Memiliki Kakak tiri dengan segudang pesonanya membuat Neira berperang dengan perasaannya.!
Bagaimana bisa Neira harus menahan dirinya untuk tidak menyukai Kakak tirinya dengan semua perhatian yang dia dapatkan juga semua perlakuan manis darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan
Sesuai dengan obrolan jika pernikahan akan di lakukan Minggu ini semua persiapan sudah matang bahkan di lakukan di salah satu Hotel milik Almer.
Semua persiapan telah selesai di lakukan dan hanya tinggal menunggu Acara utama saja.
Bahkan Neira tampak cantik dengan balutan gaun bernuansa abu muda dengan rambut yang di Curly dan tidak ketinggalan poni yang menggantung membuatnya terlihat imut nan cantik.
Gevan yang juga sudah bersiap dengan Jas berwarna Abu dengan balutan kemeja berwarna putih dengan celana jeans hitamnya.
Bahkan sahabat dekat mereka pun tampak hadir di sana.
"Gila Nei, ini sih mewah banget" Bisik Widi melihat dekorasi juga pesta yang pasti sangat mewah.
"Gak usah norak, lagian Lo tau gimana Mama Widia udah cantik pinter pula pasti lah dapet suami tajir." Sembur Mika
"Bener juga."
Neira yang mendengarnya pun hanya menggeleng.
"Nei" Panggil seseorang membuat Mereka menoleh.
"Ya Kak."
"Lo di cariin Mama" Ucap Gevan membuat Neira mengangguk.
"Guys, gue tinggal dulu ya."
"Oh oke."
"Gila, tadi itu Kakak Tiri Neira? sumpah ganteng parah."
"Lo bener, mirip-mirip Oppa yang sering kita tonton."
Mereka mengagumi ketampanan Gevan yang memang begitu mempesona malam ini.
Neira masuk ke dalam ruangan dimana Widia baru saja selesai di rias.
"Mama, Cantik banget" Ucap Neira tersenyum
"Kamu tuh apa sih, gak usah godain Mama."
"Beneran Ma, Pantas Papa Almer jatuh cinta sama Mama."
Baik Gevan ataupun Neira memang sudah mengubah panggilan mereka kepada Almer ataupun Widia.
"Sebentar lagi acara di mulai, Mama mau keluar?"
Widia mengangguk dan mereka berjalan keluar.
Semua orang terpana dengan kecantikan Widia hari ini, begitupun dengan Almer yang menatap takjub kepada perempuan yang baru 5 menit SAH menjadi istrinya.
Almer begitu lancar dan juga lantang mengucapkan Ijab Qabul nya.
Widia kini berdiri di samping Almer.
Neira memberikan cincin untuk mereka, dan setelahnya Widia mencium punggung tangan Almer dan di balas kecupan di keningnya.
Acara demi acara terus berjalan lancar, hingga kini semua tamu sedang menikmati hidangan.
Banyak kalangan pebisnis yang datang karena memang Almer yang juga seorang pengusaha. Semua mengucapkan selamat untuk pernikahan mereka.
Sementara Gevan bersama teman-teman berada di salah satu meja dengan beberapa makanan di sana. Gevan tampak merunduk menatap ponselnya. Entahlah sedari tadi dia terus sibuk dengan benda canggih itu.
"Wait Ge, mana Adik tiri Lo." Ucap Panji membuat Gevan mengerutkan keningnya.
"Yoi Ge, adik Lo cantik parah gila." Lanjut Romi membuat Gevan menatap mereka.
"Boleh kan gue deketin, tapi nanti Lo jadi Kakak gue." Lanjut Panji yang semakin ngarep.
Alvar sendiri hanya menggeleng dengan menikmati makanannya.
Gevan sendiri tanpa sengaja menatap Neira yang tengah asik mengobrol bersama teman-temannya.
Baik Neira ataupun Gevan memang hanya mengundang sahabat dekat mereka.
"Maaf Non, Nyonya panggil Nona." Ucap Salma asisten Widia.
"Bentar ya guys."
Neira berjalan naik ke atas panggung dimana Widia duduk sendiri di sana.
"Mama panggil Neira, kenapa Ma?"
"Gapapa Sayang, temani Mama di sini."
"Loh memangnya Papa Almer kemana Ma."
"Tuh di sana, lagi ngobrol sama Koleganya."
Neira mengangguk dan duduk di samping Widia.
Beberapa tamu mengucapkan selama, Neira tampak tersenyum dan menyambut mereka yang juga memuji kecantikannya.
"Loh ada Neira di sini."
"Iya Pa, Mama minta temenin tadi."
"Iya gapapa sayang, kamu di sini saja sama Papa Mama."
"Lah tapi Pa."
