista datang dengan pesanan mereka. "Pesanan kalian sudah siap!"
Caka dan Bulan menerima pesanan mereka dan memulai percakapan ringan sambil menikmati minuman.
Tiba-tiba saja telpon milik Caka berdering
Caka terkejut saat ponselnya berdering. Dia melihat layar dan tersenyum.
"Bulan, aku harus angkat. Ini dari Pelatih Andi," kata Caka sambil menjawab panggilan.
Bulan mengangguk dan kembali minum kopinya, menunggu Caka selesai berbicara.
Caka berbicara dengan Pelatih Andi, wajahnya bersemangat. "Ya, Pak! Aku siap! Kapan latihan dimulai?"
Bulan penasaran, mendekatkan telinganya untuk mendengar percakapan.
Caka menutup telepon, tersenyum lebar. "Aku dipanggil latihan di tim sepak bola kota! Ini kesempatan emas!"
"Wah bagus dong!"
Caka memandang tangan Bulan dengan rasa penasaran. "Bulan, kamu tidak pakai jam tangan atau gelang? Kamu biasanya suka mengenakan aksesoris cantik."
Bulan tersenyum ringan. "Aku ingin sesimpel mungkin hari ini."
Caka mengeluarkan kotak kecil dari sakunya dan membuka tutupnya, mengungkapkan jam tangan elegan.
"Untuk mu. Sebagai ganti jam tangan mu waktu itu ," kata Caka dengan senyum hangat.
Bulan terkejut, mata berbinar. "Bagus banget! Aku gak bisa menerima..."
Caka memotong pembicaraan Bulan. "Gak ada alasan untuk menolak, Bulan."
Caka berdiri dan tersenyum kepada Bulan. "Aku izin dulu, ya. Ke toilet."
Bulan mengangguk dan tersenyum.
Caka berjalan menuju toilet, meninggalkan Bulan sendirian dengan jam tangan baru di tangannya.
Mereka berdua keluar cafe dan menuju mobil. Caka membuka pintu mobil untuk Bulan.
Caka tersenyum.
Mereka berdua berangkat, menikmati malam yang tenang.