Hanin, gadis yatim piatu tak berpendidikan tiba-tiba di jodohkan dengan seorang Pria mapan. Awal nya semua mengira calon Hanin adalah Pria miskin. Namun siapa sangka, mereka adalah orang kaya.
Hanin begitu di sayang oleh mertua dan juga ipar nya.
Tidak ada siapa pun yang boleh menyakiti Hanin. Tanpa mereka sadari, Hanin menyimpan rahasia di masa lalu nya.
Yang penasaran, cus langsung meluncur. Baca nya jangan di loncat ya. Nanti Author ya nggak semangat nulis.
Selamat membaca, ☺️☺️☺️☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Hari-hari Hanin menjadi semakin ceria. Berkumpul nya Hanin dan keluarga nya yang lain, membuat Hanin tidak berhenti tersenyum.
Walaupun memiliki seorang nenek kakek yang sangat kaya, tapi ia tetap tinggal di rumah keluarga Abian, karena memang saat itu ia dan Abian Sudahlah menikah .
Hanin juga mengikuti ujian untuk mendapatkan ijazah SMP dan juga SMA nya. Semua jenis kegiatan ia ikuti untuk mendapat kan apa yang tidak ia dapatkan selama ini.
Hanin begitu pintar dan cepat belajar. Apalagi selama ini, ia selalu menjaga hafalan nya. Jadi, otak nya sudah terbiasa untuk mengingat.
Hingga malam itu, Hanin benar-benar tertidur di kamar dan tidak menyadari jika suami nya pulang.
Abian yang melihat Hanin, merasa kasihan pada istri nya itu.
"Hanin, seandainya ada yang bisa Abang bantu untuk meringankan beban mu. Tapi, percayalah, kalau semua usaha Hanin saat ini akan berbuah dan Hanin akan memetik hasil nya di kemudian hari." Ucap Abian saat itu.
Tangan Abian membelai lembut rambut Hanin yang terurai. Seperti nya Hanin bahkan belum sempat mengganti pakaian nya.
Hingga tiba-tiba saja,,,,
" Bang Abi,,, mau ke mana." Ucap Hanin dan tiba-tiba saja ia menarik tangan suami nya itu.
Abi bahkan tidak berisap dan langsung jatuh ke atas Hanin.
Aw...
"Hanin, kamu kenapa?" Tanya Abian saat mendengar suara Hanin.
"Bang Abi, kenapa Bang Abi tidur di atas Hanin. Kan di sebelah masih luas. Hanin nggak kuat menahan nya."
"Tapi, bukan nya tadi kamu yang narik Abang."
"Hanin narik Abang? Abang jangan bercanda. Hanin dari tadi tidur. Dan terbangun saat Abang ada di atas Hanin." Ucap Hanin sambil menguap lalu mengucek mata nya.
"Apa Hanin mengigau? Tadi Hanin juga narik tangan Abang sambil ngomong sesuatu."
"Apakah begitu? Berarti memang benar Hanin ngigau. Hehe. Yaudah. Yuk kita tidur lagi. Hanin masih ngantuk." Ucap nya dan akan kembali tidur.
"Eh, ganti baju dulu. Nanti susah kalau mau tidur seperti itu."
"Apa nya yang susah? Kan cuma mau tidur. Emang nya Bang Abi mau ngapain?"
"Nggak ngapa ngapain sih. Cuma kan nggak nyaman pasti tidur dengan pakaian tertutup seperti itu."
"Nggak apa deh. Malam ini aja. Hanin udah nggak sanggup lagi. Tapi, kalau Abang mau bantuin, nggak apa. Hanin udah ngantuk."
Abian yang kasihan pun membantu Hanin mengganti pakaian nya. Walaupun ada sedikit pikiran buruk, tapi kan nggak apa. Mereka juga sudah menjadi suami istri.
Pakaian atas sudah aman. Kini giliran yang dibawah. Juga sudah aman. Ah,, entah berapa lapis pakaian Hanin yang harus di buka oleh suami nya itu.
"Hanin, kok pakaian nya berlapis? Kayak kue lapis aja." Ucap Abian asal.
"Bang Abi. Hanin mau kue lapis. Kayak nya enak di makan di jam segini."
"Hah! Kami udah kayak orang ngidam aja mau kue lapis di jam segini."
"Orang ngidam itu apa?" Tanya Hanin.
"Nggak usah pura-pura nggak tahu. Ngidam itu orang hamil."
"Ooh gitu. Yaudah, Bang Abi. Hanin kepengen Hamil. Apa boleh?"
"Apa? Tadi kata nya mau tidur. Trus mau kue lapis. Dan sekarang malah mau hamil."
"Ya tadi Bang Abi bilang Hanin kayak orang ngidam."
"Ya emang betul begitu. Kan biasa nya, cuma orang ngidam yang punya keinginan aneh di malam hari." Ucap Abian lagi.
"Kalau begitu. Bang Abi, ayo buat Hanin hamil. Supaya Hanin bisa ngidam setiap malam." Ucap Hanin sambil tersenyum manis.
Dan Abi,, jantung nya tidak bisa di ajak kompromi lagi.