Belum sempat menjawabnya, lagi lagi banyak tamu yang mengucapkan selamat untuk mereka.
"Loh gadis cantik ini siapa?" Ucap salah satu dari mereka.
"Ini Putri bungsu saya."
"Sayang ini Teman Papa Nak."
"Neira Om."
"Kamu imut banget Nak, Masih SMP ya?"
"Engga Om, Neira udah kelas 12"
"Oh Maaf-maaf Om kira masih SMP."
"Gapapa Om."
Neira tersenyum.
walaupun sebenarnya dia kesal karena selalu saja dia dianggap masih anak SMP.
Apa karena tubuhnya yang mungil juga wajah imutnya.
"Hei mukanya gak boleh kesal gitu." Ucap Widia mengusap wajah cantik Putri nya.
"Gak Mama"
Almer tersenyum dan mengusap pucuk rambut gadis yang kini sudah menjadi putrinya.
Acara sudah selesai, semua tamu undangan pun sudah mulai pamit begitu pun dengan teman-teman Neira yang akan pamit.
"Om, Tante selamat ya.
Sakinah mawadah warahmah, Langgeng pernikahannya." Ucap Wika
"Makasih ya sayang."
"Sama-sama Tan, kamu permisi dulu ya Om tante."
"Kalian hati-hati ya." Ucap Almer ramah.
"Iya Om."
"Nei, kita balik dulu ya."
"Hati-hati guys."
Neira tersenyum dan menatap kedua sahabatnya yang datang.
Sebenarnya ada satu sahabat Neira lagi, namun setelah kejadian malam itu dimana ternyata Alex kekasih berselingkuh dengan Elisa sahabatnya membuat hubungan persahabatan Neira dan juga Elisa renggang.
"Pa, Ma, teman-teman Gevan mau pada pamit."
Alvar, Panji juga Miko berjalan menghampiri dan mencium punggung tangan mereka.
"Selamat ya Om, semoga pernikahannya langgeng sampai Kakak nenek. "
"Terima kasih Panji, terima kasih sudah pada datang" Ucap Almer yang memang sudah dekat dengan mereka.
"Tante, selamat ya."
"Makasih ya sudah mau datang."
"Sama-sama Tante."
"Ge, kita cabut."
Gevan mengangguk dan berdiri di samping Neira yang malah duduk karena kelelahan.
"Kenapa capek?" Ucap Almer mengusap pucuk rambut Neira yang hanya di balas Anggukan.
"Ya sudah kamu istirahat, Mau pulang ke Rumah atau menginap di Hotel?" Tawar Almer karena memang sudah larut.
"Pulang aja Pa,."
"Ya sudah kita pulang ke rumah Papa."
"Loh kok,-
"Iya sayang, Maaf Mama lupa bilang kalau kita akan tinggal di rumah Papa."
"Tapi Ma baju-baju Neira?"
"Orang suruhan Papa sudah mengurusnya, lagian kalau belum di ambil Papa sudah siapin baju buat putri Papa di rumah."
"Iya sih Pa, cuma seragam Neira gimana? besok kan Neira udah mulai sekolah."
"Papa bisa suruh orang ambil sayang, atau besok kamu ijin dulu ya."
Neira mengangguk dan mereka berjalan keluar.
Satu buah mobil pengantin sudah siap di luar hotel yang akan mengantar Pengantin baru sampai di rumah.
"Papa Mama hati-hati" Ucap Neira saat mereka sudah masuk mobil.
Gevan berdiri di samping Neira dan menatap mobil yang melaju keluar.
"Yuk"Ajaknya membuat Neira menoleh.
Gevan berjalan menuju motor sport miliknya membuat Neira membulatkan matanya.
Bagaimana dengannya, masa memakai gaun juga high heel tapi mereka naik motor dan satu lagi motor Gevan Tinggai bagaimana bisa dia naik.
"Naik." Ucap Gevan saat Neira masih diam
"Kak, gimana aku naiknya terus aku pakai heels juga."
Gevan lupa jika saat ini Neira hanya memakai gaun bahkan bisa saja masuk angin karena angin malam.
Dia pun melepas jasnya dan memberikannya.
"Pakai"
"Terus Kaka?"
"Udah Pakai, terus Lo pegangan bahu gue buat naik."
Neira mengangguk dan setelah memakai jas Gevan dia naik dengan tangan memegang bahu Gevan.
Setelah memastikan Neira duduk dengan Benar Gevan melajukan motornya.
Bukan dengan kecepatan tinggi saat hanya dirinya sendiri , namun kali ini Gevan melaju dengan kecepatan sedang karena adanya Neira di belakang.
semangat untuk karya novel lainya dan ehem jangan Lupa thor EXTRA PARTNYA YAA